Kreatif dan Efektif, Pengajar Sampoerna Academy Raih Penghargaan Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tenaga pendidik atau guru , menjadi salah satu faktor melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul sejak dini. Karenanya faktor kualitas guru dinilai perlu dan menjadi penting untuk diperhatikan.
(Baca juga: Gubernur Sulsel Kembali Berhasil Raih Penghargaan OJK RI)
School Director Sampoerna Academy, Dr Mustafa Guvercin mengatakan, hal ini yang terus menjadi fokus bagi Sampoerna dengan adanya Sampoerna Academy yang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia.
(Baca juga: Capai Target Akseptor, Bupati Bulukumba dapat Penghargaan dari BKKBN)
"Sebagai salah satu institusi pendidikan swasta yang dikelola oleh yayasan milik Sampoerna, mulai dari taman kanak-kanak hingga universitas telah berdiri. Ratusan anak berbakat pun telah lulus dari Sampoerna Academy. Tentu saja, hal itu tidak akan terjadi tanpa dedikasi penuh para guru yang mengajar di sekolah," kata Mustafa, Kamis 13 Januari 2021.
(Baca juga: Inilah Gim yang Mengoleksi Penghargaan Terbanyak Sepanjang 2020)
Mustafa mengungkapkan, salah satu tenaga pengajar di sekolah ini mendapat penghargaan prestisius dari Educator Innovation Award baru-baru ini. Kristin Abt, seorang guru Bahasa Inggris dan Biologi di Sampoerna Academy Medan memenangkan penghargaan tersebut untuk kemampuannya yang kreatif dan efektif dalam mengajarkan konservasi laut kepada anak didiknya.
"Selain itu, Kristin Abt juga selalu memotivasi dan mendorong anak didiknya untuk selalu melayani planet Bumi. Dari penghargaan ini Kristin Abt menerima hadiah tunai sebesar USD 750," ungkapnya.
Acara penghargaan Educator Innovation Award dilakukan oleh Bow Seat Ocean Awareness Programs, yaitu organisasi nirlaba yang kegiatannya berpusat di Massachusetts. Misi organisasi ini adalah untuk mengajak anak muda berpartisipasi dalam konservasi laut dan advokasi melalui seni.
Program pendidikan utama yang diusung oleh Bow Seat - the Ocean Awareness Contest - mengajak para anak muda untuk belajar dan mengeksplorasi keterkaitan antara aktivitas manusia dan kesehatan lautan kita melalui seni visual, menulis, film, musik, tari, dan multimedia interaktif.
Sejak tahun 2011, sudah lebih dari 18.000 siswa yang berasal dari setidaknya 100 negara di dunia dan seluruh negara bagian Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam kontes tersebut. Selain itu, Bow Seat telah menghadiahkan beasiswa seharga hampir USD 400.000 untuk membantu anak-anak muda mengembangkan bakat dan kreativitasnya, terutama terkait dengan passion untuk lingkungan.
Selain itu, penghargaan ini juga ditujukan untuk para tenaga pengajar yang menggunakan programnya untuk mengajari anak didiknya tentang masalah konservasi laut, mengaplikasikannya di kelas agar anak-anak dapat mempelajari masalah di dunia nyata, dan membimbing kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi dan meneliti.
Kristin Abt, tenaga pengajar dari Sampoerna Academy Medan, memiliki passion yang tinggi dalam mengajarkan kepada anak-anak tentang masalh konservasi. Ia juga mengamini bahwa kontes yang diselenggarakan oleh Bow Seat adalah ajang istimewa yang mengombinasikan berbagai disiplin ilmu seperti kemampuan berbahasa, konsep ilmu pengetahuan, dan seni, terlepas dari mata pelajaran yang ia ajarkan di kelas.
