Pengasuh Ponpes Buntet Prihatin dengan Perseteruan PBNU dan PKB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perseteruan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menimbulkan keresahan di kalangan ulama Nahdlatul Ulama (NU). Salah satunya, pengasuh Pondok Pesantren Buntet, Cirebon KH Faris Fuad Hasyim.
Ulama yang akrab disapa Gus Faris ini mengatakan, PBNU dan PKB memiliki tugas sendiri-sendiri sehingga tidak boleh saling serobot. Cucu dari KH Abbas Buntet ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU.
”Dalam sejarahnya, kiai-kiai NU mendirikan PKB punya alasan bahwa kekuatan agama dan kekuatan politik itu kembar. Kekuatan agama itu pondasinya sedangkan kekuatan politik sebagai penjaga,” ujar Gus Faris, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, NU ibarat rumah besar keagamaan yang kokoh dengan pondasi yang kuat. Namun, sebelum lahirnya PKB, NU tidak memiliki penjaga di ranah politik.
”Konsekuensinya barangnya NU bisa dicuri orang lain maka kiai-kiai NU berpikir perlu membuat penjaga yaitu kekuatan politik maka lahirlah PKB. Kekuatan agama sebagai pondasi sementara kekuatan politik sebagai penjaga. Jangan sampai berebut. NU jangan sampai dijadikan penjaga, bisa rusak. Begitu pula PKB, jangan sampai menjadi jamiyah, ini bisa rusak karena PKB kekuatan politik,” tuturnya.
Gus Faris mengaku prihatin fenomena belakangan ini di mana segelintir elite PBNU menampakkan diri ingin mengambilalih PKB. ”Hari ini kelihatannya ini NU pingin jadi PKB, menurut saya ini jadi berantakan semua. Tidak pas dengan apa yang dicita-citakan muasis PKB yang notabenya adalah para ulama NU,” ungkapnya.
Dikatakan Gus Faris, apa yang terjadi belum lama ini, di mana sejumlah kader NU berdemo di depan PBNU, menjadi pemandangan yang memprihatinkan.
”Dalam sejarah NU, belum pernah ada demo-demo begitu. Nah, adanya kemarin kader NU yang mendemo PBNU, menurut saya sebuah gambaran di mana puncak kekecewaannya kader NU terhadap PBNU. Ini menurut saya jangan dianggap hal biasa-biasa saja oleh PBNU. Ketika PBNU tidak mampu untuk introspeksi diri maka MLB PBNU akan sangat mungkin terjadi,” katanya.
Menurutnya, jika MLB PBNU terjadi maka semua akan berubah. ”Kalau mungkin MLB PBNU itu maslahat, kenapa tidak karena menurut saya, hari ini PBNU ingin menjadi politik. Lebih politis daripada PKB-nya sendiri, harusnya nggak seperti itu,” katanya.
Gus Faris mengatakan, keinginan yang disampaikan segelintir elite PBNU yang ingin mengambil alih PKB sangat berolak belakang dengan apa yang terjadi di bawah, di mana hubungan PKB dengan NU berjalan harmonis.
”Di bawah enggak menghendaki seperti itu. Saling intropeksi diri. PBNU segera introspeksi diri, begitu juga PKB-nya, lalu kita perbaiki bersama-sama. Apa solusi yang terbaik untuk keduanya. Jangan saling serang seperti ini. Kalau sudah saling serang seperti ini, PBNU menyerang PKB seperti ini, ini sudah lepas dari relnya. Padahal PBNU yang melahirkan PKB,” tuturnya.
Ulama yang akrab disapa Gus Faris ini mengatakan, PBNU dan PKB memiliki tugas sendiri-sendiri sehingga tidak boleh saling serobot. Cucu dari KH Abbas Buntet ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU.
”Dalam sejarahnya, kiai-kiai NU mendirikan PKB punya alasan bahwa kekuatan agama dan kekuatan politik itu kembar. Kekuatan agama itu pondasinya sedangkan kekuatan politik sebagai penjaga,” ujar Gus Faris, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, NU ibarat rumah besar keagamaan yang kokoh dengan pondasi yang kuat. Namun, sebelum lahirnya PKB, NU tidak memiliki penjaga di ranah politik.
”Konsekuensinya barangnya NU bisa dicuri orang lain maka kiai-kiai NU berpikir perlu membuat penjaga yaitu kekuatan politik maka lahirlah PKB. Kekuatan agama sebagai pondasi sementara kekuatan politik sebagai penjaga. Jangan sampai berebut. NU jangan sampai dijadikan penjaga, bisa rusak. Begitu pula PKB, jangan sampai menjadi jamiyah, ini bisa rusak karena PKB kekuatan politik,” tuturnya.
Gus Faris mengaku prihatin fenomena belakangan ini di mana segelintir elite PBNU menampakkan diri ingin mengambilalih PKB. ”Hari ini kelihatannya ini NU pingin jadi PKB, menurut saya ini jadi berantakan semua. Tidak pas dengan apa yang dicita-citakan muasis PKB yang notabenya adalah para ulama NU,” ungkapnya.
Dikatakan Gus Faris, apa yang terjadi belum lama ini, di mana sejumlah kader NU berdemo di depan PBNU, menjadi pemandangan yang memprihatinkan.
”Dalam sejarah NU, belum pernah ada demo-demo begitu. Nah, adanya kemarin kader NU yang mendemo PBNU, menurut saya sebuah gambaran di mana puncak kekecewaannya kader NU terhadap PBNU. Ini menurut saya jangan dianggap hal biasa-biasa saja oleh PBNU. Ketika PBNU tidak mampu untuk introspeksi diri maka MLB PBNU akan sangat mungkin terjadi,” katanya.
Menurutnya, jika MLB PBNU terjadi maka semua akan berubah. ”Kalau mungkin MLB PBNU itu maslahat, kenapa tidak karena menurut saya, hari ini PBNU ingin menjadi politik. Lebih politis daripada PKB-nya sendiri, harusnya nggak seperti itu,” katanya.
Gus Faris mengatakan, keinginan yang disampaikan segelintir elite PBNU yang ingin mengambil alih PKB sangat berolak belakang dengan apa yang terjadi di bawah, di mana hubungan PKB dengan NU berjalan harmonis.
”Di bawah enggak menghendaki seperti itu. Saling intropeksi diri. PBNU segera introspeksi diri, begitu juga PKB-nya, lalu kita perbaiki bersama-sama. Apa solusi yang terbaik untuk keduanya. Jangan saling serang seperti ini. Kalau sudah saling serang seperti ini, PBNU menyerang PKB seperti ini, ini sudah lepas dari relnya. Padahal PBNU yang melahirkan PKB,” tuturnya.
(cip)