Dinilai Tak Mampu Atasi Darurat Pendidikan, Muhaimin Minta Mendikbud Diganti
Sabtu, 16 Januari 2021 - 18:10 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI) meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim agar diganti.
Gus AMI menilai, krisis atau darurat pendidikan yang terjadi sepanjang pandemi Covid-19 hingga kini belum bisa tertangani dengan baik dan belum ada terobosan yang dilakukan Nadiem sebagai solusi dalam mengatasi darurat pendidikan nasional. "Menteri Pendidikan yang kita harapkan dengan teknologi yang dia miliki, mengambil inisiasi untuk mengambil langkah-langkah alternatif bagi krisis darurat nasional pendidikan, tetapi sampai hari ini tidak ada tanda-tanda hal yang bisa diharapkan dari Menteri Pendidikan kita," kata Gus AMI saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) 15 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB secara virtual, Sabtu (16/1/2021). (Baca juga: Atasi Covid-19, Muhaimin Iskandar Dorong Penguasaan Iptek)
Gus AMI mengaku sudah meminta Ketua Komisi X DPR yang juga Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda untuk mengambil inisiasi atas krisis stagnasi pendidikan nasional. "Saya mengusulkan Menteri Pendidikan segera diganti dengan Syaiful Huda dari Ketua Komisi X supaya ada penanganan yang cepat dari stagnasi pendidikan nasional kita," katanya. (Baca juga: Akhirnya, Mendikbud Nadiem Pastikan Formasi CPNS Guru akan Tetap Ada)
Menurut Gus AMI, harus diakui hingga saat ini tidak ada terobosan nyata yang bisa dirasakan Mendikbud dalam menangani darurat pendidikan nasional. "Saya pendukung utama Pak Nadiem karena saya harapkan kecanggihan Pak Nadiem dalam menangani teknologi, menangani gojek, menangani sistem perdagangan baru melalui online. luar biasa, salut," katanya.
Baca Juga: TNI Kerahkan 2 Kapal Perang dan 7 Pesawat Bantu Korban Gempa Sulbar
Gus AMI berharap, kemampuan Nadiem Makarim tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kemampuan menata dan mengelola pendidikan nasional. "Tapi sudah satu tahun lebih, hampir dua tahun, belum ada tanda-tanda baru yang bisa kita rasakan. Tolong sampaikan ke Pak Nadiem bahwa Indonesia darurat pendidikan, butuh penanganan yang serius. Tidak bisa sambil lalu. Menangani soal pendidikan tidak bisa sambil guyonan, gak bisa sambil gojek. Gojek itu kalau bahasa Yogya itu bercanda. Gojekan itu namanya bercanda, gak bisa sambil bercanda dalam menangani krisis pendidikan kita," tuturnya.
Menurut Gus AMI, akibat dari krisis pendidikan nasional, ada dua hal sekaligus yang mengalami kelumpuhan. Pertama, lumpuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, lumpuhnya masa depan sumber daya manusia dan masa depan nasib generasi penerus bangsa. "Banyak stagnasi terjadi. Kurikulum kita banyak yang terlambat, butuh penanganan," katanya.
Baca Juga : Basarnas Temukan 13 Kantong Berisi Jenazah Penumpang Sriwijaya Air
Gus AMI mengatakan, PKB siap menjadi garda terdepan dalam memberikan alternatif jawaban atas persoalan-persoalan riil yang dihadapi Indonesia. "Kita harus berolah pikir dan berolah kreasi untuk mampu berinovasi. Saatnya pembangunan baik pembangunan infrastruktur sekaligus pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
PKB, kata Gus AMI, hendak memberikan alternatif redesain pembangunan dengan meletakkan prisip-prinsip utama kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan. Pertama nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat penyangga. Ketiga, kemajuan SDM unggul mutlak menjadi syarat kemajuan. "Nah dalam posisi ini, di tengah pandemi, ekonomi sulit, pembangunan hancur. Saya sudah berteriak-teriak berkali-kali, kehancuran pendidikan nasional nyata di depan mata kita, tetapi belum ada penanganan yang serius dan bisa dirasakan hasilnya," katanya.
