Miliki Syarat Ideal, Dua Orang Ini Disebut Kandidat Kuat Kapolri, Kabareskrim Bisa Kuda Hitam
Rabu, 16 Desember 2020 - 05:23 WIB
"Pak Gatot itu usia kerjanya masih sekitar tiga tahun lagi. Kemudian dia relatif diterima oleh semua angkatan, para senior juga menghargai dia karena kan relatif senior juga, kalau junior kan pasti taat. Dia itu juga punya kemampuan yang cukup mempuni karena pernah menjadi Kapolda di tempat yang strategis," tuturnya.
Selain Gatot, Stanislaus menyebut nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menjadi alternatif Kapolri. Menurutnya, Boy berpeluang menjadi suksesor Idham lantaran dia terbebas dari isu kubu-kubu tertentu. (Baca juga: Punya Kemampuan Komunikasi, Komjen Boy Rafli Berpeluang Jadi Kapolri)
Selain itu dari segi usia, pria lulusan Akpol Angkatan 88 itu memiliki rentang waktu kerja yang pas. Kemampuannya pun menurut Stanislaus tidak diragukan lagi lantaran pernah menjabat Kapolda Banten dan Papua.
"Alternatif kedua, yang bebas dari unsur Blok A Blok B atau kubu tertentu, usia kerjanya masih relatif pas, serta punya kemampuan cukup, yaiu kepala BNPT, Boy Rafli. Dulu kan Tito dari Kepala BNPT juga menjadi Kapolri," ungkapnya.
Sementara itu, Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi satu kuda hitam dalam bursa calon Kapolri pengganti Idham Azis. Akan tetapi, ada catatan jika Sigit diangkat menjadi Kapolri.
(Baca juga : Ganti PSBB, Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Pengetatan Terukur )
Catatan tersebut terkait dengan terlalu panjangnya masa jabatan Listyo. Selain itu, namanya akan melewati beberapa senior yang ditakutkan akan menimbulkan dinamika baru.
"Kuda hitamnya itu Kabareskrim. Tetapi ya usia kerjanya cukup panjang, kurang lebih tujuh tahun, dan melompati banyak senior. Nah ini saya kira bisa menciptakan dinamika tertentu. Jadi akan banyak senior di lingkarannya, apakah nanti bisa maksimal atau kendala kan tergantung kepemimpinannya," katanya.
Dia menuturkan, akan lebih baik jika Kabareskrim dicalonkan menjadi Kapolri pada periode berikutnya. "Saya kira kabareskrim bisa disiapkan menjadi calon Kapolri mendatang," ujarnya.
Selain Gatot, Stanislaus menyebut nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menjadi alternatif Kapolri. Menurutnya, Boy berpeluang menjadi suksesor Idham lantaran dia terbebas dari isu kubu-kubu tertentu. (Baca juga: Punya Kemampuan Komunikasi, Komjen Boy Rafli Berpeluang Jadi Kapolri)
Selain itu dari segi usia, pria lulusan Akpol Angkatan 88 itu memiliki rentang waktu kerja yang pas. Kemampuannya pun menurut Stanislaus tidak diragukan lagi lantaran pernah menjabat Kapolda Banten dan Papua.
"Alternatif kedua, yang bebas dari unsur Blok A Blok B atau kubu tertentu, usia kerjanya masih relatif pas, serta punya kemampuan cukup, yaiu kepala BNPT, Boy Rafli. Dulu kan Tito dari Kepala BNPT juga menjadi Kapolri," ungkapnya.
Sementara itu, Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi satu kuda hitam dalam bursa calon Kapolri pengganti Idham Azis. Akan tetapi, ada catatan jika Sigit diangkat menjadi Kapolri.
(Baca juga : Ganti PSBB, Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Pengetatan Terukur )
Catatan tersebut terkait dengan terlalu panjangnya masa jabatan Listyo. Selain itu, namanya akan melewati beberapa senior yang ditakutkan akan menimbulkan dinamika baru.
"Kuda hitamnya itu Kabareskrim. Tetapi ya usia kerjanya cukup panjang, kurang lebih tujuh tahun, dan melompati banyak senior. Nah ini saya kira bisa menciptakan dinamika tertentu. Jadi akan banyak senior di lingkarannya, apakah nanti bisa maksimal atau kendala kan tergantung kepemimpinannya," katanya.
Dia menuturkan, akan lebih baik jika Kabareskrim dicalonkan menjadi Kapolri pada periode berikutnya. "Saya kira kabareskrim bisa disiapkan menjadi calon Kapolri mendatang," ujarnya.
(thm)
tulis komentar anda