Penanganan Bencana Harus Dipercepat
Sabtu, 16 Januari 2021 - 05:36 WIB
JAKARTA - Penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Majene , Sulawesi Barat dan banjir di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan perlu respons cepat melibatkan pemerintah pusat dan daerah. Banyaknya korban jiwa dari sejumlah bencana alam yang terjadi sepanjang Januari ini menjadi sinyal bahwa mitigasi bencana di musim hujan masih perlu diperbaiki.
Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kemarin siang, musibah gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 yang terjadi Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 WITA di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, mengakibatkan sedikitnya 42 orang meninggal dunia. Dari jumlah korban meninggal tersebut 34 orang di antaranya di Mamuju dan 8 orang di Majene.
(Baca juga: Jokowi Perintahkan Kepala Basarnas Laksanakan Operasi SAR di Mamuju, Banjarmasin dan Sumedang )
Jumlah tersebut kemungkinan bertambah mengingat masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan. Selain korban jiwa dan luka-luka, gempa tersebut juga menyebabkan sejumlah bangunan ambruk.
Adapun di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir. Mereka terpaksa mengungsi di sejumlah titik. Bencana banjir tersebut terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap pada Minggu (03/01) pukul 10.30 WITA.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan, hingga kemarin tinggi muka air di wilayah tersebut mencapai 150 - 200 cm yang merendam 6.346 unit rumah.
(Baca juga: Viral, Proses Evakuasi Ulama Kharismatik di Kalsel dari Terjangan Banjir )
Musibah bencana alam berupa longsor yang menelan korban jiwa sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (09/01) lalu. Longsor yang menimpa permukiman warga itu sedikitnya mengakibatkan 24 orang tewas tertimbun dan 6 orang lainnya masih dalam pencarian.
Merespons sejumlah bencana yang terjadi di Tanah Air, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin menginstruksikan kepada jajarannya untuk segera mempercepat penanganan dampak gempa bumi. Selain itu, Presiden juga meminta agar masyarakat tetap tenang.
Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga kemarin siang, musibah gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 yang terjadi Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 WITA di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, mengakibatkan sedikitnya 42 orang meninggal dunia. Dari jumlah korban meninggal tersebut 34 orang di antaranya di Mamuju dan 8 orang di Majene.
(Baca juga: Jokowi Perintahkan Kepala Basarnas Laksanakan Operasi SAR di Mamuju, Banjarmasin dan Sumedang )
Jumlah tersebut kemungkinan bertambah mengingat masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan. Selain korban jiwa dan luka-luka, gempa tersebut juga menyebabkan sejumlah bangunan ambruk.
Adapun di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir. Mereka terpaksa mengungsi di sejumlah titik. Bencana banjir tersebut terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air sungai di Kecamatan Pelaihari meluap pada Minggu (03/01) pukul 10.30 WITA.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan, hingga kemarin tinggi muka air di wilayah tersebut mencapai 150 - 200 cm yang merendam 6.346 unit rumah.
(Baca juga: Viral, Proses Evakuasi Ulama Kharismatik di Kalsel dari Terjangan Banjir )
Musibah bencana alam berupa longsor yang menelan korban jiwa sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (09/01) lalu. Longsor yang menimpa permukiman warga itu sedikitnya mengakibatkan 24 orang tewas tertimbun dan 6 orang lainnya masih dalam pencarian.
Merespons sejumlah bencana yang terjadi di Tanah Air, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin menginstruksikan kepada jajarannya untuk segera mempercepat penanganan dampak gempa bumi. Selain itu, Presiden juga meminta agar masyarakat tetap tenang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda