Media Massa Harus Menjadi Penjernih di Tengah Banjir Informasi COVID-19

Rabu, 11 November 2020 - 22:00 WIB
Pandemi COVID-19 memberikan tantangan kepada media massa agar tetap menjadi pegangan informasi yang akurat dan akuntabel bagi masyarakat. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Pandemi COVID-19 memberikan tantangan kepada media massa agar tetap menjadi pegangan informasi yang akurat dan akuntabel bagi masyarakat. Pimpinan Redaksi Koran SINDO / SINDOnews , Djaka Susila pun menegaskan agar media tetap menjadi penjernih di tengah banjir informasi tentang virus corona .

"Media mainstream di era pandemi memang menjadi tantangan. Tentang bagaimana peran media dalam pandemi Covid-19 untuk kolaborasi nasional. Kita harus memberikan harapan, informasi harapan kepada masyarakat bahwa COVID ini bisa diatasi dengan bersama-sama. Kita juga harus menjadi rujukan kebenaran, ketika kesimpangsiuran terjadi, baik di media sosial maupun media massa. Kita harus menjadi rujukan kebenaran," kata Djaka dalam diskusi Peran Media Sebagai Perekat Kolaborasi Nasional secara virtual, Rabu (11/11/2020).

Djaka mengatakan, ada tiga hal yang menjadi fokus perusahaan media ketika awal Pandemi COVID-19 menyapa Indonesia pada Maret. Pertama, menyadari bahwa pandemi ini berdampak sangat luas terhadap masyarakat. Kedua, yang perlu dipahami adalah bagaimana informasi yang disampaikan di media massa mempunyai dampak yang cukup luas. ( )

"Karena apapun yang kita sajikan ukurannya yang paling menjadi fokus adalah bagaimana informasi ini mempunyai dampak atau kalau di ilmu komunikasi itu feedback-nya seperti apa," katanya. "Kalau feedback-nya negatif tentu kita akan bisa menahan atau pun tidak menginformasikan itu. Jadi kita bagaimana mengukur itu, dampak itu harus benar-benar rigid," tutur Djaka.



Kemudian, kata Djaka, adalah fenomena banjir informasi. Dengan maraknya media sosial akan terjadi banjir informasi. Kecepatan informasi yang diperoleh oleh masyarakat semakin banyak.

"Bagaimana banjir informasi terjadi di masyarakat berkaitan dengan maraknya media sosial dan new media. Dan saya selalu beranggapan bahwa kecepatan itu akan mengurangi akurasi sebuah informasi. Dan ini yang harus dipahami," katanya. ( )

"Dari situ kita harus meng-elaborate menjadi sebuah strategi-strategi seperti apa, kebijakan-kebijakan editorial seperti apa harus kita lakukan," kata Djaka.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More