Gus AMI menilai, krisis atau darurat pendidikan yang terjadi sepanjang pandemi Covid-19 hingga kini belum bisa tertangani dengan baik dan belum ada terobosan yang dilakukan Nadiem sebagai solusi dalam mengatasi darurat pendidikan nasional. "Menteri Pendidikan yang kita harapkan dengan teknologi yang dia miliki, mengambil inisiasi untuk mengambil langkah-langkah alternatif bagi krisis darurat nasional pendidikan, tetapi sampai hari ini tidak ada tanda-tanda hal yang bisa diharapkan dari Menteri Pendidikan kita," kata Gus AMI saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) 15 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB secara virtual, Sabtu (16/1/2021). (Baca juga: Atasi Covid-19, Muhaimin Iskandar Dorong Penguasaan Iptek)
Gus AMI mengaku sudah meminta Ketua Komisi X DPR yang juga Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda untuk mengambil inisiasi atas krisis stagnasi pendidikan nasional. "Saya mengusulkan Menteri Pendidikan segera diganti dengan Syaiful Huda dari Ketua Komisi X supaya ada penanganan yang cepat dari stagnasi pendidikan nasional kita," katanya. (Baca juga: Akhirnya, Mendikbud Nadiem Pastikan Formasi CPNS Guru akan Tetap Ada)
Menurut Gus AMI, harus diakui hingga saat ini tidak ada terobosan nyata yang bisa dirasakan Mendikbud dalam menangani darurat pendidikan nasional. "Saya pendukung utama Pak Nadiem karena saya harapkan kecanggihan Pak Nadiem dalam menangani teknologi, menangani gojek, menangani sistem perdagangan baru melalui online. luar biasa, salut," katanya.
Baca Juga: TNI Kerahkan 2 Kapal Perang dan 7 Pesawat Bantu Korban Gempa Sulbar
Gus AMI berharap, kemampuan Nadiem Makarim tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kemampuan menata dan mengelola pendidikan nasional. "Tapi sudah satu tahun lebih, hampir dua tahun, belum ada tanda-tanda baru yang bisa kita rasakan. Tolong sampaikan ke Pak Nadiem bahwa Indonesia darurat pendidikan, butuh penanganan yang serius. Tidak bisa sambil lalu. Menangani soal pendidikan tidak bisa sambil guyonan, gak bisa sambil gojek. Gojek itu kalau bahasa Yogya itu bercanda. Gojekan itu namanya bercanda, gak bisa sambil bercanda dalam menangani krisis pendidikan kita," tuturnya.
Menurut Gus AMI, akibat dari krisis pendidikan nasional, ada dua hal sekaligus yang mengalami kelumpuhan. Pertama, lumpuhnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, lumpuhnya masa depan sumber daya manusia dan masa depan nasib generasi penerus bangsa. "Banyak stagnasi terjadi. Kurikulum kita banyak yang terlambat, butuh penanganan," katanya.
Baca Juga : Basarnas Temukan 13 Kantong Berisi Jenazah Penumpang Sriwijaya Air
Gus AMI mengatakan, PKB siap menjadi garda terdepan dalam memberikan alternatif jawaban atas persoalan-persoalan riil yang dihadapi Indonesia. "Kita harus berolah pikir dan berolah kreasi untuk mampu berinovasi. Saatnya pembangunan baik pembangunan infrastruktur sekaligus pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
PKB, kata Gus AMI, hendak memberikan alternatif redesain pembangunan dengan meletakkan prisip-prinsip utama kebutuhan kemanusiaan dan pembangunan. Pertama nilai-nilai kemanusiaan. Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat penyangga. Ketiga, kemajuan SDM unggul mutlak menjadi syarat kemajuan. "Nah dalam posisi ini, di tengah pandemi, ekonomi sulit, pembangunan hancur. Saya sudah berteriak-teriak berkali-kali, kehancuran pendidikan nasional nyata di depan mata kita, tetapi belum ada penanganan yang serius dan bisa dirasakan hasilnya," katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda