Himpuh Kirim Tim ke Arab Saudi Pelajari Protokol Kesehatan Selama Umrah
Senin, 23 November 2020 - 18:15 WIB
JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali pintu untuk jamaah umrah Indonesia. Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) masih menunggu laporan lengkap dari tim khusus yang dikirim ke Tanah Suci.
Wasekjen Himpuh Firman Taufik mengatakan tim itu melihat berbagai kegiatan umrah , mulai dari keberangkatan hingga pulang ke Tanah Air. "Laporan detailnya akan menjadi acuan bagi seluruh anggota Himpuh dalam memberangkatkan jamaah umrah kelak," katanya saat dihubungi SINDOnews, Senin (23/11/2020).
Sementara ini, penyelenggara umrah di bawah Himpuh diminta untuk tidak memberangkatkan jamaah pada November ini. Anggota diminta menunggu tim survei pulang dan panduan penyelenggaraan umrah selama pandemi selesai. ( )
Berdasarkan laporan sementara, yang paling membedakan penyelenggaraan umrah adalah protokol kesehatan COVID-19. Firman menerangkan saat jamaah akan berangkat harus tes polymerase chain reaction (PCR). Lalu, sesampainya di sana, jamaah akan melakukan tes PCR lagi. Kabar yang diterima, jamaah harus karantina selama 1-3 hari. Sebelum pulang ke Indonesia jamaah akan tes COVID-19 lagi.
Firman mengungkapkan tim yang berangkat hanya diminta karantina di rumah masing-masing sebelum berangkat. Himpuh menilai berdasarkan laporan tim, penyelenggaraan umrah lebih rapi.
"Ketika datang, kunci kamar sudah ada di airport. Sudah ada ID card khusus untuk pelaksanaan umrahnya. Perkiraan kami, ID card itu untuk jamaah agar gampang (ibadah) ke masjid," tuturnya.( )
Dia menjelaskan penerapan protokol kesehatan terlihat sejak turun dari bandara. Bus yang kapasitas 50 orang hanya diisi 50%. Di penginapan, satu kamar hanya boleh diisi oleh dua orang.
Sebelumnya, satu kamar biasanya diisi 4-8 orang. Kemungkinan besar biaya ibadah umrah akan naik menyesuaikan berbagai penambahan syarat yang harus dipenuhi, seperti tes COVID-19.
Wasekjen Himpuh Firman Taufik mengatakan tim itu melihat berbagai kegiatan umrah , mulai dari keberangkatan hingga pulang ke Tanah Air. "Laporan detailnya akan menjadi acuan bagi seluruh anggota Himpuh dalam memberangkatkan jamaah umrah kelak," katanya saat dihubungi SINDOnews, Senin (23/11/2020).
Sementara ini, penyelenggara umrah di bawah Himpuh diminta untuk tidak memberangkatkan jamaah pada November ini. Anggota diminta menunggu tim survei pulang dan panduan penyelenggaraan umrah selama pandemi selesai. ( )
Berdasarkan laporan sementara, yang paling membedakan penyelenggaraan umrah adalah protokol kesehatan COVID-19. Firman menerangkan saat jamaah akan berangkat harus tes polymerase chain reaction (PCR). Lalu, sesampainya di sana, jamaah akan melakukan tes PCR lagi. Kabar yang diterima, jamaah harus karantina selama 1-3 hari. Sebelum pulang ke Indonesia jamaah akan tes COVID-19 lagi.
Firman mengungkapkan tim yang berangkat hanya diminta karantina di rumah masing-masing sebelum berangkat. Himpuh menilai berdasarkan laporan tim, penyelenggaraan umrah lebih rapi.
"Ketika datang, kunci kamar sudah ada di airport. Sudah ada ID card khusus untuk pelaksanaan umrahnya. Perkiraan kami, ID card itu untuk jamaah agar gampang (ibadah) ke masjid," tuturnya.( )
Dia menjelaskan penerapan protokol kesehatan terlihat sejak turun dari bandara. Bus yang kapasitas 50 orang hanya diisi 50%. Di penginapan, satu kamar hanya boleh diisi oleh dua orang.
Sebelumnya, satu kamar biasanya diisi 4-8 orang. Kemungkinan besar biaya ibadah umrah akan naik menyesuaikan berbagai penambahan syarat yang harus dipenuhi, seperti tes COVID-19.
(abd)
tulis komentar anda