Habib Rizieq Bersedia Rekonsiliasi dengan Pemerintah, Asal....
Kamis, 12 November 2020 - 01:34 WIB
JAKARTA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyinggung peluang rekonsiliasi dengan pemerintah. Dia mengaku bersedia asal pintu dialog dibuka dan menyetop kriminalisiasi terhadap ulama.
Habib Rizieq menegaskan, tidak mungkin sebuah rekonsiliasi bisa berjalan jika pintu dialog tak dibuka sama sekali. Menurut Habib Rizieq, hingga kini tak ada dialog yang dibuka sama sekali oleh pemerintah. “Tidak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting, sudah dan enggak boleh penguasa itu tangkap kanan tangkap kiri, kriminalisasi sudah engga boleh,” ujar Habib Rizieq sebagaimana dilihat dalam YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020). (Baca juga: PKS dan Habib Rizieq Kolaborasi Wujudkan Revolusi Akhlak)
Habib Rizieq mengaku sudah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017. Ketika itu, pascaaksi 212 pada 2016 kemudian ada tabligh akbar di Masjid Istiqlal. “Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tabligh akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI setelah yaitu Aksi 212 di 2016 dan di Januari (2017) kita buat aksi 121,” bebernya. (Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin Tak Melihat Kepulangan Rizieq Terkait Momen Politik)
Sayangnya menurut pentolan FPI itu pemerintah tak memberikan dialog untuk rekonsiliasi. Namun malah ada beberapa tindakan menurutnya adalah kriminalisasi terhadap ulama. Habib Rizieq mengaku siap berdialog dengan pemerintah. Namun dengan catatan, tak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama di Indonesia. “Setop dulu kriminalisasi, tunjukan dulu niat baiknya. Kalau mau dialog dan rekonsiliasi ahlan wa sahlan, kita siap dialog dan damai kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita masih banyak ulama menderita,” tegasnya. (Baca juga: Habib Salim: HRS Milik Seluruh Umat, Bersama Membangun Indonesia)
Habib Rizieq bahkan memaparkan beberapa ulama dan aktivis yang masih ditahan. Mulai dari Abu Bakar Baasyir hingga Habib Bahar bin Smith. "Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith, bebaskan dulu Doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Bapak Anton Permana, bebaskan Jumhur Hidayat, bebaskan dulu. Bebaskan buruh, mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan," katanya.
Selain itu, menurut Habib Rizieq seharusnya pemerintah senang apabila terdapat kritikan dari beragam pihak. Dengan begitu, para pengritik bisa menyampaikan saran mereka. “Para pengritik umumnya punya solusi. Pelajari, kalau solusi itu baik terima, kalau tidak baik sampaikan dimana tidak baiknya. Selesai tidak perlu ada kegadugan tingkat nasional,” tandasnya.
Habib Rizieq menegaskan, tidak mungkin sebuah rekonsiliasi bisa berjalan jika pintu dialog tak dibuka sama sekali. Menurut Habib Rizieq, hingga kini tak ada dialog yang dibuka sama sekali oleh pemerintah. “Tidak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting, sudah dan enggak boleh penguasa itu tangkap kanan tangkap kiri, kriminalisasi sudah engga boleh,” ujar Habib Rizieq sebagaimana dilihat dalam YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020). (Baca juga: PKS dan Habib Rizieq Kolaborasi Wujudkan Revolusi Akhlak)
Habib Rizieq mengaku sudah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017. Ketika itu, pascaaksi 212 pada 2016 kemudian ada tabligh akbar di Masjid Istiqlal. “Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tabligh akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI setelah yaitu Aksi 212 di 2016 dan di Januari (2017) kita buat aksi 121,” bebernya. (Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin Tak Melihat Kepulangan Rizieq Terkait Momen Politik)
Sayangnya menurut pentolan FPI itu pemerintah tak memberikan dialog untuk rekonsiliasi. Namun malah ada beberapa tindakan menurutnya adalah kriminalisasi terhadap ulama. Habib Rizieq mengaku siap berdialog dengan pemerintah. Namun dengan catatan, tak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama di Indonesia. “Setop dulu kriminalisasi, tunjukan dulu niat baiknya. Kalau mau dialog dan rekonsiliasi ahlan wa sahlan, kita siap dialog dan damai kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita masih banyak ulama menderita,” tegasnya. (Baca juga: Habib Salim: HRS Milik Seluruh Umat, Bersama Membangun Indonesia)
Habib Rizieq bahkan memaparkan beberapa ulama dan aktivis yang masih ditahan. Mulai dari Abu Bakar Baasyir hingga Habib Bahar bin Smith. "Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith, bebaskan dulu Doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Bapak Anton Permana, bebaskan Jumhur Hidayat, bebaskan dulu. Bebaskan buruh, mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan," katanya.
Selain itu, menurut Habib Rizieq seharusnya pemerintah senang apabila terdapat kritikan dari beragam pihak. Dengan begitu, para pengritik bisa menyampaikan saran mereka. “Para pengritik umumnya punya solusi. Pelajari, kalau solusi itu baik terima, kalau tidak baik sampaikan dimana tidak baiknya. Selesai tidak perlu ada kegadugan tingkat nasional,” tandasnya.
(cip)
tulis komentar anda