Vaksinolog: Infeksi Penyakit Menular Bisa Ditekan dengan Vaksin
Selasa, 03 November 2020 - 20:19 WIB
JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe menyatakan, vaksin efektif menekan infeksi penyakit menular. Vaksin juga menjadi salah satu pencegahan terhadap infeksi yang efektif karena sifatnya mampu melindungi secara spesifik.
(Baca juga: Pembuatan Vaksin Dipercepat, Ahli Virologi: Tidak Boleh Mengesampingkan Aspek Keamanan)
Dirga mengungkapkan, salah satu bukti kesuksesan vaksin adalah musnahnya penyakit smallpox (variola) sejak tahun 1900-an. Dahulu, satu dari tiga penderita penyakit smallpox ini meninggal dunia. Dunia juga mampu mengeliminasi campak dan polio, termasuk di Indonesia melalui vaksin sehingga sekarang terbebas dari polio.
(Baca juga: Umrah Dibuka, Berikut Syarat Bisa Berangkat di Tengah Pandemi)
"Inilah bukti nyata kesuksesan imunisasi dengan cakupan tinggi," ungkap Dirga pada Dialog Produktif bertema Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Selasa (3/11/2020).
Dirga juga menjelaskan bahwa proses pembuatan vaksin merupakan proses bioteknologi yang rumit. Pada awalnya peneliti atau pembuat vaksin menentukan bibit vaksin. Kedua saat sudah mendapat kandidat vaksin yang tepat, kemudian diujikan kepada hewan untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya.
Ketika pada hewan terbukti aman dan efektif, maka barulah diuji cobakan pada manusia yang dikenal sebagai uji klinik Fase I, II, dan III.
"Tujuan dari proses uji klinik ini adalah, memastikan keamanan vaksin yang diuji, karena kalau kita bicara soal vaksin tidak ada tawar menawar tentang keamanan, itu mutlak. Kedua baru kita bicara tentang efektivitas," terang Dirga.
(Baca juga: Pembuatan Vaksin Dipercepat, Ahli Virologi: Tidak Boleh Mengesampingkan Aspek Keamanan)
Dirga mengungkapkan, salah satu bukti kesuksesan vaksin adalah musnahnya penyakit smallpox (variola) sejak tahun 1900-an. Dahulu, satu dari tiga penderita penyakit smallpox ini meninggal dunia. Dunia juga mampu mengeliminasi campak dan polio, termasuk di Indonesia melalui vaksin sehingga sekarang terbebas dari polio.
(Baca juga: Umrah Dibuka, Berikut Syarat Bisa Berangkat di Tengah Pandemi)
"Inilah bukti nyata kesuksesan imunisasi dengan cakupan tinggi," ungkap Dirga pada Dialog Produktif bertema Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Selasa (3/11/2020).
Dirga juga menjelaskan bahwa proses pembuatan vaksin merupakan proses bioteknologi yang rumit. Pada awalnya peneliti atau pembuat vaksin menentukan bibit vaksin. Kedua saat sudah mendapat kandidat vaksin yang tepat, kemudian diujikan kepada hewan untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya.
Ketika pada hewan terbukti aman dan efektif, maka barulah diuji cobakan pada manusia yang dikenal sebagai uji klinik Fase I, II, dan III.
"Tujuan dari proses uji klinik ini adalah, memastikan keamanan vaksin yang diuji, karena kalau kita bicara soal vaksin tidak ada tawar menawar tentang keamanan, itu mutlak. Kedua baru kita bicara tentang efektivitas," terang Dirga.
(maf)
tulis komentar anda