Heboh Pernikahan Virtual, Gus Dur Ternyata Nikahi Sinta Nuriyah Jarak Jauh
Jum'at, 01 Januari 2021 - 14:52 WIB
Dalam informasi singkat yang sampaikan Jaringan Gusdurian, yang juga sering dikisahkan oleh Gus Dur sendiri, banyak orang terkaget-kaget, dikira Kiai Bisri yang sudah sepuh itu menikah lagi dengan gadis belia nan cantik jelita. Ternyata Kiai Bisri mewakili prosesi ijab-kabul Gus Dur saja.
(Baca juga : Turki Temukan 15 Orang Bawa Varian Baru Virus Corona )
Dilansir dari laman Instagram @fotojadoel, awal perkenalan Gus Dur dan Sinta ternyata melalui perantara orang ketiga, yakni paman Gus Dur, Kiai Fatah. Waktu itu, Gus Dur berniat melanjutkan studinya ke Kairo, Mesir.
Dia diwanti-wanti oleh pamannya agar menikah lebih dahulu. "Soalnya kalau kamu menunggu menikah pulang dari luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanita tua yang cerewet," kata pamannya.
Sang paman pun membantunya mencarikan jodoh hingga ketemu nama Sinta, yang ternyata pernah menjadi murid Gus Dur. Gus Dur segera mengiyakan tawaran itu. Namun Sinta belum bersedia lantaran trauma dengan salah seorang guru yang pernah meminangnya ketika dia masih berusia 13 tahun.
Celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman. "Ah, Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi," komentar Sinta ketika menerima surat dari Gus Dur pertama kalinya.
Kisah ini seperti ditulis Guntur Wiguna dalam buku: Koleksi Humor Gus Dur. Namun pada akhirnya Sinta mulai bersimpati kepada Gus Dur ketika dia menerima surat dari Gus Dur yang mengeluhkan bahwa dia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia).
Lewat surat balasannya Sinta berusaha menghibur. "Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya. Gagal dalam studi, paling tidak berhasil dalam jodoh," ujar Sinta dalam suratnya.
Selama tahun-tahun yang dihabiskan Gus Dur di Kairo, dia memang terus berkomunikasi dengan Sinta. Gus Dur pun memaknai datangnya surat secara teratur dari Sinta sebagai tanda ia tidak ditolak. Setelah sekian lama berhubungan lewat surat, Gus Dur akhirnya melamar Sinta Nuriyah. Tak langsung dijawab oleh Sinta karena merasa belum yakin.
Dalam buku Biografi Gus Dur yang ditulis Greg Barton, diceritakan Sinta mengaku pernah bertanya ke seseorang terlebih dahulu sebelum menjawab lamaran Gus Dur. "Apakah Gus Dur benar-benar pemuda yang tepat baginya. Atau, apakah dia harus mencari pemuda lain?" sepenggal tulisan dalam buku tersebut.
(Baca juga : Turki Temukan 15 Orang Bawa Varian Baru Virus Corona )
Dilansir dari laman Instagram @fotojadoel, awal perkenalan Gus Dur dan Sinta ternyata melalui perantara orang ketiga, yakni paman Gus Dur, Kiai Fatah. Waktu itu, Gus Dur berniat melanjutkan studinya ke Kairo, Mesir.
Dia diwanti-wanti oleh pamannya agar menikah lebih dahulu. "Soalnya kalau kamu menunggu menikah pulang dari luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanita tua yang cerewet," kata pamannya.
Sang paman pun membantunya mencarikan jodoh hingga ketemu nama Sinta, yang ternyata pernah menjadi murid Gus Dur. Gus Dur segera mengiyakan tawaran itu. Namun Sinta belum bersedia lantaran trauma dengan salah seorang guru yang pernah meminangnya ketika dia masih berusia 13 tahun.
Celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman. "Ah, Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi," komentar Sinta ketika menerima surat dari Gus Dur pertama kalinya.
Kisah ini seperti ditulis Guntur Wiguna dalam buku: Koleksi Humor Gus Dur. Namun pada akhirnya Sinta mulai bersimpati kepada Gus Dur ketika dia menerima surat dari Gus Dur yang mengeluhkan bahwa dia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia).
Lewat surat balasannya Sinta berusaha menghibur. "Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya. Gagal dalam studi, paling tidak berhasil dalam jodoh," ujar Sinta dalam suratnya.
Selama tahun-tahun yang dihabiskan Gus Dur di Kairo, dia memang terus berkomunikasi dengan Sinta. Gus Dur pun memaknai datangnya surat secara teratur dari Sinta sebagai tanda ia tidak ditolak. Setelah sekian lama berhubungan lewat surat, Gus Dur akhirnya melamar Sinta Nuriyah. Tak langsung dijawab oleh Sinta karena merasa belum yakin.
Dalam buku Biografi Gus Dur yang ditulis Greg Barton, diceritakan Sinta mengaku pernah bertanya ke seseorang terlebih dahulu sebelum menjawab lamaran Gus Dur. "Apakah Gus Dur benar-benar pemuda yang tepat baginya. Atau, apakah dia harus mencari pemuda lain?" sepenggal tulisan dalam buku tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda