Menebak Arah Kebijakan Ekonomi Biden
Senin, 09 November 2020 - 05:40 WIB
Menilik target-target tersebut, di sisi lain ada peluang bagi industri-industri ramah lingkungan untuk masuk dan mengembangkan pasarnya di AS. Namun bagi negara-negara yang terbiasa menyuplai bahan bakar fosil ke AS, ini justru menjadi mimpi buruk.
Ambisi ekonomi hijau AS cukup beralasan, salah satunya jika melihat tren konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik di negara itu yang dalam beberapa tahun terus menunjukkan tren penurunan. Data statista.com memperlihatkan, pada 2019 lalu konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik sebesar 539,42 juta ton, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 637,22 juta ton dan dari 2017 yang sebesar 664,9 juta ton.
Konsumsi batu bara AS untuk menopang kelistrikan pernah mencapai rekor tertinggi pada 2007 silam dengan mencatatkan kebutuhan 1,04 juta ton. Setelah itu konsumsinya terus-menerus berkurang seiring kian banyaknya penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Lalu kebijakan Biden seperti apa yang akan berpengaruh pada ekonomi Indonesia? Tentu saja masih harus ditunggu bagaimana arah angin Bidenomic akan berembus. Tapi, sebagai gambaran, bisa saja Indonesia kebagian aliran dana asing dari perusahaan-perusahaan AS yang menghindari penerapan pajak korporasi di negaranya yang dipatok Biden naik menjadi 28% dari sebelumnya 21%.
Bagaimanapun kebijakan ekonomi AS nantinya, dampaknya dipastikan bakal terasa. Maklum AS hingga kini masih menjadi salah satu pemimpin ekonomi dunia dengan menguasai 24% lebih dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.
Ambisi ekonomi hijau AS cukup beralasan, salah satunya jika melihat tren konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik di negara itu yang dalam beberapa tahun terus menunjukkan tren penurunan. Data statista.com memperlihatkan, pada 2019 lalu konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik sebesar 539,42 juta ton, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 637,22 juta ton dan dari 2017 yang sebesar 664,9 juta ton.
Konsumsi batu bara AS untuk menopang kelistrikan pernah mencapai rekor tertinggi pada 2007 silam dengan mencatatkan kebutuhan 1,04 juta ton. Setelah itu konsumsinya terus-menerus berkurang seiring kian banyaknya penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Lalu kebijakan Biden seperti apa yang akan berpengaruh pada ekonomi Indonesia? Tentu saja masih harus ditunggu bagaimana arah angin Bidenomic akan berembus. Tapi, sebagai gambaran, bisa saja Indonesia kebagian aliran dana asing dari perusahaan-perusahaan AS yang menghindari penerapan pajak korporasi di negaranya yang dipatok Biden naik menjadi 28% dari sebelumnya 21%.
Bagaimanapun kebijakan ekonomi AS nantinya, dampaknya dipastikan bakal terasa. Maklum AS hingga kini masih menjadi salah satu pemimpin ekonomi dunia dengan menguasai 24% lebih dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.
(bmm)
tulis komentar anda