Kerja Berat Dongkrak Konsumsi di Tengah Pandemi dan Resesi
Sabtu, 14 November 2020 - 11:25 WIB
Agar minat belanja dan investasi tidak semakin lemah, harus dimunculkan faktor pendorong yang mampu merangsang minat setiap orang membelanjakan uangnya, termasuk berinvestasi. Untuk tujuan ini, pemerintah diharapkan menggunakan semua instrumen yang dimilikinya. Salah satu kepastian yang telah ditetapkan pemerintah adalah memperpanjang Bantuan sosial tunai (BST) hingga Juni 2021. Demi meningkatkan produktivitas semua mesin perekonomian, tidak ada salahnya jika volume BST diperbesar. BST gelombang pertama sebesar Rp600.000 per KPM (keluarga penerima manfaat) telah dibagikan dalam tiga tahap sepanjang April-Juni 2020, sedangkan BST gelombang kedua sebesar Rp300.000 per KPM dibagikan dalam enam tahap sepanjang periode Juli-Desember 2020.(
).
Program PEN
Untuk tahun ini, Komite Penanganan Covid-19 dan Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengelola anggaran Rp695,2 triliun. Untuk mengakselerasi pemulihan, Satgas ini pun diminta bekerja ekstra cepat. Hingga November ini, realisasi atau penyerapannya sudah mencapai Rp366,86 triliun atau 52,8%, terhitung sejak Satgas PEN dibentuk pada awal Juli 2020. Penyaluran semua anggaran itu diharapkan efektif sesuai tujuannya. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat diharapkan peduli dan mengawal kerja Satgas PEN .
Bagaimana pun, kerja cepat Satgas PEN menyalurkan anggaran stimulus patut diapresiasi. Semua pihak berharap dan mendorong Satgas PEN menyalurkan anggaran tepat sasaran dan tepat guna, sehingga pemulihan ekonomi bisa cepat terwujud. Selain itu, Satgas PEN pun diharapkan aktif memublikasikan progres kerjanya. Publikasi progres itu sangat penting untuk membangkitkan keyakinan semua elemen masyarakat tentang prospek perekonomian nasional. Masyarakat harus diyakinkan bahwa Indonesia mampu keluar dengan selamat dari perangkap pandemi dan resesi sekarang ini.
Penyaluran anggaran PEN dari klaster kesehatan dengan pagu Rp87,55 triliun dan klaster perlindungan sosial dengan pagu Rp203,9 triliun sejauh ini cukup efektif, sehingga ekses atau dampak pandemi Covid-19 tidak melebar ke aspek kehidupan lainnya. Kebutuhan pokok masyarakat cukup tersedia dan juga tidak terjadi gejolak harga. Khusus untuk penyaluran atau penyerapan pada klaster insentif usaha, klaster dukungan UMKM dan klaster pembiayaan korporasi, Satgas PEN diharapkan lebih bijak dan berhati-hati. Kalau diakumulasi, realisasi anggaran dari klaster insentif usaha dan klaster dukungan UMKM sudah lebih dari Rp120 triliun.
Target penyaluran pada tiga klaster ini hendaknya dikaitkan atau mempertimbangkan fakta tentang masih lemahnya konsumsi. Realisasi anggaran dari tiga klaster ini tak lain adalah stimulus untuk menjaga ketahanan sekaligus mencegah kebangkrutan perusahaan dan unit-unit UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan stimulus ini, baik korporasi maupun bisnis berskala UMKM diharapkan mulai berproduksi. Namun, realisasi anggaran PEN pada tiga klaster ini jangan sampai sia-sia karena konsumsi masyarakat yang masih sangat lemah seperti sekarang ini.
Program PEN
Untuk tahun ini, Komite Penanganan Covid-19 dan Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengelola anggaran Rp695,2 triliun. Untuk mengakselerasi pemulihan, Satgas ini pun diminta bekerja ekstra cepat. Hingga November ini, realisasi atau penyerapannya sudah mencapai Rp366,86 triliun atau 52,8%, terhitung sejak Satgas PEN dibentuk pada awal Juli 2020. Penyaluran semua anggaran itu diharapkan efektif sesuai tujuannya. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat diharapkan peduli dan mengawal kerja Satgas PEN .
Bagaimana pun, kerja cepat Satgas PEN menyalurkan anggaran stimulus patut diapresiasi. Semua pihak berharap dan mendorong Satgas PEN menyalurkan anggaran tepat sasaran dan tepat guna, sehingga pemulihan ekonomi bisa cepat terwujud. Selain itu, Satgas PEN pun diharapkan aktif memublikasikan progres kerjanya. Publikasi progres itu sangat penting untuk membangkitkan keyakinan semua elemen masyarakat tentang prospek perekonomian nasional. Masyarakat harus diyakinkan bahwa Indonesia mampu keluar dengan selamat dari perangkap pandemi dan resesi sekarang ini.
Penyaluran anggaran PEN dari klaster kesehatan dengan pagu Rp87,55 triliun dan klaster perlindungan sosial dengan pagu Rp203,9 triliun sejauh ini cukup efektif, sehingga ekses atau dampak pandemi Covid-19 tidak melebar ke aspek kehidupan lainnya. Kebutuhan pokok masyarakat cukup tersedia dan juga tidak terjadi gejolak harga. Khusus untuk penyaluran atau penyerapan pada klaster insentif usaha, klaster dukungan UMKM dan klaster pembiayaan korporasi, Satgas PEN diharapkan lebih bijak dan berhati-hati. Kalau diakumulasi, realisasi anggaran dari klaster insentif usaha dan klaster dukungan UMKM sudah lebih dari Rp120 triliun.
Target penyaluran pada tiga klaster ini hendaknya dikaitkan atau mempertimbangkan fakta tentang masih lemahnya konsumsi. Realisasi anggaran dari tiga klaster ini tak lain adalah stimulus untuk menjaga ketahanan sekaligus mencegah kebangkrutan perusahaan dan unit-unit UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Dengan stimulus ini, baik korporasi maupun bisnis berskala UMKM diharapkan mulai berproduksi. Namun, realisasi anggaran PEN pada tiga klaster ini jangan sampai sia-sia karena konsumsi masyarakat yang masih sangat lemah seperti sekarang ini.
(zik)
tulis komentar anda