Intervensi Sosial Perusahaan Harus Kedepankan Dampak Jangka Panjang
Rabu, 17 Februari 2021 - 19:46 WIB
SROI adalah kerangka bisnis yang menganalisis biaya dan manfaat dari sebuah investasi dalam kegiatan CSR yang menghitung dampak sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap masyarakat sekitar. SROI diukur melalui dua komponen, yaitu, investasi (input) dan dampak (outcome). Setiap kegiatan–baik yang dilakukan oleh sektor publik maupun swasta – akan berdampak pada dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial, sehingga pada akhirnya juga berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa organisasi terkemuka dunia seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) menujukkan bukti kuat bahwa perusahaan yang memperhitungkan berbagai dampak tersebut dapat menghasilkan keuntungan dan kesejahteraan yang lebih besar pada jangka panjang.
Ketiga, merencanakan exit strategy. Perusahaan harus mengubah cara pandang intervensi sosial dari bentuk program filantropi/pendanaan yang bersifat jangka pendek menjadi badan usaha sosial (social enterprise) yang memiliki pendanaan multisumber. Perubahan pendekatan ini akan menciptakan program yang menghasilkan dampak berkelanjutan kepada masyarakat dan mampu beroperasi secara mandiri tanpa bergantung pada pemberi dana awal. Perencanaan untuk mendorong kemandirian masyarakat penerima manfaat, memastikan bahwa pencapaian tujuan tidak terganggu dan kegiatan dapat tetap berlangsung, dan mempertahankan keberlanjutan dampak positif di masyarakat bersangkutan disebut exit strategy.
Salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai exit strategy perusahaan adalah mengarahkan program menjadi entitas bisnis yang mampu beroperasi secara mandiri dan berkelanjutan. Modal awal program intervensi sosial yang sebelumnya merupakan bantuan filantropi dari perusahaan dapat digunakan untuk menciptakan kegiatan mandiri yang bisa mendatangkan keuntungan secara finansial, disamping mencari pendanaan dari berbagai sumber lainnya.
Hal ini telah dilakukan oleh PTTEP dengan Gerai Sehat Rorotan. PTTEP mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, termasuk para tenaga ahlinya (Dokter, Perawat, Apoteker, dll), sehingga bisa bekerja sama dengan program asuransi kesehatan pemerintah, yang memastikan pemasukan secara finansial bagi GSR atas servis/jasa pelayanan kesehatannya. GSR dapat menerima pasien berbayar, layanan pemeriksaan kesehatan pada perusahaan di sekitar lokasi, layanan rapid test dan berbagai layanan komersial lainnya. Semua kegiatan tersebut memungkinkan GSR untuk terus memberikan layanan kesehatan dan manfaat positif kepada komunitas, baik yang tidak berbiaya maupun yang komersial di Rorotan, Jakarta Utara.
Program intervensi sosial yang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat harus dimulai dengan analisis, rencana, implementasi dan exit strategy yang matang. Peran perusahaan, organisasi dan pemerintah serta kerja sama antar pemangku kepentingan sangat penting untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi selanjutnya. (*)
Ketiga, merencanakan exit strategy. Perusahaan harus mengubah cara pandang intervensi sosial dari bentuk program filantropi/pendanaan yang bersifat jangka pendek menjadi badan usaha sosial (social enterprise) yang memiliki pendanaan multisumber. Perubahan pendekatan ini akan menciptakan program yang menghasilkan dampak berkelanjutan kepada masyarakat dan mampu beroperasi secara mandiri tanpa bergantung pada pemberi dana awal. Perencanaan untuk mendorong kemandirian masyarakat penerima manfaat, memastikan bahwa pencapaian tujuan tidak terganggu dan kegiatan dapat tetap berlangsung, dan mempertahankan keberlanjutan dampak positif di masyarakat bersangkutan disebut exit strategy.
Salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai exit strategy perusahaan adalah mengarahkan program menjadi entitas bisnis yang mampu beroperasi secara mandiri dan berkelanjutan. Modal awal program intervensi sosial yang sebelumnya merupakan bantuan filantropi dari perusahaan dapat digunakan untuk menciptakan kegiatan mandiri yang bisa mendatangkan keuntungan secara finansial, disamping mencari pendanaan dari berbagai sumber lainnya.
Hal ini telah dilakukan oleh PTTEP dengan Gerai Sehat Rorotan. PTTEP mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, termasuk para tenaga ahlinya (Dokter, Perawat, Apoteker, dll), sehingga bisa bekerja sama dengan program asuransi kesehatan pemerintah, yang memastikan pemasukan secara finansial bagi GSR atas servis/jasa pelayanan kesehatannya. GSR dapat menerima pasien berbayar, layanan pemeriksaan kesehatan pada perusahaan di sekitar lokasi, layanan rapid test dan berbagai layanan komersial lainnya. Semua kegiatan tersebut memungkinkan GSR untuk terus memberikan layanan kesehatan dan manfaat positif kepada komunitas, baik yang tidak berbiaya maupun yang komersial di Rorotan, Jakarta Utara.
Program intervensi sosial yang dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat harus dimulai dengan analisis, rencana, implementasi dan exit strategy yang matang. Peran perusahaan, organisasi dan pemerintah serta kerja sama antar pemangku kepentingan sangat penting untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi selanjutnya. (*)
(bmm)
tulis komentar anda