Kreatif dan Efektif, Pengajar Sampoerna Academy Raih Penghargaan Internasional
Kamis, 14 Januari 2021 - 12:36 WIB
Program pendidikan utama yang diusung oleh Bow Seat - the Ocean Awareness Contest - mengajak para anak muda untuk belajar dan mengeksplorasi keterkaitan antara aktivitas manusia dan kesehatan lautan kita melalui seni visual, menulis, film, musik, tari, dan multimedia interaktif.
Sejak tahun 2011, sudah lebih dari 18.000 siswa yang berasal dari setidaknya 100 negara di dunia dan seluruh negara bagian Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam kontes tersebut. Selain itu, Bow Seat telah menghadiahkan beasiswa seharga hampir USD 400.000 untuk membantu anak-anak muda mengembangkan bakat dan kreativitasnya, terutama terkait dengan passion untuk lingkungan.
Selain itu, penghargaan ini juga ditujukan untuk para tenaga pengajar yang menggunakan programnya untuk mengajari anak didiknya tentang masalah konservasi laut, mengaplikasikannya di kelas agar anak-anak dapat mempelajari masalah di dunia nyata, dan membimbing kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi dan meneliti.
Kristin Abt, tenaga pengajar dari Sampoerna Academy Medan, memiliki passion yang tinggi dalam mengajarkan kepada anak-anak tentang masalh konservasi. Ia juga mengamini bahwa kontes yang diselenggarakan oleh Bow Seat adalah ajang istimewa yang mengombinasikan berbagai disiplin ilmu seperti kemampuan berbahasa, konsep ilmu pengetahuan, dan seni, terlepas dari mata pelajaran yang ia ajarkan di kelas.
Siswa-siswanya pun mengamini bahwa tema kontes tersebut sangat relevan dengan tanah air mereka, yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17,500 pulau. Kristin Abt bekerja sama dengan guru-guru lainnya di sekolah tempat ia bekerja untuk mengumpulkan tugas-tugas siswa dengan menggelar acara penghargaan internal. Setelahnya, barulah siswa-siswa tersebut mengajukan karya mereka ke Bow Seat.
Linda Cabot, founder dan presiden dari Bow Seat, mengatakan, bahwa Bow Seat sangat berkomitment dalam mendukung para tenaga pengajar yang membahas tentang masalah lingkungan dan komunikasi kreatif. "Topik ini sangat luas, mencakup perubahan suhu hingga bagaimana ekologi di seluruh dunia terpengaruh oleh pandemi," ujar Linda.
Seni, pada akhirnya, adalah cara yang sangat powerful untuk para siswa mengekpslorasi masalah-masalah krisis saat ini dan mencari solusi untuk kesehatan umat manusia dan planet tercinta. Bow Seat senang untuk bertemu dengan para tenaga pengajar seperti Kristin Abt menjadi anggota komunitas global mereka, mengingat karya dan kontribusinya yang luar biasa dalam mendorong rasa ingin tahu anak didiknya terhadap masalah lingkungan.
Kristin Abt juga menyatakan kebahagiaannya dan rasa cintanya terhadap anak-anak, serta proses mendorong rasa ingin tahu anak-anak tentang masalah lingkungan. Baginya, terlepas dari mata pelajaran atau pun kelas yang diajarnya, kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini mengingat setiap harinya manusia bersentuhan dengan lingkungan sejak membuka mata.
Sebagai warga Indonesia, generasi muda nantinya akan menjadi ujung tombak perubahan dalam mengatasi masalah polusi plastik, perubahan iklim, degradasi habitat hewan liar di negara kepulauan, dan penangkapan ikan secara berlebihan. Kristin Abt, sebagai tenaga pengajar di Sampoerna Academy Medan berharap, bahwa ketertarikan anak-anak terhadap masalah yang dihadapi laut saat ini akan menjadi passion mereka seiring berjalannya waktu.
Sejak tahun 2011, sudah lebih dari 18.000 siswa yang berasal dari setidaknya 100 negara di dunia dan seluruh negara bagian Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam kontes tersebut. Selain itu, Bow Seat telah menghadiahkan beasiswa seharga hampir USD 400.000 untuk membantu anak-anak muda mengembangkan bakat dan kreativitasnya, terutama terkait dengan passion untuk lingkungan.
Selain itu, penghargaan ini juga ditujukan untuk para tenaga pengajar yang menggunakan programnya untuk mengajari anak didiknya tentang masalah konservasi laut, mengaplikasikannya di kelas agar anak-anak dapat mempelajari masalah di dunia nyata, dan membimbing kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi dan meneliti.
Kristin Abt, tenaga pengajar dari Sampoerna Academy Medan, memiliki passion yang tinggi dalam mengajarkan kepada anak-anak tentang masalh konservasi. Ia juga mengamini bahwa kontes yang diselenggarakan oleh Bow Seat adalah ajang istimewa yang mengombinasikan berbagai disiplin ilmu seperti kemampuan berbahasa, konsep ilmu pengetahuan, dan seni, terlepas dari mata pelajaran yang ia ajarkan di kelas.
Siswa-siswanya pun mengamini bahwa tema kontes tersebut sangat relevan dengan tanah air mereka, yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17,500 pulau. Kristin Abt bekerja sama dengan guru-guru lainnya di sekolah tempat ia bekerja untuk mengumpulkan tugas-tugas siswa dengan menggelar acara penghargaan internal. Setelahnya, barulah siswa-siswa tersebut mengajukan karya mereka ke Bow Seat.
Linda Cabot, founder dan presiden dari Bow Seat, mengatakan, bahwa Bow Seat sangat berkomitment dalam mendukung para tenaga pengajar yang membahas tentang masalah lingkungan dan komunikasi kreatif. "Topik ini sangat luas, mencakup perubahan suhu hingga bagaimana ekologi di seluruh dunia terpengaruh oleh pandemi," ujar Linda.
Seni, pada akhirnya, adalah cara yang sangat powerful untuk para siswa mengekpslorasi masalah-masalah krisis saat ini dan mencari solusi untuk kesehatan umat manusia dan planet tercinta. Bow Seat senang untuk bertemu dengan para tenaga pengajar seperti Kristin Abt menjadi anggota komunitas global mereka, mengingat karya dan kontribusinya yang luar biasa dalam mendorong rasa ingin tahu anak didiknya terhadap masalah lingkungan.
Kristin Abt juga menyatakan kebahagiaannya dan rasa cintanya terhadap anak-anak, serta proses mendorong rasa ingin tahu anak-anak tentang masalah lingkungan. Baginya, terlepas dari mata pelajaran atau pun kelas yang diajarnya, kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini mengingat setiap harinya manusia bersentuhan dengan lingkungan sejak membuka mata.
Sebagai warga Indonesia, generasi muda nantinya akan menjadi ujung tombak perubahan dalam mengatasi masalah polusi plastik, perubahan iklim, degradasi habitat hewan liar di negara kepulauan, dan penangkapan ikan secara berlebihan. Kristin Abt, sebagai tenaga pengajar di Sampoerna Academy Medan berharap, bahwa ketertarikan anak-anak terhadap masalah yang dihadapi laut saat ini akan menjadi passion mereka seiring berjalannya waktu.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda