Agar Bertahan di Tengah Pandemi Corona, Pelaku Usaha Perlu Siasat Jitu
Minggu, 17 Mei 2020 - 14:37 WIB
JAKARTA - Hampir seluruh negara di dunia terdampak Corona (COVID-19). Bahkan cakupan pengaruhnya hampir seluruh aspek, meliputi kesehatan, ekonomi, sosial, ketahanan pangan, dan sebagainya.
Ketua Bidang Fasilitasi Alumni UGM, Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E Marsono mengatakan, dari sisi waktu tidak diketahui seberapa lama masa pandemi ini berlangsung dan tingkat risiko ke depannya.
“Menjadi penting bagi pelaku usaha untuk membuat strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Corona, sekaligus action plan pasca pandemi,” tuturnya.
Hal ini dia sampaikan dalam seminar KAGAMA Inkubasi Bisnis IX yang bertajuk Business Survival “Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi COVID-19, Sabtu (16/05/2020) secara daring".
Acara diikuti lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia. Bertindak sebagai keynote speaker, Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI/Waketum PP KAGAMA. Narasumber yang hadir Rahmat Hidayat, Dosen Fakultas Psikologi UGM dan co-Founder RETA Consulting Indonesia; Silih Agung Waseso, Konsultan Revenue Branding; dan Amalia Prabowo, Direktur GETI eCommerce Entrepreneur Incubator, dengan moderator Aji Erlangga, Kadep Peningkatan Kompetensi Alumni UGM.
Alumnus Teknik Sipil UGM itu mengatakan, salah satu masalah besarnya, yaitu kekhawatiran terjadinya trade off antara kesehatan dan ekonomi.
Ketika negara melakukan PSBB dalam waktu lama, maka masyarakat akan semakin sehat dan mengurangi risiko terancam Covid-19. Namun, di sisi lain ada potensi ekonomi akan semakin lumpuh.
“Harus ada upaya untuk menyeimbangkan dua aspek tersebut. Dalam hal ini, pelaku bisnis, bisa bertahan hidup secara individual, begitu pula di level korporasi. Di samping manusianya sehat, perusahaan juga mampu bertahan,” terangnya.
Direktur Utama PT Brantas Abipraya itu menambahkan, strategi lain yang tak kalah penting adalah action plan bisnis pasca pandemi, supaya seluruh elemen masyarakat tidak terlena dengan kondisi ini.

KAGAMA Inkubasi Bisnis IX menjadi wadah bagi para pelaku usaha, dalam hal ini alumni UGM untuk berdiskusi mencari jalan keluar bagi pertahanan usaha di masa pandemi Corona.
Sebagaimana diketahui, KAGAMA Inkubasi bisnis merupakan bagian dari program kerja Pengurus Pusat KAGAMA. Program ini ditujukan bagi alumni UGM yang berminat menekuni bisnis secara mandiri
Ketua Bidang Fasilitasi Alumni UGM, Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E Marsono mengatakan, dari sisi waktu tidak diketahui seberapa lama masa pandemi ini berlangsung dan tingkat risiko ke depannya.
“Menjadi penting bagi pelaku usaha untuk membuat strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Corona, sekaligus action plan pasca pandemi,” tuturnya.
Hal ini dia sampaikan dalam seminar KAGAMA Inkubasi Bisnis IX yang bertajuk Business Survival “Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi COVID-19, Sabtu (16/05/2020) secara daring".
Acara diikuti lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia. Bertindak sebagai keynote speaker, Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI/Waketum PP KAGAMA. Narasumber yang hadir Rahmat Hidayat, Dosen Fakultas Psikologi UGM dan co-Founder RETA Consulting Indonesia; Silih Agung Waseso, Konsultan Revenue Branding; dan Amalia Prabowo, Direktur GETI eCommerce Entrepreneur Incubator, dengan moderator Aji Erlangga, Kadep Peningkatan Kompetensi Alumni UGM.
Alumnus Teknik Sipil UGM itu mengatakan, salah satu masalah besarnya, yaitu kekhawatiran terjadinya trade off antara kesehatan dan ekonomi.
Ketika negara melakukan PSBB dalam waktu lama, maka masyarakat akan semakin sehat dan mengurangi risiko terancam Covid-19. Namun, di sisi lain ada potensi ekonomi akan semakin lumpuh.
“Harus ada upaya untuk menyeimbangkan dua aspek tersebut. Dalam hal ini, pelaku bisnis, bisa bertahan hidup secara individual, begitu pula di level korporasi. Di samping manusianya sehat, perusahaan juga mampu bertahan,” terangnya.
Direktur Utama PT Brantas Abipraya itu menambahkan, strategi lain yang tak kalah penting adalah action plan bisnis pasca pandemi, supaya seluruh elemen masyarakat tidak terlena dengan kondisi ini.

KAGAMA Inkubasi Bisnis IX menjadi wadah bagi para pelaku usaha, dalam hal ini alumni UGM untuk berdiskusi mencari jalan keluar bagi pertahanan usaha di masa pandemi Corona.
Sebagaimana diketahui, KAGAMA Inkubasi bisnis merupakan bagian dari program kerja Pengurus Pusat KAGAMA. Program ini ditujukan bagi alumni UGM yang berminat menekuni bisnis secara mandiri
(zil)
tulis komentar anda