Siswa-siswanya pun mengamini bahwa tema kontes tersebut sangat relevan dengan tanah air mereka, yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17,500 pulau. Kristin Abt bekerja sama dengan guru-guru lainnya di sekolah tempat ia bekerja untuk mengumpulkan tugas-tugas siswa dengan menggelar acara penghargaan internal. Setelahnya, barulah siswa-siswa tersebut mengajukan karya mereka ke Bow Seat.
Linda Cabot, founder dan presiden dari Bow Seat, mengatakan, bahwa Bow Seat sangat berkomitment dalam mendukung para tenaga pengajar yang membahas tentang masalah lingkungan dan komunikasi kreatif. "Topik ini sangat luas, mencakup perubahan suhu hingga bagaimana ekologi di seluruh dunia terpengaruh oleh pandemi," ujar Linda.
Seni, pada akhirnya, adalah cara yang sangat powerful untuk para siswa mengekpslorasi masalah-masalah krisis saat ini dan mencari solusi untuk kesehatan umat manusia dan planet tercinta. Bow Seat senang untuk bertemu dengan para tenaga pengajar seperti Kristin Abt menjadi anggota komunitas global mereka, mengingat karya dan kontribusinya yang luar biasa dalam mendorong rasa ingin tahu anak didiknya terhadap masalah lingkungan.
Kristin Abt juga menyatakan kebahagiaannya dan rasa cintanya terhadap anak-anak, serta proses mendorong rasa ingin tahu anak-anak tentang masalah lingkungan. Baginya, terlepas dari mata pelajaran atau pun kelas yang diajarnya, kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini mengingat setiap harinya manusia bersentuhan dengan lingkungan sejak membuka mata.
Sebagai warga Indonesia, generasi muda nantinya akan menjadi ujung tombak perubahan dalam mengatasi masalah polusi plastik, perubahan iklim, degradasi habitat hewan liar di negara kepulauan, dan penangkapan ikan secara berlebihan. Kristin Abt, sebagai tenaga pengajar di Sampoerna Academy Medan berharap, bahwa ketertarikan anak-anak terhadap masalah yang dihadapi laut saat ini akan menjadi passion mereka seiring berjalannya waktu.
(Baca juga: Gubernur Sulsel Kembali Berhasil Raih Penghargaan OJK RI)
School Director Sampoerna Academy, Dr Mustafa Guvercin mengatakan, hal ini yang terus menjadi fokus bagi Sampoerna dengan adanya Sampoerna Academy yang sudah tidak asing lagi di telinga orang Indonesia.
(Baca juga: Capai Target Akseptor, Bupati Bulukumba dapat Penghargaan dari BKKBN)
"Sebagai salah satu institusi pendidikan swasta yang dikelola oleh yayasan milik Sampoerna, mulai dari taman kanak-kanak hingga universitas telah berdiri. Ratusan anak berbakat pun telah lulus dari Sampoerna Academy. Tentu saja, hal itu tidak akan terjadi tanpa dedikasi penuh para guru yang mengajar di sekolah," kata Mustafa, Kamis 13 Januari 2021.
(Baca juga: Inilah Gim yang Mengoleksi Penghargaan Terbanyak Sepanjang 2020)
Mustafa mengungkapkan, salah satu tenaga pengajar di sekolah ini mendapat penghargaan prestisius dari Educator Innovation Award baru-baru ini. Kristin Abt, seorang guru Bahasa Inggris dan Biologi di Sampoerna Academy Medan memenangkan penghargaan tersebut untuk kemampuannya yang kreatif dan efektif dalam mengajarkan konservasi laut kepada anak didiknya.
"Selain itu, Kristin Abt juga selalu memotivasi dan mendorong anak didiknya untuk selalu melayani planet Bumi. Dari penghargaan ini Kristin Abt menerima hadiah tunai sebesar USD 750," ungkapnya.
Acara penghargaan Educator Innovation Award dilakukan oleh Bow Seat Ocean Awareness Programs, yaitu organisasi nirlaba yang kegiatannya berpusat di Massachusetts. Misi organisasi ini adalah untuk mengajak anak muda berpartisipasi dalam konservasi laut dan advokasi melalui seni.
