Penanganan Pandemi Covid-19, Pemerintah Jangan Sampai Kendur
Senin, 30 November 2020 - 07:09 WIB
JAKARTA - Sembilan bulan sudah Covid-19 telah menjangkiti Indonesia. Selama itu pula pandemi karena virus corona ini tercatat telah menjangkiti lebih dari 50.000 penduduk dan sampai kini belum berhasil terkendali.
Bahkan kemarin rekor kasus positif kembali memecahkan rekor, yaitu ada 6.267 kasus yang terkonfirmasi dalam satu hari. Di tengah tantangan bangsa yang besar ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor meminta pemerintah untuk tidak goyah kendati menghadapi berbagai keterbatasan dan persoalan yang kian kompleks. (Baca: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)
Dukungan langsung kepada pemerintah tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan orasi pada Apel Kebangsaan Virtual kemarin pagi dengan protokol kesehatan ketat, yaitu memakai masker, faceshield, dan menjaga jarak.
Apel yang berpusat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu diikuti perwakilan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari seluruh pimpinan cabang (PC) di Pulau Jawa. Selain itu apel juga diikuti seluruh pengurus wilayah (PW) se-Indonesia dan 4 PC luar negeri (Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, dan Mesir).
"Kepada pemerintah, saya mengingatkan agar tetap tidak kendur dalam penanganan Covid-19. Tegakkan pelaksanaan protokol kesehatan dan aturan hukum dengan tegas dan adil," kata Gus Yaqut, panggilan akrab sang ketua umum.
Sikap tegas pemerintah tersebut, menurut Gus Yaqut, sangat penting agar penanganan virus yang telah menjangkiti seluruh negara di dunia ini bisa segera teratasi. Apalagi hingga kini vaksin yang terbukti ampuh melawan virus ini juga belum tersedia. Ansor juga meminta pemerintah untuk melakukan deteksi dini dengan mencegah potensi kerumunan yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat. Berpijak pada kasus yang telah terjadi seperti di Petamburan, Tebet, tempat-tempat wisata saat libur panjang, kerumunan massa sangat rentan menjadi sarana penyebaran baru virus ini. (Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Guru Wajib Terdata di Dapodik)
"Cegah dan jangan beri izin kepada siapa pun yang rencana kegiatannya berpotensi menimbulkan kerumunan dan penularan Covid-19. Ingat kaidah dar'ul mafasid muqoddamun 'ala jalbil masholih, mencegah kerusakan atau bahaya harus lebih diutamakan daripada mengambil kemanfaatan," katanya.
Di tengah situasi yang masih dalam keterbatasan ini, Ansor mengajak tokoh-tokoh masyarakat untuk bahu-membahu bergandengan tangan dalam menghadapi pandemi ini. Dia meminta para tokoh untuk bertanggung jawab dan memberi teladan kepada masyarakat.
Bahkan kemarin rekor kasus positif kembali memecahkan rekor, yaitu ada 6.267 kasus yang terkonfirmasi dalam satu hari. Di tengah tantangan bangsa yang besar ini, Gerakan Pemuda (GP) Ansor meminta pemerintah untuk tidak goyah kendati menghadapi berbagai keterbatasan dan persoalan yang kian kompleks. (Baca: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)
Dukungan langsung kepada pemerintah tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan orasi pada Apel Kebangsaan Virtual kemarin pagi dengan protokol kesehatan ketat, yaitu memakai masker, faceshield, dan menjaga jarak.
Apel yang berpusat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu diikuti perwakilan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari seluruh pimpinan cabang (PC) di Pulau Jawa. Selain itu apel juga diikuti seluruh pengurus wilayah (PW) se-Indonesia dan 4 PC luar negeri (Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, dan Mesir).
"Kepada pemerintah, saya mengingatkan agar tetap tidak kendur dalam penanganan Covid-19. Tegakkan pelaksanaan protokol kesehatan dan aturan hukum dengan tegas dan adil," kata Gus Yaqut, panggilan akrab sang ketua umum.
Sikap tegas pemerintah tersebut, menurut Gus Yaqut, sangat penting agar penanganan virus yang telah menjangkiti seluruh negara di dunia ini bisa segera teratasi. Apalagi hingga kini vaksin yang terbukti ampuh melawan virus ini juga belum tersedia. Ansor juga meminta pemerintah untuk melakukan deteksi dini dengan mencegah potensi kerumunan yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat. Berpijak pada kasus yang telah terjadi seperti di Petamburan, Tebet, tempat-tempat wisata saat libur panjang, kerumunan massa sangat rentan menjadi sarana penyebaran baru virus ini. (Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Guru Wajib Terdata di Dapodik)
"Cegah dan jangan beri izin kepada siapa pun yang rencana kegiatannya berpotensi menimbulkan kerumunan dan penularan Covid-19. Ingat kaidah dar'ul mafasid muqoddamun 'ala jalbil masholih, mencegah kerusakan atau bahaya harus lebih diutamakan daripada mengambil kemanfaatan," katanya.
Di tengah situasi yang masih dalam keterbatasan ini, Ansor mengajak tokoh-tokoh masyarakat untuk bahu-membahu bergandengan tangan dalam menghadapi pandemi ini. Dia meminta para tokoh untuk bertanggung jawab dan memberi teladan kepada masyarakat.
tulis komentar anda