SBY Disebut Tak Ikut Berkeringat Dirikan Partai, Begini Cerita Versi Demokrat
Senin, 01 Maret 2021 - 19:04 WIB
Baca juga: Optimistis KLB Lancar, Darmizal Sebut Pemecatannya Buka Topeng SBY
Namun, sambung dia, realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tak mempunyai partai. Setelah berdiskusi dengan almarhum Ani Yudhoyono, SBY kemudian mengamini usulan Ventje. SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat hingga akhirnya partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan 9. Begitu pula dengan pemilihan jumlah deklarator pendiri partai sebanyak 99 orang.
"Di antara deklarator itu, bahkan ada nama staf pribadi SBY. Setelah partai terbentuk, Ani Yudhoyono, istri SBY, juga didapuk menjadi wakil ketua umum. Hal-hal tersebut demi meyakinkan publik dan menjadi representasi SBY di Demokrat," tutur Herzaky.
Dia menegaskan bahwa ini kenyataan sejarah yang tidak bisa dipungkiri, kalau dibilang tidak ada keringat SBY mendirikan partai, justru orang itu yang tidak paham sejarah. SBY sendiri tak pernah mengklaim berdirinya Demokrat sebagai perjuangannya sendiri. Namun pihaknya heran jika kini banyak deklarator atau pendiri partai yang merasa lebih besar dan berjasa mendirikan partai.
Herzaky membenarkan bahwa Demokrat didirikan hntuk menjadi kendaraan politik SBY menjadi calon presiden kala itu. Publik memilih Demokrat karena ingin SBY punya kendaraan politik. Realita politik menyebutkan kalau tidak ada figur SBY, orang tidak akan memilih Partai Demokrat, dan elektabilitas Demokrat tidak akan setinggi itu.
"Sebagai contoh, suara Partai Demokrat 20% di tahun 2009, suara Bapak SBY 61%. Ini saja sudah menunjukkan, ketokohan Bapak SBY itu sangat penting bagi Partai Demokrat," katanya.Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi video maupun pesan teks yang beredar dari mantan kader yang baru saja dipecat, maupun kader senior Partai Demokrat. Bahkan beberapa di antaranya menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jangan baperlah. Mereka kan bukan kader kami lagi. Jangan lagi bawa-bawa nama Partai Demokrat. Apa yang disampaikan, itu hanya nyanyian sumbang orang-orang yang kecewa karena dipecat," kata Herzaky dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).
Herzaky menegaskan, para kader ini dipecat karena tindakannya sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia.
Menurut dia, Partai Demokrat solid di bawah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Para pemilik suara dan kader di pusat maupun di daerah, di akar rumput, banyak yang bersuka cita para pelaku GPK PD yang bekerja sama dengan oknum kekuasaan dipecat.
Namun, sambung dia, realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tak mempunyai partai. Setelah berdiskusi dengan almarhum Ani Yudhoyono, SBY kemudian mengamini usulan Ventje. SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat hingga akhirnya partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan 9. Begitu pula dengan pemilihan jumlah deklarator pendiri partai sebanyak 99 orang.
"Di antara deklarator itu, bahkan ada nama staf pribadi SBY. Setelah partai terbentuk, Ani Yudhoyono, istri SBY, juga didapuk menjadi wakil ketua umum. Hal-hal tersebut demi meyakinkan publik dan menjadi representasi SBY di Demokrat," tutur Herzaky.
Dia menegaskan bahwa ini kenyataan sejarah yang tidak bisa dipungkiri, kalau dibilang tidak ada keringat SBY mendirikan partai, justru orang itu yang tidak paham sejarah. SBY sendiri tak pernah mengklaim berdirinya Demokrat sebagai perjuangannya sendiri. Namun pihaknya heran jika kini banyak deklarator atau pendiri partai yang merasa lebih besar dan berjasa mendirikan partai.
Herzaky membenarkan bahwa Demokrat didirikan hntuk menjadi kendaraan politik SBY menjadi calon presiden kala itu. Publik memilih Demokrat karena ingin SBY punya kendaraan politik. Realita politik menyebutkan kalau tidak ada figur SBY, orang tidak akan memilih Partai Demokrat, dan elektabilitas Demokrat tidak akan setinggi itu.
"Sebagai contoh, suara Partai Demokrat 20% di tahun 2009, suara Bapak SBY 61%. Ini saja sudah menunjukkan, ketokohan Bapak SBY itu sangat penting bagi Partai Demokrat," katanya.Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menanggapi video maupun pesan teks yang beredar dari mantan kader yang baru saja dipecat, maupun kader senior Partai Demokrat. Bahkan beberapa di antaranya menyerang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jangan baperlah. Mereka kan bukan kader kami lagi. Jangan lagi bawa-bawa nama Partai Demokrat. Apa yang disampaikan, itu hanya nyanyian sumbang orang-orang yang kecewa karena dipecat," kata Herzaky dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).
Herzaky menegaskan, para kader ini dipecat karena tindakannya sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD) dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia.
Menurut dia, Partai Demokrat solid di bawah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Para pemilik suara dan kader di pusat maupun di daerah, di akar rumput, banyak yang bersuka cita para pelaku GPK PD yang bekerja sama dengan oknum kekuasaan dipecat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda