Doni Monardo Positif COVID-19, Epidemiolog Yakin Ada Celah yang Tak Disadari
Sabtu, 23 Januari 2021 - 12:01 WIB
JAKARTA - Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo mengumumkan bahwa dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (23/1/2021) pagi tadi, meskipun ia mengaku telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Terkait penyebab tertularnya Doni, Ahli Epidemologi Universitas Indoensia (UI), Pandu Riono mempertanyakan apakah Doni telah konsisten menerapkan prokes COVID-19. Menurutnya, pasti ada celah yang tidak disadari.
Baca Juga: WHO Minta Pemakaian Masker Disiplin di Situasi seperti Ini
"Yakin, ia (Doni) konsisten? Pasti ada celah yang tidak disadari tertular. Pencegahan itu harus berlapis-lapis, saya jelaskan konsep keju berlapis. Kalau tidak masih ada peluang tertular, apalagi virusnya sekarang mudah menular dan banyak orang yang sudah tertular," kata Pandu saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (23/1/2021).
Pandu menjelaskan konsep pertahanan ala Keju Swiss yang dibuatnya. Ada 10 lapis pertahanan dari pandemi COVID-19 yakni, jaga jarak dan tetap di rumah jika sakit; memakai masker; mencuci tangan, etika batuk dan bersin; menghindari kerumunan; tes dan pelacakan yang tepat dan akurat; ventilasi ruang terbuka dan filter udara; imbauan pemerintah dan dukungan finansial; karantina dan isolasi; dan vaksin.
"Saya bikin dalam bentuk tikar berlapis atau pembatas, bahwa penularan virus yang dilakukan lewat udara ini nggak mudah mengatasinya. Selama orang itu bernapas, berbicara, orang itu bertemu orang lain, dia tetap berisiko tertular. Apalagi jenderal, banyak marah-marah biasanya, semakin banyak bicara semakin berisiko," kata Pandu.
Menurut dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI itu, pertahanan berlapis inj merupakan tanggung jawab individu dan tanggung jawab bersama. Karena setiap intervensi atau lapisannya memiliki kekurangan atau lubang, maka banyaknya lapisan bisa meningkatkan kesuksesan.
Terkait penyebab tertularnya Doni, Ahli Epidemologi Universitas Indoensia (UI), Pandu Riono mempertanyakan apakah Doni telah konsisten menerapkan prokes COVID-19. Menurutnya, pasti ada celah yang tidak disadari.
Baca Juga: WHO Minta Pemakaian Masker Disiplin di Situasi seperti Ini
"Yakin, ia (Doni) konsisten? Pasti ada celah yang tidak disadari tertular. Pencegahan itu harus berlapis-lapis, saya jelaskan konsep keju berlapis. Kalau tidak masih ada peluang tertular, apalagi virusnya sekarang mudah menular dan banyak orang yang sudah tertular," kata Pandu saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (23/1/2021).
Pandu menjelaskan konsep pertahanan ala Keju Swiss yang dibuatnya. Ada 10 lapis pertahanan dari pandemi COVID-19 yakni, jaga jarak dan tetap di rumah jika sakit; memakai masker; mencuci tangan, etika batuk dan bersin; menghindari kerumunan; tes dan pelacakan yang tepat dan akurat; ventilasi ruang terbuka dan filter udara; imbauan pemerintah dan dukungan finansial; karantina dan isolasi; dan vaksin.
"Saya bikin dalam bentuk tikar berlapis atau pembatas, bahwa penularan virus yang dilakukan lewat udara ini nggak mudah mengatasinya. Selama orang itu bernapas, berbicara, orang itu bertemu orang lain, dia tetap berisiko tertular. Apalagi jenderal, banyak marah-marah biasanya, semakin banyak bicara semakin berisiko," kata Pandu.
Menurut dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI itu, pertahanan berlapis inj merupakan tanggung jawab individu dan tanggung jawab bersama. Karena setiap intervensi atau lapisannya memiliki kekurangan atau lubang, maka banyaknya lapisan bisa meningkatkan kesuksesan.
Baca Juga
tulis komentar anda