Program pendidikan utama yang diusung oleh Bow Seat - the Ocean Awareness Contest - mengajak para anak muda untuk belajar dan mengeksplorasi keterkaitan antara aktivitas manusia dan kesehatan lautan kita melalui seni visual, menulis, film, musik, tari, dan multimedia interaktif.
Sejak tahun 2011, sudah lebih dari 18.000 siswa yang berasal dari setidaknya 100 negara di dunia dan seluruh negara bagian Amerika Serikat telah berpartisipasi dalam kontes tersebut. Selain itu, Bow Seat telah menghadiahkan beasiswa seharga hampir USD 400.000 untuk membantu anak-anak muda mengembangkan bakat dan kreativitasnya, terutama terkait dengan passion untuk lingkungan.
Selain itu, penghargaan ini juga ditujukan untuk para tenaga pengajar yang menggunakan programnya untuk mengajari anak didiknya tentang masalah konservasi laut, mengaplikasikannya di kelas agar anak-anak dapat mempelajari masalah di dunia nyata, dan membimbing kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi dan meneliti.
Kristin Abt, tenaga pengajar dari Sampoerna Academy Medan, memiliki passion yang tinggi dalam mengajarkan kepada anak-anak tentang masalh konservasi. Ia juga mengamini bahwa kontes yang diselenggarakan oleh Bow Seat adalah ajang istimewa yang mengombinasikan berbagai disiplin ilmu seperti kemampuan berbahasa, konsep ilmu pengetahuan, dan seni, terlepas dari mata pelajaran yang ia ajarkan di kelas.
Siswa-siswanya pun mengamini bahwa tema kontes tersebut sangat relevan dengan tanah air mereka, yang merupakan salah satu kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17,500 pulau. Kristin Abt bekerja sama dengan guru-guru lainnya di sekolah tempat ia bekerja untuk mengumpulkan tugas-tugas siswa dengan menggelar acara penghargaan internal. Setelahnya, barulah siswa-siswa tersebut mengajukan karya mereka ke Bow Seat.
Linda Cabot, founder dan presiden dari Bow Seat, mengatakan, bahwa Bow Seat sangat berkomitment dalam mendukung para tenaga pengajar yang membahas tentang masalah lingkungan dan komunikasi kreatif. "Topik ini sangat luas, mencakup perubahan suhu hingga bagaimana ekologi di seluruh dunia terpengaruh oleh pandemi," ujar Linda.
Seni, pada akhirnya, adalah cara yang sangat powerful untuk para siswa mengekpslorasi masalah-masalah krisis saat ini dan mencari solusi untuk kesehatan umat manusia dan planet tercinta. Bow Seat senang untuk bertemu dengan para tenaga pengajar seperti Kristin Abt menjadi anggota komunitas global mereka, mengingat karya dan kontribusinya yang luar biasa dalam mendorong rasa ingin tahu anak didiknya terhadap masalah lingkungan.
Kristin Abt juga menyatakan kebahagiaannya dan rasa cintanya terhadap anak-anak, serta proses mendorong rasa ingin tahu anak-anak tentang masalah lingkungan. Baginya, terlepas dari mata pelajaran atau pun kelas yang diajarnya, kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamkan sejak dini mengingat setiap harinya manusia bersentuhan dengan lingkungan sejak membuka mata.
Sebagai warga Indonesia, generasi muda nantinya akan menjadi ujung tombak perubahan dalam mengatasi masalah polusi plastik, perubahan iklim, degradasi habitat hewan liar di negara kepulauan, dan penangkapan ikan secara berlebihan. Kristin Abt, sebagai tenaga pengajar di Sampoerna Academy Medan berharap, bahwa ketertarikan anak-anak terhadap masalah yang dihadapi laut saat ini akan menjadi passion mereka seiring berjalannya waktu.
(maf)