Kenang Syekh Ali Jaber, UAS: Meski Sakit Beliau Sempat Bahas 6 Laskar FPI
Jum'at, 15 Januari 2021 - 17:31 WIB
BOGOR - Dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) memiliki banyak cerita dan kenangan atas wafatnya Syekh Ali Jaber. Mulai dari menyikapi perbedaan mazhab, akhlak mulia, tentang tahfidz Alquran, tausiyah bersama hingga masalah penembakan Laskar FPI.
Hal tersebut disampaikan UAS dalam acara Mengenang Syekh Ali Jaber-Rahimahullah yang digelar secara daring dan disiarkan secara live streming di kanal YouTube Syekh Ali Jaber pada har ini, Jumat (15/1/2021). (Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Agar Terhindar dari Gangguan Sihir)
Menurutnya, sebagaimana diketahui bersama latarbelakang kehidupan dan pendidikan Syek Ali Jaber di Madinah, yang notabene umat Islam di sana mayoritas penganut Mazhab Imam Hambali. Tapi Syekh Ali Jaber bisa menempatkan posisinya saat berada di Indonesia yang mayoritas bermazhab Imam Syafi'i. (Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber yang Sangat Diingat Presiden PKS Ahmad Syaikhu)
"Kita tahu bahwa latar belakang pendidikan beliau, di madinah, itu cenderung Mazhabnya Imam Hambali, tapi saat ke Indonesia, beliau banyak menjawab pertanyaan fatwa-fatwa sesuai dengan Mazhab Syafi'i yang mayoritas di anut umat Islam di Indonesia," ungkap UAS. (Baca juga: Mahfud MD Ajak Umat Lanjutkan Perjuangan Syekh Ali Jaber)
Kemudian, lanjut UAS, kalau salat dengan Syekh Ali Jaber beliau membaca Bismillahnya saat di Indonesia di jahar (bersuara keras). "Artinya beliau menempatkan diri sebagai seorang dai semua mazhab, semua golongan. Beliau juga rajin showan atau silaturahmi ke organisasi-organisasi besar, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan yang lain sebagainya," katanya.
Tak hanya itu, yang kedua, Syekh Ali Jaber menurut UAS selain sebagai seorang yang alim atau orang berilmu dengan hafalan Alquran yang luar biasa dan juga faqih. "Tapi lebih kita kenang akhlaknya, beliau sangat berakhlak, kita tertawan dengan akhlaknya, jadi beliau banyak sekali khasanah, warisan, tidak dalam bentuk tertulis, tapi dirasakan oleh para da'i yang berteman dengan beliau," ungkapnya.
Kemudian kenangan yang ketiga adalah setiap bertemu, Syekh Ali Jaber terbiasa selalu mendoakan, supaya anak-anak menjadi para penghafal alquran. "Doa itu kita ingat yang terkadang sering kita lupa, kalau ketemu dengan orang ngobrol, setelah itu berlalu dan selesai. Tapi beliau, selalu mendoakan, supaya umat ini menjadi baik, supaya dai-dai nya sehat walafiat, doa secara khusus," katanya.
Maka dari itu, kata UAS, saat mendengar kabar Syekh Ali Jaber meninggal dunia, tentu sangat mengejutkan. "Jadi kepergian beliau sangat mengejutkan, tersentak, dan sebab banyak ingatan-ingatan yang baik itu, sepert hari ini kalau kita buka medsos dan di televisi semuanya (membahas kebaikan beliau), sesuai dengan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, kalau ada orang meninggal sebutlah yang baik-baik," tutur UAS.
Dalam kesempatan itu, UAS juga menyampaikan tentang pertemuan dan pembahasan terakhir dengan Syekh Ali Jaber yang sempat satu mobil saat hendak membuat rekaman acara tausiyah malam tahun baru.
Hal tersebut disampaikan UAS dalam acara Mengenang Syekh Ali Jaber-Rahimahullah yang digelar secara daring dan disiarkan secara live streming di kanal YouTube Syekh Ali Jaber pada har ini, Jumat (15/1/2021). (Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Agar Terhindar dari Gangguan Sihir)
Menurutnya, sebagaimana diketahui bersama latarbelakang kehidupan dan pendidikan Syek Ali Jaber di Madinah, yang notabene umat Islam di sana mayoritas penganut Mazhab Imam Hambali. Tapi Syekh Ali Jaber bisa menempatkan posisinya saat berada di Indonesia yang mayoritas bermazhab Imam Syafi'i. (Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber yang Sangat Diingat Presiden PKS Ahmad Syaikhu)
"Kita tahu bahwa latar belakang pendidikan beliau, di madinah, itu cenderung Mazhabnya Imam Hambali, tapi saat ke Indonesia, beliau banyak menjawab pertanyaan fatwa-fatwa sesuai dengan Mazhab Syafi'i yang mayoritas di anut umat Islam di Indonesia," ungkap UAS. (Baca juga: Mahfud MD Ajak Umat Lanjutkan Perjuangan Syekh Ali Jaber)
Kemudian, lanjut UAS, kalau salat dengan Syekh Ali Jaber beliau membaca Bismillahnya saat di Indonesia di jahar (bersuara keras). "Artinya beliau menempatkan diri sebagai seorang dai semua mazhab, semua golongan. Beliau juga rajin showan atau silaturahmi ke organisasi-organisasi besar, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan yang lain sebagainya," katanya.
Tak hanya itu, yang kedua, Syekh Ali Jaber menurut UAS selain sebagai seorang yang alim atau orang berilmu dengan hafalan Alquran yang luar biasa dan juga faqih. "Tapi lebih kita kenang akhlaknya, beliau sangat berakhlak, kita tertawan dengan akhlaknya, jadi beliau banyak sekali khasanah, warisan, tidak dalam bentuk tertulis, tapi dirasakan oleh para da'i yang berteman dengan beliau," ungkapnya.
Kemudian kenangan yang ketiga adalah setiap bertemu, Syekh Ali Jaber terbiasa selalu mendoakan, supaya anak-anak menjadi para penghafal alquran. "Doa itu kita ingat yang terkadang sering kita lupa, kalau ketemu dengan orang ngobrol, setelah itu berlalu dan selesai. Tapi beliau, selalu mendoakan, supaya umat ini menjadi baik, supaya dai-dai nya sehat walafiat, doa secara khusus," katanya.
Maka dari itu, kata UAS, saat mendengar kabar Syekh Ali Jaber meninggal dunia, tentu sangat mengejutkan. "Jadi kepergian beliau sangat mengejutkan, tersentak, dan sebab banyak ingatan-ingatan yang baik itu, sepert hari ini kalau kita buka medsos dan di televisi semuanya (membahas kebaikan beliau), sesuai dengan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, kalau ada orang meninggal sebutlah yang baik-baik," tutur UAS.
Dalam kesempatan itu, UAS juga menyampaikan tentang pertemuan dan pembahasan terakhir dengan Syekh Ali Jaber yang sempat satu mobil saat hendak membuat rekaman acara tausiyah malam tahun baru.
tulis komentar anda