Jika Biden Terpilih, Ini Harapan DPR Terkait Hubungan RI-AS
Kamis, 05 November 2020 - 12:12 WIB
JAKARTA - Proses penghitungan suara Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) masih berlangsung hingga sekarang. Hingga pukul 11.32 WIB, perolehan suara electoral college sementara, dikutip dari AP, calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrat, Joe Biden masih unggul dengan perolehan 264 suara sementara capres incumbent dari Partai Republik, Donald Trump memperoleh 214 suara.
Dibutuhkan minimal 270 suara untuk memenangkan pertarungan. Hingga kini masih ada sejumlah negara bagian yang belum menyelesaikan proses penghitungan suara.
Anggota Komisi I DPR Abdul Kadir Karding mengatakan, melihat perkembangan pilpres di AS yang tampaknya bakal dimenangkan Joe Biden dari Partai Demokrat, pihaknya berharap bahwa dengan terpilihnya Joe Biden kelak, akan ada satu penambahan manfaat, terutama dalam konteks kerja sama antar dua negara Indonesia-AS.
"Kita juga berharap kepemimpinan Joe Biden ke depan, kita bisa meningkatkan kerja sama, selain bidang ekonomi, juga bidang pengembangan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi," ujar Karding, Kamis (5/11/2020).( )
Selain itu, kepemimpinan Joe Biden juga diharapkan terjadi perubahan yang lebih baik dalam konteks kawasan Asia. Kebijakan AS terhadap kawasan Asia termasuk di dalamnya soal sengketa Laut China Selatan bisa lebih menyejukkan sehingga komunikasi dengan China tidak tegang, tetapi ada dialog yang bisa menurunkan ketegangan yang terjadi di sekitar Laut China Selatan.
"Karena secara jujur komunikasi kedua negara China-AS harus diakui memang ada ketegangan. Mudah-mudahan dengan adanya perubahan-perubahan kepemimpinan nanti, akan ada perubahan keadaan yang dibangun atas dialog yang intensif antar dua negara," tuturnya. (Baca: Indonesia Harus Ambil Manfaat Siapa pun Pemenang Pilpres AS)
Terkait dengan hubungan kerja sama dua negara Indonesia dengan AS, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan tidak akan ada perubahan yang mendasar karena prinsip Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara manapun adalah bagaimana mendapatkan keuntungan secara nasional, dan di pihak lain juga mendapatkan keuntungan yang sama sehingga yang terbangun adalah kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Program-program yang disepakati bersama dengan Menlu atau Kedubes sekarang ya itu lanjutkan saja yang memang bisa dilanjutkan menurut pemerintahan baru, atau ditambahkan kalau bisa ditambahkan. Jadi kita tidak ganggu siapapun yang memimpin AS, apakah Trump atau Joe Biden. Prinsip kerja sama kita adalah saling menguntungkan kedua belah pihak," katanya.
Mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 itu mengatakan, dengan gaya kepemimpinan yang berbeda dengan Trump, jika nantinya Biden terpilih maka diharapkan pendekatan yang dilakukan juga berubah.
"AS sebagai negara besar, negara super power, sikap-sikap politik yang disampaikan juga harus lebih wise (bijaksana) dan dialogis. Saya kira ini akan berpengaruh pada negara-negara di dunia, termasuk negara-negara muslim, negara-negara di Afrika dan lainnya sehingga akan ada suasana yang lebih sejuk lagi. Walaupun begitu, kita juga tidak terlalu terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan Presiden Trump sekarang ini," tuturnya.
Dibutuhkan minimal 270 suara untuk memenangkan pertarungan. Hingga kini masih ada sejumlah negara bagian yang belum menyelesaikan proses penghitungan suara.
Anggota Komisi I DPR Abdul Kadir Karding mengatakan, melihat perkembangan pilpres di AS yang tampaknya bakal dimenangkan Joe Biden dari Partai Demokrat, pihaknya berharap bahwa dengan terpilihnya Joe Biden kelak, akan ada satu penambahan manfaat, terutama dalam konteks kerja sama antar dua negara Indonesia-AS.
"Kita juga berharap kepemimpinan Joe Biden ke depan, kita bisa meningkatkan kerja sama, selain bidang ekonomi, juga bidang pengembangan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi," ujar Karding, Kamis (5/11/2020).( )
Selain itu, kepemimpinan Joe Biden juga diharapkan terjadi perubahan yang lebih baik dalam konteks kawasan Asia. Kebijakan AS terhadap kawasan Asia termasuk di dalamnya soal sengketa Laut China Selatan bisa lebih menyejukkan sehingga komunikasi dengan China tidak tegang, tetapi ada dialog yang bisa menurunkan ketegangan yang terjadi di sekitar Laut China Selatan.
"Karena secara jujur komunikasi kedua negara China-AS harus diakui memang ada ketegangan. Mudah-mudahan dengan adanya perubahan-perubahan kepemimpinan nanti, akan ada perubahan keadaan yang dibangun atas dialog yang intensif antar dua negara," tuturnya. (Baca: Indonesia Harus Ambil Manfaat Siapa pun Pemenang Pilpres AS)
Terkait dengan hubungan kerja sama dua negara Indonesia dengan AS, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan tidak akan ada perubahan yang mendasar karena prinsip Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara manapun adalah bagaimana mendapatkan keuntungan secara nasional, dan di pihak lain juga mendapatkan keuntungan yang sama sehingga yang terbangun adalah kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak.
"Program-program yang disepakati bersama dengan Menlu atau Kedubes sekarang ya itu lanjutkan saja yang memang bisa dilanjutkan menurut pemerintahan baru, atau ditambahkan kalau bisa ditambahkan. Jadi kita tidak ganggu siapapun yang memimpin AS, apakah Trump atau Joe Biden. Prinsip kerja sama kita adalah saling menguntungkan kedua belah pihak," katanya.
Mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 itu mengatakan, dengan gaya kepemimpinan yang berbeda dengan Trump, jika nantinya Biden terpilih maka diharapkan pendekatan yang dilakukan juga berubah.
"AS sebagai negara besar, negara super power, sikap-sikap politik yang disampaikan juga harus lebih wise (bijaksana) dan dialogis. Saya kira ini akan berpengaruh pada negara-negara di dunia, termasuk negara-negara muslim, negara-negara di Afrika dan lainnya sehingga akan ada suasana yang lebih sejuk lagi. Walaupun begitu, kita juga tidak terlalu terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan Presiden Trump sekarang ini," tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda