Kenang Syekh Ali Jaber, UAS: Meski Sakit Beliau Sempat Bahas 6 Laskar FPI
Jum'at, 15 Januari 2021 - 17:31 WIB
"Jadi saya dengan almarhum, Syekh Ali jaber masing-masing dari kita memberikan tausiyah 10 menit , untuk menyadarkan umat tentang nikmat waktu-waktu yang telah dilewati. jadi kami menyampaikan tausiyah setelah itu Salat Maghrib berjamaah," katanya.
Lebih lanjut, yang membuatnya berkesan adalah beliau dengan keilmuan dan akhlaknya saat hendak salat, beliau memintanya untuk menjadi imam. "Kata beliau min ahlil ilmi, lalu dengan tersenyum saya katakan min ahlil quran, beliau maju ke depan, setelah itu kami makan bersama lalu, setelah itu memang singkat, padat, majelis ilmu, majelis salat berjamah, majelis makan, majelis silaturahim," katanya.
Bahkan setelah itu, lanjut UAS, almarhum juga sempat bertandang ke kediamannya di Pekanbaru, Riau. "Jadi sebelum itu beliau datang ke Pekanbaru, mampir ke rumah saya, pagi-pagi sarapan pagi, ngobrol panjang lebar, jadi banyak kenangan terakhir, semua peristiwa yang kita lalui bersama Syekh Ali Jaber, almarhum rahimahullah mengingatkan kita supaya kita terus bisa mengamalkan ilmunya dan bisa terus mengenang beliau," katanya.
Dalam kesempatan itu juga, UAS masih teringat dengan kondisi kesehatan Syekh Ali Jaber yang cukup memprihatinkan, tapi sempat membicarakan tentang masalah takziah atau mendoakan bagi 6 anggota FPI yang tewas tertembak di KM 50 tol Jakarta-Cikampek. "Beliau tidak seperti biasa, mungkin juga karena faktor kesehatan, jadi menurut saya lebih banyak bercerita dengan ustaz, diam, tersenyum, setelah menyampaikan tausiyah, salam, doa, tanya kabar segala macam, beliau lebih banyak diam," ucapnya.
"Beliau cerita tentang beberapa orang menelpon beliau komplain mengapa, saya mendoakan 6 orang syuhada, kemudian Syekh Ali menjelaskan sebagai seorang muslim takziah atau mendoakan sesama muslim yang tertembak maka mereka mendoakan sesama muslim, tapi orang-orang yang ditelepon itu mengatakan, respons syekh ali itu mereka tidak setuju," ujarnya.
Tapi karena tak mau berlarut-larut, cerita tentang itu, UAS akhirnya mengalihkan pembicaraan. "Saya alihkan ke cerita lain, Syekh Ali yang saat itu mungkin posisinya sedang sakit, jadi masih sempat menceritakan itu ke saya, menunjukan beliau merasa, kenapa menganggap dia salah mengucap takziah di depan para syuhada ini," katanya.
Lebih lanjut, yang membuatnya berkesan adalah beliau dengan keilmuan dan akhlaknya saat hendak salat, beliau memintanya untuk menjadi imam. "Kata beliau min ahlil ilmi, lalu dengan tersenyum saya katakan min ahlil quran, beliau maju ke depan, setelah itu kami makan bersama lalu, setelah itu memang singkat, padat, majelis ilmu, majelis salat berjamah, majelis makan, majelis silaturahim," katanya.
Bahkan setelah itu, lanjut UAS, almarhum juga sempat bertandang ke kediamannya di Pekanbaru, Riau. "Jadi sebelum itu beliau datang ke Pekanbaru, mampir ke rumah saya, pagi-pagi sarapan pagi, ngobrol panjang lebar, jadi banyak kenangan terakhir, semua peristiwa yang kita lalui bersama Syekh Ali Jaber, almarhum rahimahullah mengingatkan kita supaya kita terus bisa mengamalkan ilmunya dan bisa terus mengenang beliau," katanya.
Dalam kesempatan itu juga, UAS masih teringat dengan kondisi kesehatan Syekh Ali Jaber yang cukup memprihatinkan, tapi sempat membicarakan tentang masalah takziah atau mendoakan bagi 6 anggota FPI yang tewas tertembak di KM 50 tol Jakarta-Cikampek. "Beliau tidak seperti biasa, mungkin juga karena faktor kesehatan, jadi menurut saya lebih banyak bercerita dengan ustaz, diam, tersenyum, setelah menyampaikan tausiyah, salam, doa, tanya kabar segala macam, beliau lebih banyak diam," ucapnya.
"Beliau cerita tentang beberapa orang menelpon beliau komplain mengapa, saya mendoakan 6 orang syuhada, kemudian Syekh Ali menjelaskan sebagai seorang muslim takziah atau mendoakan sesama muslim yang tertembak maka mereka mendoakan sesama muslim, tapi orang-orang yang ditelepon itu mengatakan, respons syekh ali itu mereka tidak setuju," ujarnya.
Tapi karena tak mau berlarut-larut, cerita tentang itu, UAS akhirnya mengalihkan pembicaraan. "Saya alihkan ke cerita lain, Syekh Ali yang saat itu mungkin posisinya sedang sakit, jadi masih sempat menceritakan itu ke saya, menunjukan beliau merasa, kenapa menganggap dia salah mengucap takziah di depan para syuhada ini," katanya.
(cip)
tulis komentar anda