Pelaku Usaha Berharap Tahun Politik Tak Pengaruhi Investasi Minerba

Kamis, 27 Oktober 2022 - 18:43 WIB
loading...
Pelaku Usaha Berharap...
Muhammad Fajar Hasan, pengusaha asal Sulawesi Tenggara. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Para pelaku usaha tidak terlalu merisaukan dinamika politik menjelang Pemilu Serentak 2024 . Bagi mereka yang paling penting adalah keberlanjutan investas, khususnya di bidang minerba.

"Menuju pemilu nasional secara serentak tahun 2024 mendatang yang terpenting untuk pengusaha keberlanjutan investasi, khususnya di sektor minerba tetap stabil, tidak terganggu dan program hilirisai SDA tidak terkoreksi," kata Muhammad Fajar Hasan, pengusaha asal Sulawesi Tenggara saat ditemui di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), capaian realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari–Maret) Tahun 2022 yaitu sebesar Rp282,4 triliun, lebih tinggi 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022 juga meningkat 16,9% dibandingkan Triwulan IV Tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022 berkontribusi sebesar 23,5% dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp1.200 triliun.

"Tren positif ini harus tetap dijaga bersama melalui stabilitas politik yang sejuk, hukum dan keamanan," tutur Fajar.

Wakil Bendahara Umum ICMI Pusat ini mengatakan, para pengusaha berharap dinamika politik kekuasaan di 2024 tidak mengoreksi iklim investasi di dalam negeri yang sudah berlangsung baik. Namun, justru dapat memberikan stimulus akan pergerakan atau percepatan investasi karena adanya jaminan stabilitas politik dalam negeri.

"Portofolio investasi dalam negeri trennya terus naik, pertanda pemodal dan pebisnis percaya dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia makin cerah dan menjanjikan," kata mantan Ketua Majelis Permusyawaran Mahasiswa Universitas Halu Oleo ini.

Ketua Harian Jaringan Indonesia Korwil Sultra ini juga mengatakan, selain pertimbangan situasi politik dalam negeri, masyarakat juga harus bersiap menghadapi gelombang resesi global sebagai akibat dari ketidakpastian geopolitik global yang dipicu oleh perang Russia-Ukraina yang belum berkesudahan.

"Kita berharap dampak dari perlambatan ekonomi global, tidak mempengaruhi iklim keberlanjutan investasi. Sekali lagi, situasi ini merupakan ujian bagi teman-teman pengusaha. Tetapi kami percaya bahwa pemerintah kita telah melakukan langkah-langkah proteksi ekonomi dalam negeri agar tidak terkoreksi oleh resesi global dan pengusaha akan berdiri bersama pemerintah menjaga stabilitas ekonomi agar tidak terguncang oleh resesi," tutur Komisaris Utama PT Tetap Merah Putih ini.

Menurutnya, dampak resesi tidak akan terasa di Indonesia, khususnya pada sektor bisnis komoditas minerba. Pasalnya perdagangan komoditas minerba khususnya nikel dan batu bara tidak terkoneksi dengan epicentrum resesi yaitu Eropa dan Amerika.

"Untuk batu bara, kita lebih banyak ekspor ke China, India, Jepang dan beberapa negara ASEAN. Sementara untuk komoditas nikel, 10 tahun terakhir ini kita berhenti ekspor karena pengelolaannya di dalam negeri melalui kebijakan hilirisasi," ucapnya.

Pengurus Pusat Asosiasi Penambang Nikel Indonesia ini mengantisipasi dampak resesi global. Dunia usaha tetap fokus pada core business masing-masing dan berhati-hati, kalkulatif ketika melakukan ekspansi bisnis. Sementara perlu menghindari proyeksi bisnis spekulatif dan high risk, pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di dunia terkoreksi, secara otomatis akan mempengaruhi proyeksi investasi di negara mitra.

"Tetapi kita tidak perlu khawatir secara berlebihan karena fundamental ekonomi dalam negeri cukup kuat dan kinerja pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi makro dan mikro menggembirakan," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1416 seconds (0.1#10.140)