Kelompok Informasi Masyarakat Dilibatkan untuk Edukasi Pemilih Pilkada 2020
Rabu, 11 November 2020 - 21:11 WIB
Praktisi media sosial Wicaksono mengatakan, dalam hal kampanye menggunakan media sosial, para kandidat juga didorong agar mampu mengoptimalkan berbagai fitur di masing-masing platform media sosial sesuai dengan kebutuhan dan target khalayaknya.
(Baca: Kendala Jaringan dalam Kampanye Daring, KPU Daerah Diminta Berkoordinasi dengan Diskominfo)
“Menentukan media sosial sebagai tempat kampanye sangat penting, tergantung audiens yang dituju dan kontennya. Misalnya, kalau mau kampanye materi yang panjang bisa menggunakan Youtube atau Facebook. Tapi jika hanya kalimat persuasif singkat, bisa lewat Twitter atau Instagram,” ujar pemilik akun @Ndorokakung tersebut.
Para kandidat kepala daerah termasuk penyelenggara pemilu, lanjut Wicaksono, harus memetakan platform mana yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah. Misalnya, masyarakat di wilayah timur Indonesia lebih populer menggunakan Facebook. Sementara di bagian barat Indonesia lebih efektif kampanye dengan Instagram, Twitter dan TikTok.
(Baca: Kendala Jaringan dalam Kampanye Daring, KPU Daerah Diminta Berkoordinasi dengan Diskominfo)
“Menentukan media sosial sebagai tempat kampanye sangat penting, tergantung audiens yang dituju dan kontennya. Misalnya, kalau mau kampanye materi yang panjang bisa menggunakan Youtube atau Facebook. Tapi jika hanya kalimat persuasif singkat, bisa lewat Twitter atau Instagram,” ujar pemilik akun @Ndorokakung tersebut.
Para kandidat kepala daerah termasuk penyelenggara pemilu, lanjut Wicaksono, harus memetakan platform mana yang sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah. Misalnya, masyarakat di wilayah timur Indonesia lebih populer menggunakan Facebook. Sementara di bagian barat Indonesia lebih efektif kampanye dengan Instagram, Twitter dan TikTok.
(muh)
tulis komentar anda