Masyarakat Harus Bijak Dalam Menggunakan Sosial Media

Selasa, 09 Februari 2021 - 19:48 WIB
Fenomena itu ternyata terjadi di negeri tetangga. Seperti kita ketahui, minggu lalu, Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin melakukan kunjungan bilateral ke Indonesia. Kunjungan ini menjadi suatu penyegaran yang diperlukan dalam mengawali hubungan bilateral Indonesia-Malaysia pada 2021.

Kunjungan resmi ini merupakan yang pertama dilakukan oleh PM Muhyiddin sejak dilantik pada 2020 dan ini juga merupakan kunjungan yang pertama dilakukan di level kepala negara ASEAN sejak munculnya pandemi Covid-19.

Pemerintah Indonesia menyambut kedatangan delegasi Malaysia dengan karpet merah dan 19 tembakan kehormatan. Sambutan yang meriah ini, yang tentu saja sejalan dengan norma baru dan protokol kesehatan Covid-19, menunjukkan pentingnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia.

Kunjungan tersebut mengirimkan sinyal kuat bahwa meskipun terdapat peningkatan kasus positif Covid-19, baik di Malaysia dan di Indonesia, pemimpin kedua negara bertekad untuk terus maju dengan semangat dan sikap yang sangat positif. Malaysia tampak menaruh kepercayaan tinggi terhadap kemampuan Indonesia menangani pandemi, terutama dalam hal program vaksinasi.

Terlebih lagi, bagi pengamat diplomasi internasional, kehangatan hubungan Indonesia dan Malaysia seringkali terlihat melalui gerak-gerik dan kedekatan antara kepala negara daripada secara lisan. Presiden Jokowi yang kini memasuki masa jabatan keduanya sebagai presiden, terlihat sangat tenang dan percaya diri menerima PM Muhyiddin yang baru kurang dari setahun menjabat sebagai Kepala Pemerintah Malaysia. Meskipun demikian, PM Muhyiddin tidak asing dengan politik Malaysia dan pernah menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia sebelum dipecat oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak di puncak skandal 1MDB pada 2015.

Sudah umum diketahui bahwa Presiden Jokowi sangat menghormati pendahulu Muhyiddin, yakni Tun Dr Mahathir Mohammad, namun sambutan besar yang diberikan kepada Muhyiddin Jumat lalu menunjukkan bahwa kedekatan hubungan antara kedua negara ini melampaui kepribadian, dan dibangun di atas dasar yang kokoh.

Hubungan antara negara tetangga, seperti Indonesia dan Malaysia, tidak selalu mulus, namun, sikap Malaysia baru-baru ini dengan jelas menunjukkan bahwa mereka telah menaruh masa-masa ketegangan itu di belakang dan bahwa Malaysia merupakan sekutu yang dapat diandalkan Indonesia selama masa-masa sulit.

PM Muhyiddin bahkan menyebut hubungan dengan Indonesia sebagai hubungan yang strategis dan ini menunjukkan bahwa Malaysia mendukung kepemimpinan Indonesia di tingkat kawasan. Lebih lanjut, Pemerintah Malaysia juga menghormati janji dalam hubungan kedua negara - bahwa ketika ada kepemimpinan baru di Indonesia atau Malaysia, kunjungan luar negeri pertama akan dilakukan ke negara masing-masing.

Apa yang didiskusikan selama pertemuan empat mata di Istana Negara tentunya sangat konstruktif karena kedua pemimpin terlihat tersenyum sepanjang pertemuan hari itu. Saling bertukar pengalaman penanganan Covid-19, perlindungan jutaan TKA Indonesia di Malaysia, kerja sama penanggulangan diskriminasi sawit, dan masalah perbatasan, menjadi isu utama yang dibicarakan kedua pemimpin tersebut.

Hal ini diharapkan dapat membuka jalan bagi koordinasi dan kepemimpinan yang lebih baik antara kedua negara dalam memperjuangkan agenda bersama di platform internasional seperti ASEAN. Namun, terlepas dari kesuksesan besar dari kunjungan bilateral tersebut, terdapat satu insiden yang meninggalkan bekas hitam kecil pada perjalanan singkat ini.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More