Eijkman: Pembuatan Vaksin Merah Putih Tidak Terganggu Setelah B117 Terdeteksi di Indonesia
Jum'at, 12 Maret 2021 - 18:05 WIB
JAKARTA - Kepala Lembaga Biologi Molekuler ( LBM) Eijkman , Amin Soebandrio menegaskan bahwa pembuatan vaksin Merah Putih tidak terganggu setelah varian B117 dari mutasi COVID-19 dari Inggris ditemukan di Indonesia.
Amin pun menegaskan bahwa vaksin merah putih masih menggunakan virus COVID-19 yang terdeteksi di awal kemunculannya di Indonesia pada awal bulan Maret lalu.
“Saat ini karena belum ada rekomendasi untuk mengubah atau menyesuaikan vaksin, kami tetap menggunakan virus yang diisolasi di Indonesia pada awal-awal, pada bulan Maret yang lalu,” ujarnya dalam dialog Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia secara virtual, Jumat (12/3/2021).
Namun, kata Amin, pihaknya akan menyesuaikan dalam pembuatan vaksin Merah Putih jika ada rekomendasi dari dunia internasional untuk menyesuaikan dengan varian mutasi virus yang saat ini sedang berkembang.
“Tetapi apabila memang secara internasional ada rekomendasi bahwa vaksin itu harus disesuaikan dengan virus yang bersirkulasi maka kita tentu harus menyesuaikan ya,” kata Amin.
Amin pun menegaskan bahwa varian B117 belum mendominasi kasus di Indonesia. Sehingga, vaksin Merah Putih masih tetap pada jalur yang telah ditetapkan dalam pembuatannya.
“Tapi saat ini kita masih melihat bahwa varian-varian baru itu atau mutan baru itu belum mendominasi virus yang di Indonesia. Itu perlunya studi-studi pasti akan terus dilanjutkan,” tegasnya.
Diketahui, saat ini ada enam lembaga yang mengembangankan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga (Unair), LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda.
Amin pun menegaskan bahwa vaksin merah putih masih menggunakan virus COVID-19 yang terdeteksi di awal kemunculannya di Indonesia pada awal bulan Maret lalu.
“Saat ini karena belum ada rekomendasi untuk mengubah atau menyesuaikan vaksin, kami tetap menggunakan virus yang diisolasi di Indonesia pada awal-awal, pada bulan Maret yang lalu,” ujarnya dalam dialog Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia secara virtual, Jumat (12/3/2021).
Namun, kata Amin, pihaknya akan menyesuaikan dalam pembuatan vaksin Merah Putih jika ada rekomendasi dari dunia internasional untuk menyesuaikan dengan varian mutasi virus yang saat ini sedang berkembang.
“Tetapi apabila memang secara internasional ada rekomendasi bahwa vaksin itu harus disesuaikan dengan virus yang bersirkulasi maka kita tentu harus menyesuaikan ya,” kata Amin.
Amin pun menegaskan bahwa varian B117 belum mendominasi kasus di Indonesia. Sehingga, vaksin Merah Putih masih tetap pada jalur yang telah ditetapkan dalam pembuatannya.
“Tapi saat ini kita masih melihat bahwa varian-varian baru itu atau mutan baru itu belum mendominasi virus yang di Indonesia. Itu perlunya studi-studi pasti akan terus dilanjutkan,” tegasnya.
Diketahui, saat ini ada enam lembaga yang mengembangankan Vaksin Merah Putih, yaitu Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Airlangga (Unair), LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada dengan masing-masing platform yang berbeda.
(kri)
tulis komentar anda