Praktisi Hukum Berbagi Pengalaman Menghadapi COVID-19
Rabu, 11 November 2020 - 12:15 WIB
“Keamanan dan kesehatan staf kami adalah prioritas nomor 1 dan paling utama. Uang bisa dicari tapi nyawa kalau hilang tidak bisa diganti. Dengan alasan ini kantor kami masih akan menjalankan WFH sampai pandemi ini selesai,” tutur Hendra.
“Komunikasi dengan para klien juga diusahakan tidak melalui pertemuan tatap muka. Kita cukup beruntung dengan banyaknya teknologi yang mendukung komunikasi jarak jauh. Sejauh ini hampir semua klien memahami alasan kami,” sambung dia.
Selain itu, untuk meminimalisir risiko tertular COVID-19 dari makanan atau minuman yang dibeli dari luar, ia akan memperhatikan terlebih dahulu pegawai yang mempersiapkan makanan atau minuman tersebut. Hendra akan memilih tidak membeli apabila para pegawai terlihat melalaikan protokol kesehatan. Makanan yang dibelipun biasanya tidak langsung disantap melainkan dibawa pulang dan dipanaskan terlebih dahulu sebelum dimakan.
“Kalau terlanjur lapar maka saya akan memilih makanan berkuah panas dan membersihkan sendok dengan mencelupkan ke dalam gelas air panas selama beberapa menit,” kata dia. (Baca juga: Update, Total 1.807 WNI Positif Covid-19)
Ketika ditanya bagaimana COVID-19 mempengaruhi kegiatan usaha kantor, Hendra menjawab dari awal berdirinya Frans and Setiawan telah menerapkan penggunaan teknologi tinggi sehingga tidak terkaget-kaget saat harus meninggalkan cara bekerja konvensional. Walaupun pandemi memang mengganggu rencana bisnis yang sudah dirancang tapi sejauh ini pihaknya masih beruntung karena masih bisa bekerja dengan relatif normal.
“Sebagai bentuk rasa syukur dan bagian dari corporate social responsibility Frans and Setiawan, baru-baru ini kami meluncurkan program beasiswa AFN Award untuk membiayai mahasiswa-mahasiswa Fakultas Hukum berprestasi yang terdampak COVID-19 agar studi mereka tidak terganggu,” tutup Hendra.
“Komunikasi dengan para klien juga diusahakan tidak melalui pertemuan tatap muka. Kita cukup beruntung dengan banyaknya teknologi yang mendukung komunikasi jarak jauh. Sejauh ini hampir semua klien memahami alasan kami,” sambung dia.
Selain itu, untuk meminimalisir risiko tertular COVID-19 dari makanan atau minuman yang dibeli dari luar, ia akan memperhatikan terlebih dahulu pegawai yang mempersiapkan makanan atau minuman tersebut. Hendra akan memilih tidak membeli apabila para pegawai terlihat melalaikan protokol kesehatan. Makanan yang dibelipun biasanya tidak langsung disantap melainkan dibawa pulang dan dipanaskan terlebih dahulu sebelum dimakan.
“Kalau terlanjur lapar maka saya akan memilih makanan berkuah panas dan membersihkan sendok dengan mencelupkan ke dalam gelas air panas selama beberapa menit,” kata dia. (Baca juga: Update, Total 1.807 WNI Positif Covid-19)
Ketika ditanya bagaimana COVID-19 mempengaruhi kegiatan usaha kantor, Hendra menjawab dari awal berdirinya Frans and Setiawan telah menerapkan penggunaan teknologi tinggi sehingga tidak terkaget-kaget saat harus meninggalkan cara bekerja konvensional. Walaupun pandemi memang mengganggu rencana bisnis yang sudah dirancang tapi sejauh ini pihaknya masih beruntung karena masih bisa bekerja dengan relatif normal.
“Sebagai bentuk rasa syukur dan bagian dari corporate social responsibility Frans and Setiawan, baru-baru ini kami meluncurkan program beasiswa AFN Award untuk membiayai mahasiswa-mahasiswa Fakultas Hukum berprestasi yang terdampak COVID-19 agar studi mereka tidak terganggu,” tutup Hendra.
(kri)
tulis komentar anda