Mengincar Basis Industri Halal
Senin, 21 Desember 2020 - 06:50 WIB
Ajakan ini disampaikan mengingat ekonomi halal global saat ini berkembang dengan pesat, terutama karena peningkatan populasi muslim yang berdampak terhadap permintaan barang dan jasa halal. Selain itu, penduduk nonmuslim telah menunjukkan minat terhadap produk halal.
"Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi pusat halal global. Indonesia sedang mengembangkan industri halal dalam negeri dan fokus pada penguatan rantai nilai halal. Untuk itu, Indonesia mendorong perusahaan Prancis berinvestasi di sektor halal," jelas Agus.
Dia kemudian menuturkan, Indonesia berupaya menjadi pusat halal dunia dengan mengembangkan industri halal domestik dan penguatan rantai nilai halal. Rantai nilai halal mencakup halal hub daerah, sertifikasi halal, kampanye halal gaya hidup halal, insentif investasi, dan kerja sama internasional.
Indonesia juga berencana untuk mengembangkan system ketelusuran halal (traceability system) and sistem asuransi halal. "Kemendag mendukung peningkatan ekspor halal dengan upaya peningkatan daya saing produk halal, dukungan UMKM, relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, serta penguatan akses pasar melalui promosi dan perjanjian perdagangan," jelas dia.
Peluang Besar
Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi menilai sudah seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi industri halal di dunia. Karena itu, dirinya mendukung strategi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia atau global halal hub.
Menurutnya, pemerintah sudah melihat peluang ekonomi yang sangat besar dari pengembangan industri halal. Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lainnya lantaran memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia.
"Itu bagus membaca peluang dan potensi pengembangan, khususnya industri halal. Di Indonesia, marketnya cukup besar. Aneh kalau terkait kehalalan sebuah produk, penerapannya kita kalah dengan negara-negara Eropa atau Asia Timur yang penduduk Muslimnya minoritas," kata pria yang akrab disapa Awiek itu kepada SINDO, Minggu (20/12/2020).
"Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi pusat halal global. Indonesia sedang mengembangkan industri halal dalam negeri dan fokus pada penguatan rantai nilai halal. Untuk itu, Indonesia mendorong perusahaan Prancis berinvestasi di sektor halal," jelas Agus.
Dia kemudian menuturkan, Indonesia berupaya menjadi pusat halal dunia dengan mengembangkan industri halal domestik dan penguatan rantai nilai halal. Rantai nilai halal mencakup halal hub daerah, sertifikasi halal, kampanye halal gaya hidup halal, insentif investasi, dan kerja sama internasional.
Indonesia juga berencana untuk mengembangkan system ketelusuran halal (traceability system) and sistem asuransi halal. "Kemendag mendukung peningkatan ekspor halal dengan upaya peningkatan daya saing produk halal, dukungan UMKM, relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, serta penguatan akses pasar melalui promosi dan perjanjian perdagangan," jelas dia.
Peluang Besar
Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi menilai sudah seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi industri halal di dunia. Karena itu, dirinya mendukung strategi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia atau global halal hub.
Menurutnya, pemerintah sudah melihat peluang ekonomi yang sangat besar dari pengembangan industri halal. Apalagi, Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lainnya lantaran memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia.
"Itu bagus membaca peluang dan potensi pengembangan, khususnya industri halal. Di Indonesia, marketnya cukup besar. Aneh kalau terkait kehalalan sebuah produk, penerapannya kita kalah dengan negara-negara Eropa atau Asia Timur yang penduduk Muslimnya minoritas," kata pria yang akrab disapa Awiek itu kepada SINDO, Minggu (20/12/2020).
(abd)
tulis komentar anda