Tengku Zul: Oposisi itu PKS-Demokrat, Kenapa yang Kena 'Upper Cut' Din Syamsuddin
Rabu, 17 Februari 2021 - 10:36 WIB
JAKARTA - Nama Din Syamsuddin mencuat belakangan ini. Pemicunya, kelompok yang menamakan diri Gerakan Antiradikalisme Institut Teknologi Bandung (GAR ITB) yang melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dilaporkan karena diduga terkait radikalisme. Berbagai komentar bermunculan. Dari politikus hingga tokoh heran dengan tudingan itu karena selama ini Din Syamsuddin dikenal sebagai sosok yang moderat.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengungkapkan keheranannya terhadap tudingan kepada Din Syamsuddin.
Alasannya, Din bukan seorang politikus, tapi merupakan tokoh Islam. Sedangkan yang selama ini menjadi oposisi adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
"Partai oposisi itu PKS dan Demokrat. Isinya para politikus semua. Kenapa yang kena 'upper cut' dan 'jab' Haer-es, Din Syamsuddin dan lain-lain tokoh tokoh Islam, yang jelas jelas bukan politikus...? Ada yang bisa bantu jawab...? Monggo..," cuit Tengku Zulkarnain melalui akun Twitternya, @ustadtengkuzul, Selasa (17/2/2021).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme.
Din dikenal Mahfud MD sebagai pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh pemerintah. "Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'. Beliau kritis, bukan radikalis," kata Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu 13 Februari 2021.
Mahfud mengungkapkan, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kompak mengampanyekan NKRI berdasar Pancasila sejalan dengan Islam. NU menyebut "Darul Mietsaq", Muhammadiyah menyebut "Darul Ahdi Wassyahadah".
"Pak Din Syamsuddin dikenal sebagai salah satu penguat konsep ini. Saya sering berdiskusi dengan dia, terkadang di rumah JK," cuitnya.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dilaporkan karena diduga terkait radikalisme. Berbagai komentar bermunculan. Dari politikus hingga tokoh heran dengan tudingan itu karena selama ini Din Syamsuddin dikenal sebagai sosok yang moderat.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain mengungkapkan keheranannya terhadap tudingan kepada Din Syamsuddin.
Alasannya, Din bukan seorang politikus, tapi merupakan tokoh Islam. Sedangkan yang selama ini menjadi oposisi adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
"Partai oposisi itu PKS dan Demokrat. Isinya para politikus semua. Kenapa yang kena 'upper cut' dan 'jab' Haer-es, Din Syamsuddin dan lain-lain tokoh tokoh Islam, yang jelas jelas bukan politikus...? Ada yang bisa bantu jawab...? Monggo..," cuit Tengku Zulkarnain melalui akun Twitternya, @ustadtengkuzul, Selasa (17/2/2021).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal atau penganut radikalisme.
Din dikenal Mahfud MD sebagai pengusung moderasi beragama (Wasathiyyah Islam) yang juga diusung oleh pemerintah. "Dia juga penguat sikap Muhammadiyah bahwa Indonesia adalah 'Darul Ahdi Wassyahadah'. Beliau kritis, bukan radikalis," kata Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Sabtu 13 Februari 2021.
Mahfud mengungkapkan, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kompak mengampanyekan NKRI berdasar Pancasila sejalan dengan Islam. NU menyebut "Darul Mietsaq", Muhammadiyah menyebut "Darul Ahdi Wassyahadah".
"Pak Din Syamsuddin dikenal sebagai salah satu penguat konsep ini. Saya sering berdiskusi dengan dia, terkadang di rumah JK," cuitnya.
(dam)
tulis komentar anda