Representasi Barat-Timur, Duet Ganjar Pranowo-Nurdin Abdullah Dinilai Potensial
Minggu, 10 Januari 2021 - 17:23 WIB
JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mencerminkan representasi Jawa atau Indonesia bagian barat dengan timur beberapa kali berhasil memenangkan pilpres . Pasangan yang merepresentasikan dua wilayah itu di antaranya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) dan Joko Widodo (Jokowi)-JK.
Lalu, mungkinkah perkawinan barat dan timur itu kembali muncul di Pilpres 2024 mendatang? "Salah satu kalkulasi elektoral dalam pilpres memang soal pasangan calon yang menggunakan pola barat dan timur. Pola demikian memiliki keunggulan ganda," ujar Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Minggu (10/1/2021). (Baca juga: Duet Ganjar-Risma di Pilpres 2024, Mungkinkah?)
Pertama, kata dia, secara representasi politik kewilayahan demikian akan menguatkan integrasi bangsa. "Semua merasa terwakili," ucapnya.
Kedua, lanjut dia, kombinasi kewilayahan demikian juga sebagai bagian strategi untuk mendapatkan dukungan elektoral dari pemilih di wilayah timur dan barat sehingga kans meraup dukungan akan lebih besar. "Karena itu, pola perkawinan wilayah dalam Pilpres 2024 kemungkinan besar akan terjadi karena setidaknya dua pertimbangan di atas," tuturnya.
Sekadar diketahui, dua kepala daerah yang seringkali masuk nominasi kandidat Pilpres 2024 di berbagai lembaga survei belakangan ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah . Bagaimana peluang Ganjar Pranowo-Nurdin Abdullah di Pilpres 2024 mendatang yang merupakan perkawinan barat dan timur itu?
"Kalau secara elektabilitas, misalnya Ganjar Pranowo berpasangan dengan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah bisa jadi termasuk sangat potensial," jelas Arif Nurul Imam.
Arif mengatakan disebut sangat potensial karena secara kewilayahan dua sosok itu, Ganjar-Nurdin bisa merepresentasikan barat dan timur. Sementara secara elektabilitas, kata Arif, Ganjar-Nurdin memiliki modal elektabilitas yang lumayan bagus, bahkan Ganjar masuk dalam beberapa survei bertengger di peringkat pertama. (Baca juga:Diduetkan di 2024, Ganjar-Risma Disebut Korban Eksperimen Politik Netizen)
"Selain itu, kedua tokoh tersebut juga memiliki jabatan publik sebagai gubernur sehingga bisa menjadi panggung menunjukkan prestasi dan kinerjanya," pungkas Arif.
Lalu, mungkinkah perkawinan barat dan timur itu kembali muncul di Pilpres 2024 mendatang? "Salah satu kalkulasi elektoral dalam pilpres memang soal pasangan calon yang menggunakan pola barat dan timur. Pola demikian memiliki keunggulan ganda," ujar Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Minggu (10/1/2021). (Baca juga: Duet Ganjar-Risma di Pilpres 2024, Mungkinkah?)
Pertama, kata dia, secara representasi politik kewilayahan demikian akan menguatkan integrasi bangsa. "Semua merasa terwakili," ucapnya.
Kedua, lanjut dia, kombinasi kewilayahan demikian juga sebagai bagian strategi untuk mendapatkan dukungan elektoral dari pemilih di wilayah timur dan barat sehingga kans meraup dukungan akan lebih besar. "Karena itu, pola perkawinan wilayah dalam Pilpres 2024 kemungkinan besar akan terjadi karena setidaknya dua pertimbangan di atas," tuturnya.
Sekadar diketahui, dua kepala daerah yang seringkali masuk nominasi kandidat Pilpres 2024 di berbagai lembaga survei belakangan ini adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah . Bagaimana peluang Ganjar Pranowo-Nurdin Abdullah di Pilpres 2024 mendatang yang merupakan perkawinan barat dan timur itu?
"Kalau secara elektabilitas, misalnya Ganjar Pranowo berpasangan dengan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah bisa jadi termasuk sangat potensial," jelas Arif Nurul Imam.
Arif mengatakan disebut sangat potensial karena secara kewilayahan dua sosok itu, Ganjar-Nurdin bisa merepresentasikan barat dan timur. Sementara secara elektabilitas, kata Arif, Ganjar-Nurdin memiliki modal elektabilitas yang lumayan bagus, bahkan Ganjar masuk dalam beberapa survei bertengger di peringkat pertama. (Baca juga:Diduetkan di 2024, Ganjar-Risma Disebut Korban Eksperimen Politik Netizen)
"Selain itu, kedua tokoh tersebut juga memiliki jabatan publik sebagai gubernur sehingga bisa menjadi panggung menunjukkan prestasi dan kinerjanya," pungkas Arif.
(kri)
tulis komentar anda