Punya Hubungan Baik, Jokowi Diharapkan Hubungi Macron Agar Minta Maaf
Selasa, 03 November 2020 - 06:22 WIB
JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menjadi sorotan khususnya oleh umat Muslim karena dianggap menghina agama Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW yang kontroversial.
Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus melakukan langkah dengan menghubungi Macron untuk segera meminta maaf atas sikapnya. Pasalnya Jokowi memiliki kedekatan dengan Macron dan diharapkan memberikan dampak yang berarti. "Kalau menurut saya seharusnya Pak Jokowi bisa menelpon Presiden Macron. Karena apa beliau punya kedekatan. Karena pada KTT 2017 kan mereka saling vlog dan lain sebagainya," ujar Hikmahanto saat dihubungi Okezone di Jakarta, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Menghina Islam)
Beberapa kepala negara seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan sudah menyatakan sikap secara keras dengan memboikot produk Prancis. Sebagai kepala negara yang memiliki umat muslim terbanyak di dunia, Hikmahanto menekankan Presiden Jokowi perlu memberikan pendekatan yang soft approach. Diharapkan Jokowi menjadi penyambung lidah umat muslim sehingga Macron menarik pernyataanya dan meminta maaf. "Jadi Pak Jokowi menjadi penyambung lidah umat muslim dengan cara yang soft atau lunak yang baik itu supaya Macron bisa menerima. Kalau enggak berhasil yang penting sudah mencoba," bebernya. (Baca juga: Langkah Jokowi Kecam Presiden Prancis Dinilai Tepat dan Patut Didukung)
Sebagaimana diberitakan, pernyatan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait ekstremisme Islam telah menuai reaksi keras dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara mayoritas Islam. Macron dianggap telah menghina Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad yang kontroversial. Sejumlah negara telah menyampaikan kecamannya atas pernyataan Macron tersebut, sementara aksi boikot produk Prancis telah diserukan di beberapa negara, termasuk Kuwait, Qatar, dan Turki.
Pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus melakukan langkah dengan menghubungi Macron untuk segera meminta maaf atas sikapnya. Pasalnya Jokowi memiliki kedekatan dengan Macron dan diharapkan memberikan dampak yang berarti. "Kalau menurut saya seharusnya Pak Jokowi bisa menelpon Presiden Macron. Karena apa beliau punya kedekatan. Karena pada KTT 2017 kan mereka saling vlog dan lain sebagainya," ujar Hikmahanto saat dihubungi Okezone di Jakarta, Selasa (3/11/2020). (Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang Menghina Islam)
Beberapa kepala negara seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan sudah menyatakan sikap secara keras dengan memboikot produk Prancis. Sebagai kepala negara yang memiliki umat muslim terbanyak di dunia, Hikmahanto menekankan Presiden Jokowi perlu memberikan pendekatan yang soft approach. Diharapkan Jokowi menjadi penyambung lidah umat muslim sehingga Macron menarik pernyataanya dan meminta maaf. "Jadi Pak Jokowi menjadi penyambung lidah umat muslim dengan cara yang soft atau lunak yang baik itu supaya Macron bisa menerima. Kalau enggak berhasil yang penting sudah mencoba," bebernya. (Baca juga: Langkah Jokowi Kecam Presiden Prancis Dinilai Tepat dan Patut Didukung)
Sebagaimana diberitakan, pernyatan Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait ekstremisme Islam telah menuai reaksi keras dari berbagai negara, terutama negara Arab dan negara mayoritas Islam. Macron dianggap telah menghina Islam dan membela penerbitan kartun Nabi Muhammad yang kontroversial. Sejumlah negara telah menyampaikan kecamannya atas pernyataan Macron tersebut, sementara aksi boikot produk Prancis telah diserukan di beberapa negara, termasuk Kuwait, Qatar, dan Turki.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda