Bom Meledak di Makassar, Ini Bahayanya menurut Rocky Gerung
Senin, 29 Maret 2021 - 17:30 WIB
JAKARTA - Rocky Gerung mengutuk aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021). Apa pun motifnya, masyarakat akan selalu memandang kekerasan sebagai tindakan yang tidak berguna bagi agama, kemanusiaan, juga demokrasi.
Tetapi sebagai pengamat politik, Rocky membaca bahwa masyarakat menyimpan kecurigaan peristiwa tersebut. ”Masyarakat selalu memiliki fantasi bahwa setiap ada upaya untuk membongkar kejahatan selalu timbul kejahatan baru,” kata Rocky dalam video yang saluran youtube miliknya, dikutip Senin (29/3/2021).
Menurut Rocky, bom Makassar jelas sebuah problem. Sebab memang ada orang atau kelompok yang memang berniat menghasilkan kekerasan untuk memaksakan kepentingan politik. Namun sejatinya bukan bom itu sendiri masalah utamanya.
”Publik lebih cerdas melihat lapisan di belakangnya. Kenapa pas hari Minggu? Kenapa pas sidang Habib Rizieq? Kenapa juga setelah Moeldoko menyampaikan pernyataan soal terorisme. Mahfud MD sebulan lalu sudah menyampaikan perlunya stabilitas,” tutur mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu.
Rocky menilai pernyataan Mahfud mengindikasikan bahwa gelagat bakal terjadinya tindak kekerasan telah diketahui pemerintah. ”Kan artinya kekuasaan tahu itu, kalau sudah tahu kenapa tidak dicegah? Bukan setelah terjadi lalu sibuk mencari keterangan,” kata dia.
Karena itu, Rocky memahami apa yang berkecamuk dalam kepala sebagian masyarakat mengenai bom Makassar. Munculnya kecurigaan atas peristiwa tersebut dinilainya sebagai sesuatu yang wajar.
”Bagi kita yang berupaya melihat bangsa ini bertumbuh justru mencurigai dan kecurigaan itu sah. Karena ada kait mengkait sehingga akhirnya terbaca, mozaik itu mulai tersambung. Ini yang berbahaya sebenarnya,” ujar Rocky.
Kenapa berbahaya? Menurut Rocky, sekali publik tidak percaya soal peristiwa kekerasan di Makassar dan menganggapnya sebagai rekayasa, maka seluruh keterangan pemerintah akhirnya tidak bisa menentramkan masyarakat.
”Ada semacam pancing memancing untuk menutupi isu yang sedang berlangsung hari-hari ini, misalnya soal Habib Rizieq. Ada upaya untuk membenturkan kembali soal agama. Dengan peralatan negara yang lengkap mulai informasi, intelijen, kenapa tidak dilakukan pencegahan? Itu sebenarnya yang menjadi tanda tanya besar publik?” kata Rocky.
Tetapi sebagai pengamat politik, Rocky membaca bahwa masyarakat menyimpan kecurigaan peristiwa tersebut. ”Masyarakat selalu memiliki fantasi bahwa setiap ada upaya untuk membongkar kejahatan selalu timbul kejahatan baru,” kata Rocky dalam video yang saluran youtube miliknya, dikutip Senin (29/3/2021).
Baca Juga
Menurut Rocky, bom Makassar jelas sebuah problem. Sebab memang ada orang atau kelompok yang memang berniat menghasilkan kekerasan untuk memaksakan kepentingan politik. Namun sejatinya bukan bom itu sendiri masalah utamanya.
”Publik lebih cerdas melihat lapisan di belakangnya. Kenapa pas hari Minggu? Kenapa pas sidang Habib Rizieq? Kenapa juga setelah Moeldoko menyampaikan pernyataan soal terorisme. Mahfud MD sebulan lalu sudah menyampaikan perlunya stabilitas,” tutur mantan dosen filsafat Universitas Indonesia itu.
Rocky menilai pernyataan Mahfud mengindikasikan bahwa gelagat bakal terjadinya tindak kekerasan telah diketahui pemerintah. ”Kan artinya kekuasaan tahu itu, kalau sudah tahu kenapa tidak dicegah? Bukan setelah terjadi lalu sibuk mencari keterangan,” kata dia.
Karena itu, Rocky memahami apa yang berkecamuk dalam kepala sebagian masyarakat mengenai bom Makassar. Munculnya kecurigaan atas peristiwa tersebut dinilainya sebagai sesuatu yang wajar.
”Bagi kita yang berupaya melihat bangsa ini bertumbuh justru mencurigai dan kecurigaan itu sah. Karena ada kait mengkait sehingga akhirnya terbaca, mozaik itu mulai tersambung. Ini yang berbahaya sebenarnya,” ujar Rocky.
Kenapa berbahaya? Menurut Rocky, sekali publik tidak percaya soal peristiwa kekerasan di Makassar dan menganggapnya sebagai rekayasa, maka seluruh keterangan pemerintah akhirnya tidak bisa menentramkan masyarakat.
”Ada semacam pancing memancing untuk menutupi isu yang sedang berlangsung hari-hari ini, misalnya soal Habib Rizieq. Ada upaya untuk membenturkan kembali soal agama. Dengan peralatan negara yang lengkap mulai informasi, intelijen, kenapa tidak dilakukan pencegahan? Itu sebenarnya yang menjadi tanda tanya besar publik?” kata Rocky.
(muh)
tulis komentar anda