Curahan Hati Ketua KPK Firli Bahuri: Ya Allah, Ingin Sekali Saya Dekap Ibu...

Selasa, 22 Desember 2020 - 13:14 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri unjuk kebolehan memasak dengan menyajikan nasi goreng ala Chef Firli saat Silaturahmi Pimpinan KPK dan Dewan Pengawas KPK di Gedung KPK, Jakarta, 20 Januari 2020. Foto/SINDOnews/Sutikno
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengungkapkan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember, buka hanya seremoni semata namun mengandung esensi mendalam mengenai pengorbanan seorang ibu dan masa depan bangsa.

Menurut Firli, nasib dan masa depan suatu bangsa, tak luput dari peran serta sumbangsih seorang ibu."Mengingat sosok sederhana inilah yang dapat membentuk jiwa dan karakter seorang anak, generasi penerus masa depan bangsa dan negeri ini," kata Firli Bahuri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12/2020).

Firli mengungkapkan ibu memberikan kasih sayang tak terhingga serta kerelaan luar biasa yang tidak mengenal kata lelah apalagi menyerah. "Itu yang saya lihat dan rasakan sepanjang hidup beliau mengasuh dan membesarkan saya serta saudara-saudara lainnya," ujarnya.( )



Dia menyadari apa yang diraihnya saat ini karena perjuangan sang ibu. Ayahnya wafat saat dirinya masih kecil sehingga tugas dan kewajiban seorang ayah sebagai tulang punggung keluarga berada di pundak ibu.

Menurut Firli, tak terhitung jumlah langkah kaki yang ibu tempuh dengan keringat dan peluh membasahi baju lusuh yang dikenakannya. "Saat menapak, melewati halang rintang kehidupan demi kami anak-anaknya," tandasnya.

Sang ibu, kata dia, senantiasa mengajarkan sekaligus memperlihatkan bagaimana cara menjalani kehidupan di tengah keterbatasan, berjuang untuk hidup saat ini dan kehidupan berikutnya.( )

Dia mengungkapkan, ibunya selalu berpesan agar menjaga salat dan selalu berdoa, berusaha keras, teguhkan integritas lalu berserah diri kepada-Nya. Boleh saja dunia terlalu rapuh untuk dijadikan pegangan, namun ada Allah SWT tempat bersandar.

"Ya Allah.. ingin sekali saya dekap ibu seperti masa kecil dulu, rindu tangan rentanya yang begitu lembut saat membelai rambut saya sebelum tidur, di mana sayup-sayup selalu terdengar nama saya disebut dalam lantunan doa yang beliau panjatkan," kata Firli.

Disinari lampu temaram, kata dia, saat itu samar-samar dirinya melihat ibu terisak. Sesekali menyeka derai air mata yang membasahi pipinya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More