Satgas: RSD COVID-19 Wisma Atlet Ditetapkan Menjadi Bank Plasma Konvalesen
Kamis, 11 Februari 2021 - 18:08 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 , Wiku Adisasmito mengatakan saat ini Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet telah ditetapkan menjadi bank plasma konvalesen .
“Kami juga mendorong Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet sebagian salah satu sentral untuk bank plasma konvalesen. Dan ini sudah ditetapkan beberapa waktu yang lalu bersama juga dengan PMI dan lain-lain,” ujar Wiku dalam Webinar Plasma Konvalesen Pada Penanganan COVID-19, Kamis (11/2/2021).
Wiku mengatakan dengan ditetapkannya RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet menjadi bank plasma konvalesen diharapkan para pasien-pasien yang ada di sana bisa ditangani dengan baik dan bisa menjadi pendoror untuk terapi plasma konvalesen. “Dengan harapan pasien-pasien yang ada di sana bisa ditangani dengan plasma konvalesen dengan baik. Dan pasien tersebut juga yang akan menjadi donor,” katanya.
Selain itu, Wiku berharap terapi plasma konvalesen bisa digunakan di wilayah dengan kasus COVID-19 yang masih tinggi. Di antaranya Jawa, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
“Semoga para pakar bisa menemukan cara terbaik agar terapi plasma konvalesen ini evidence-based dan terdistribusi dengan baik di seluruh Indonesia. Terutama di kantong-kantong kasus yang jumlahnya banyak yaitu di daerah Jawa, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Wiku mengatakan saat ini, Satgas telah membuat sistem untuk para penyintas COVID-19 yang ingn berdonor plasma konvalesen. “Untuk itu kami ingin memastikan dalam Satgas kita membuat sistem informasinya kaitannya dengan para pendonor plasma,” katanya.
“Kita pastikan para pendonor plasma biasanya kan memang orang-orang yang pernah tertular. Dan harusnya semasa sakit waktunya pendek, setelah sakit titer anbodinya harusnya cukup tinggi. Sehingga mereka bisa diambil dan mereka masuk di dalam volunteer atau pendonor untuk bisa terdata dengan baik dan langsung bisa diambil plasmanya,” ungkap Wiku.
Dan untuk itu, kata Wiku, ada alur prosesnya mulai dari pendapat pendaftaran sampai dengan pelaksanaan donor. “Dan dipastikan orang-orang ini semakin lama semakin banyak dan distribusi antara kerja sama dengan PMI nya juga ke tempat akan diaplikasikan nya juga bisa lebih cepat. Demikian kurang lebih harapan kami dari Satgas,” katanya.
“Kami juga mendorong Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet sebagian salah satu sentral untuk bank plasma konvalesen. Dan ini sudah ditetapkan beberapa waktu yang lalu bersama juga dengan PMI dan lain-lain,” ujar Wiku dalam Webinar Plasma Konvalesen Pada Penanganan COVID-19, Kamis (11/2/2021).
Baca Juga
Wiku mengatakan dengan ditetapkannya RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet menjadi bank plasma konvalesen diharapkan para pasien-pasien yang ada di sana bisa ditangani dengan baik dan bisa menjadi pendoror untuk terapi plasma konvalesen. “Dengan harapan pasien-pasien yang ada di sana bisa ditangani dengan plasma konvalesen dengan baik. Dan pasien tersebut juga yang akan menjadi donor,” katanya.
Selain itu, Wiku berharap terapi plasma konvalesen bisa digunakan di wilayah dengan kasus COVID-19 yang masih tinggi. Di antaranya Jawa, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
“Semoga para pakar bisa menemukan cara terbaik agar terapi plasma konvalesen ini evidence-based dan terdistribusi dengan baik di seluruh Indonesia. Terutama di kantong-kantong kasus yang jumlahnya banyak yaitu di daerah Jawa, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Wiku mengatakan saat ini, Satgas telah membuat sistem untuk para penyintas COVID-19 yang ingn berdonor plasma konvalesen. “Untuk itu kami ingin memastikan dalam Satgas kita membuat sistem informasinya kaitannya dengan para pendonor plasma,” katanya.
“Kita pastikan para pendonor plasma biasanya kan memang orang-orang yang pernah tertular. Dan harusnya semasa sakit waktunya pendek, setelah sakit titer anbodinya harusnya cukup tinggi. Sehingga mereka bisa diambil dan mereka masuk di dalam volunteer atau pendonor untuk bisa terdata dengan baik dan langsung bisa diambil plasmanya,” ungkap Wiku.
Dan untuk itu, kata Wiku, ada alur prosesnya mulai dari pendapat pendaftaran sampai dengan pelaksanaan donor. “Dan dipastikan orang-orang ini semakin lama semakin banyak dan distribusi antara kerja sama dengan PMI nya juga ke tempat akan diaplikasikan nya juga bisa lebih cepat. Demikian kurang lebih harapan kami dari Satgas,” katanya.
(kri)
tulis komentar anda