HP Anggota FPI yang Ditembak Mati Masih Aktif, Keluarga Minta Dikembalikan

Kamis, 10 Desember 2020 - 21:33 WIB
Pengacara dan keluarga korban Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang meninggal akibat bentrok dengan petugas polisi di Jalan Tol Cikampek KM 50, pada 7 Desember lalu saat mendatangi Komisi III DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Foto/SINDOnews/Yulianto
JAKARTA - Pihak keluarga Andi Oktiawan, satu dari enam anggota Laskar Khusus FPI yang ditembak mati polisi di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 menyatakan ponsel milik Andi sampai saat ini masih aktif. Hal itu disampaikan Paman Andi, Umar, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan anggota Komisi III DPR, Kamis (10/12/2020).

Anggota Komisi III Desmond Mahesa selaku pimpinan rapat menanyakan dua pertanyaan."Apakah ada barang almarhum, baik Reza, Andi, Luthfi, Khadafi, dan yang lain pada saat jenazah diserahkan itu ada yang diserahkan? HP atau yang lain? Kedua, apakah ada ancaman terhadap keluarga korban agar tidak bersaksi, tidak ini, tidak menuntut dan macem-macrm, ada enggak ya itu?" tanya Desmond.

Umar pun menjawab bahwa sama sekali tidak ada barang yang dibawa Andi diserahkan kepada pihak keluarga. Bahkan, handphone tersebut ketika dihubungi masih dalam kondisi aktif. "Enggak ada satu pun barang yang saya terima punya almarhum. Bahkan handphone masih aktif, saya bingung itu masih aktif loh," jawab Umar.

( ).



Dia pun meminta kepada siapa pun yang menemukan handphone dan barang-baramg lain milik Andi agar mengembalikannya kepada keluarga. Kemudian, terkait dengan ancaman yang diterima, dia bersyukur sampai saat ini tidak menerima ancaman apa pun. "Untuk ancaman saat ini sih enggak, cuma banyak aja yang menanyakan gitu, Pak. Jadi bikin resah," ungkapnya.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh oeang tua Luthfi, Zainuri. Hingga saat ini, barang-barang kepunyaan anaknya belum sampai ke tangannya.

( ).

Dia menyatakan, selama ini Luhfi memiliki ciri khas tersendiri dalam berpakaian. yakni menggunakan tas kecil. Tas tersebut, sambung Zainuri, menjadi tempat anaknya menyimpan handphone hingga dompet.

"Saya sampaikan bahwa barang-barang pun KTP itu enggak ada, apalagi handphone ataupun tasnya. Biasanya anak saya bawa tas kecil buat handphone dan lain-lainnya. Jadi ya, KTP enggak, atau pakaian juga enggak," ucapnya.

( ).

Soal ancaman, dia sama sekali tidak menerima. Akan tetapi, dia merasa terancam lantaran banyak pihak yang mencoba menggali informasi yang berkaitan dengan anaknya. "Saya cuma curiga. Kecurigaan saya sendiri jadi kayak merasa terancam. Banyak orang yang tidak jelas nanya yang macem-macem. Tapi ya insya Allah saya berteguh. Saya tidak akan menjawab walaupun ada ancaman apa pun," tuturnya.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More