Survei Y-Publica: Kepuasan Terhadap Kinerja Jokowi Meningkat
Rabu, 24 Februari 2021 - 12:15 WIB
JAKARTA - Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua meningkat. Hal itu berdasarkan hasil survey Y-Publica beberapa waktu lalu.
Dari hasil survei tersebut, meskipun sempat turun pada survei Juli 2020, tetapi kepuasan kembali naik dan kini mencapai posisi tertinggi. Pada Maret 2020 kepuasan terhadap Jokowi mencapai 68,7%, lalu turun menjadi 67,0% pada Juli 2020, dan bergerak naik menjadi 70,5% pada Oktober 2020. Kini tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi sebesar 71,4%.
Sementara itu ketidakpuasan pada Maret 2020 sebesar 27,1%, naik menjadi 29,3% pada Juli 2020, lalu turun lagi menjadi 26,8% pada Oktober 2020, dan kini 23,8%. Sedangkan, responden yang tidak tahu/tidak menjawab saat ini sebanyak 4,8%. “Di tengah situasi pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi justru meningkat,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Rabu (24/2/2021).
Menurut Rudi, memang kepuasan sempat turun pada pertengahan 2020 lalu, ketika Covid-19 sedang naik-naiknya dan ekonomi praktis lumpuh. Pilihan Jokowi untuk membuka kembali aktivitas ekonomi dengan sejumlah pembatasan berhasil memulihkan kembali tingkat kepuasan masyarakat. “Jika kita lihat tingkat pertumbuhan ekonomi, penurunan paling dalam terjadi pada kuartal II/2020 yang mencapai minus 5,32%, dan terus minus hingga akhir tahun, hingga membawa Indonesia ke jurang resesi,” Rudi menambahkan.
Tetapi secara perlahan pertumbuhan negatif tersebut mulai bergerak naik. Pada kuartal III/2020, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi minus 3,49%. Lalu naik lagi menjadi minus 2,19% pada kuartal IV/2020, sehingga sepanjang 2020 tumbuh minus 2,09%. Sejumlah prediksi menilai optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia akan keluar dari zona negatif pada 2021, meskipun tidak akan mencapai level sebelum pandemi. Di sisi lain kurva kasus Covid-19 yang belum melandai dan pembatasan (PPKM) masih menjadi kendala bagi sektor-sektor ekonomi. “Strategi vaksinasi sebagai game changer menghadapi pandemi dan memulihkan ekonomi masih mengalami tantangan, selain resep omnibus law dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang diyakini bisa mendatangkan investasi dan kemudahan berusaha,” pungkas Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89%, tingkat kepercayaan 95%.
Dari hasil survei tersebut, meskipun sempat turun pada survei Juli 2020, tetapi kepuasan kembali naik dan kini mencapai posisi tertinggi. Pada Maret 2020 kepuasan terhadap Jokowi mencapai 68,7%, lalu turun menjadi 67,0% pada Juli 2020, dan bergerak naik menjadi 70,5% pada Oktober 2020. Kini tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi sebesar 71,4%.
Sementara itu ketidakpuasan pada Maret 2020 sebesar 27,1%, naik menjadi 29,3% pada Juli 2020, lalu turun lagi menjadi 26,8% pada Oktober 2020, dan kini 23,8%. Sedangkan, responden yang tidak tahu/tidak menjawab saat ini sebanyak 4,8%. “Di tengah situasi pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi justru meningkat,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Rabu (24/2/2021).
Menurut Rudi, memang kepuasan sempat turun pada pertengahan 2020 lalu, ketika Covid-19 sedang naik-naiknya dan ekonomi praktis lumpuh. Pilihan Jokowi untuk membuka kembali aktivitas ekonomi dengan sejumlah pembatasan berhasil memulihkan kembali tingkat kepuasan masyarakat. “Jika kita lihat tingkat pertumbuhan ekonomi, penurunan paling dalam terjadi pada kuartal II/2020 yang mencapai minus 5,32%, dan terus minus hingga akhir tahun, hingga membawa Indonesia ke jurang resesi,” Rudi menambahkan.
Tetapi secara perlahan pertumbuhan negatif tersebut mulai bergerak naik. Pada kuartal III/2020, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi minus 3,49%. Lalu naik lagi menjadi minus 2,19% pada kuartal IV/2020, sehingga sepanjang 2020 tumbuh minus 2,09%. Sejumlah prediksi menilai optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia akan keluar dari zona negatif pada 2021, meskipun tidak akan mencapai level sebelum pandemi. Di sisi lain kurva kasus Covid-19 yang belum melandai dan pembatasan (PPKM) masih menjadi kendala bagi sektor-sektor ekonomi. “Strategi vaksinasi sebagai game changer menghadapi pandemi dan memulihkan ekonomi masih mengalami tantangan, selain resep omnibus law dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang diyakini bisa mendatangkan investasi dan kemudahan berusaha,” pungkas Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada 5-15 Februari 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89%, tingkat kepercayaan 95%.
(cip)
tulis komentar anda