Adanya Vaksin Corona Tak Serta Merta Tuntaskan Pandemi
Kamis, 17 Desember 2020 - 15:04 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK), dr Ardiansyah Bahar, mengapresiasi keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menggratiskan vaksin Covid-19 (virus Corona ) ke semua masyarakat.
(Baca juga: Kalkulasi Kebutuhan Anggaran Vaksinasi Gratis, Kira-kira Butuh Berapa Ya?)
Presiden Jokowi juga siap menjadi orang pertama yang akan divaksin. Menurut Ardiansyah, hal tersebut merupakan suatu kabar gembira di tengah banyaknya pertanyaan masyarakat tentang keamanan dan aksesibilitas dari vaksin Covid-19.
(Baca juga: Vaksin Covid-19 Telah Disuntikan, 1.000 Kasus Infeksi Corona VUI - 202012/01 Muncul)
"Suatu hal yang patut kita syukuri bahwa Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa vaksin akan diberikan secara gratis. Ini menjawab kegelisahan masyarakat tentang aksesibiltas dalam mendapatkan vaksin Covid-19. Hal ini juga tentu merupakan salah satu upaya yang baik dalam mencoba menyelesaikan pandemi di negeri kita," kata dia kepada SINDOnews, Kamis (17/12/2020).
Sebab kata dia, vaksinasi akan percuma apabila cakupannya terbatas. "Herd immunity yang diharapkan dari vaksinansi tidak akan bisa terjadi jika yang divaksin hanya sebagian kecil masyarakat saja,” ujar Ardi.
Ardiansyah juga menyampaikan, keputusan Jokowi untuk menjadi orang yang pertama divaksin adalah keputusan tepat karena menjawab kegelisahan masyarakat terhadap keamanan Vaksin Corona tersebut.
Untuk memperkuat keyakinan dari masyarakat, tentu tetap diperlukan laporan hasil dari BPOM mengenai keamanan dan efikasi dari Vaksin Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat.
"Akan tetapi perlu kita ingat bahwa adanya vaksin tidak akan serta merta langsung menyelesaikan pandemi ini, butuh proses hingga herd immunity yang diharapkan bisa tercapai," jelasnya.
"Oleh karena itu, masyarakat jangan lengah dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Upaya seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap harus dilaksanakan," tutup Ardi.
(Baca juga: Kalkulasi Kebutuhan Anggaran Vaksinasi Gratis, Kira-kira Butuh Berapa Ya?)
Presiden Jokowi juga siap menjadi orang pertama yang akan divaksin. Menurut Ardiansyah, hal tersebut merupakan suatu kabar gembira di tengah banyaknya pertanyaan masyarakat tentang keamanan dan aksesibilitas dari vaksin Covid-19.
(Baca juga: Vaksin Covid-19 Telah Disuntikan, 1.000 Kasus Infeksi Corona VUI - 202012/01 Muncul)
"Suatu hal yang patut kita syukuri bahwa Presiden Jokowi telah menegaskan bahwa vaksin akan diberikan secara gratis. Ini menjawab kegelisahan masyarakat tentang aksesibiltas dalam mendapatkan vaksin Covid-19. Hal ini juga tentu merupakan salah satu upaya yang baik dalam mencoba menyelesaikan pandemi di negeri kita," kata dia kepada SINDOnews, Kamis (17/12/2020).
Sebab kata dia, vaksinasi akan percuma apabila cakupannya terbatas. "Herd immunity yang diharapkan dari vaksinansi tidak akan bisa terjadi jika yang divaksin hanya sebagian kecil masyarakat saja,” ujar Ardi.
Ardiansyah juga menyampaikan, keputusan Jokowi untuk menjadi orang yang pertama divaksin adalah keputusan tepat karena menjawab kegelisahan masyarakat terhadap keamanan Vaksin Corona tersebut.
Untuk memperkuat keyakinan dari masyarakat, tentu tetap diperlukan laporan hasil dari BPOM mengenai keamanan dan efikasi dari Vaksin Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat.
"Akan tetapi perlu kita ingat bahwa adanya vaksin tidak akan serta merta langsung menyelesaikan pandemi ini, butuh proses hingga herd immunity yang diharapkan bisa tercapai," jelasnya.
"Oleh karena itu, masyarakat jangan lengah dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Upaya seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan tetap harus dilaksanakan," tutup Ardi.
(maf)
tulis komentar anda