10 Ribu Desa Telah Cairkan BLT Dana Desa
Jum'at, 08 Mei 2020 - 20:15 WIB
JAKARTA - Hingga hari ini sebanyak 10 ribu desa telah mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kepada warganya. 27.062 desa sudah melakukan pendataan penerima, 24.309 desa di antaranya sudah dilakukan sikronisasi data oleh pemda dan anggarannya siap dialokasikan.
"Yang sudah cair per hari ini, 10.000 desa di 80 kabupaten/ kota. Kita lakukan pengawalan, komunikasi dengan bupati, ada yang ada yang dengan gubernur, kita bagi tugas untuk pastikan dana desa bisa segera cair untuk yang berhak. Dan kita berharap kepala daerah untuk percepatan penyaluran BLT desa," kata Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di Kantor Presiden, Jumat (8/5/2020).
Seperti diketahui, BLT yang diambil dari dana desa ini akan menyasar 12,3 juta keluarga penerima manfaat dengan indeks Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan. Total anggarannya mencapai Rp 21 triliun.
"Siapa sasaran BLT desa? Warga miskin yang kehilangan mata pencaharian karena Covid-19 dan belum mendapat apa pun dari kebijakan pemerintah. Jadi belum dapat PKH, belum dapat BPNT, dan segala bentuk jaring pengaman sosial yang ada," ujarnya.
Selain itu, kriteria penerima BLT Dana Desa adalah keluarga yang memiliki anggota dengan riwayat penyakit kronis. Misalnya saja darah tinggi, gagal ginjal, jantung, atau bentuk penyakit menahun lainnya. "Kenapa yang berpenyakit kronis dimasukkan? Karena kedekatan Covid-19 dengan penyakit menahun," ungkapnya. ( ).
Terkait pendataan penerima BLT Dana Desa, Abdul menjelaskan bahwa ini dilakukan oleh relawan Covid-19 yang diketuai oleh kepala desa. Basis data ada di RT, yang tiga warganya menjadi relawan untuk melakukan pendataan.
"Definisi miskin kalau dipikir indikator terlalu rumit tidak akan bisa ketemu, maka indikatornya ya mereka yang miskin akibat kehilangan mata pencaharian. Pendataan dilakukan tiga orang, agar ada kesepamahaman bahwa si keluarga itu miskin," katanya.
Data dari RT ini kemudian akan dilaporkan oleh relawan kepada Musyawarah Desa Khusus untuk dilakukan validasi dan verifikasi. Jika disepakati dan diteken kepala desa, data ini dikirim ke kabupaten/kota, akan kembali dilakukan sinkronisasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih bantuan sosial lainnya. ( ).
"Kemudian progres kondisi hari ini, secara makro misalnya terkait dengan desa yang sudah membentuk relawan ada 53.783 atau 72% dengan jumlah relawan 1.505.419 orang. Kemudian desa yang telah melakukan pendataan pendatang ada 39.199. Ini mengalami penurunan atau stuck karena ada larangan mudik. Ini sangat direspons positif oleh kepala desa dan relawan desa karena meringankan beban relawan desa. Sudah ada 39.199 desa yang sudah menyiapkan pos jaga gerbang desa," pungkasnya.
"Yang sudah cair per hari ini, 10.000 desa di 80 kabupaten/ kota. Kita lakukan pengawalan, komunikasi dengan bupati, ada yang ada yang dengan gubernur, kita bagi tugas untuk pastikan dana desa bisa segera cair untuk yang berhak. Dan kita berharap kepala daerah untuk percepatan penyaluran BLT desa," kata Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar di Kantor Presiden, Jumat (8/5/2020).
Seperti diketahui, BLT yang diambil dari dana desa ini akan menyasar 12,3 juta keluarga penerima manfaat dengan indeks Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan. Total anggarannya mencapai Rp 21 triliun.
"Siapa sasaran BLT desa? Warga miskin yang kehilangan mata pencaharian karena Covid-19 dan belum mendapat apa pun dari kebijakan pemerintah. Jadi belum dapat PKH, belum dapat BPNT, dan segala bentuk jaring pengaman sosial yang ada," ujarnya.
Selain itu, kriteria penerima BLT Dana Desa adalah keluarga yang memiliki anggota dengan riwayat penyakit kronis. Misalnya saja darah tinggi, gagal ginjal, jantung, atau bentuk penyakit menahun lainnya. "Kenapa yang berpenyakit kronis dimasukkan? Karena kedekatan Covid-19 dengan penyakit menahun," ungkapnya. ( ).
Terkait pendataan penerima BLT Dana Desa, Abdul menjelaskan bahwa ini dilakukan oleh relawan Covid-19 yang diketuai oleh kepala desa. Basis data ada di RT, yang tiga warganya menjadi relawan untuk melakukan pendataan.
"Definisi miskin kalau dipikir indikator terlalu rumit tidak akan bisa ketemu, maka indikatornya ya mereka yang miskin akibat kehilangan mata pencaharian. Pendataan dilakukan tiga orang, agar ada kesepamahaman bahwa si keluarga itu miskin," katanya.
Data dari RT ini kemudian akan dilaporkan oleh relawan kepada Musyawarah Desa Khusus untuk dilakukan validasi dan verifikasi. Jika disepakati dan diteken kepala desa, data ini dikirim ke kabupaten/kota, akan kembali dilakukan sinkronisasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih bantuan sosial lainnya. ( ).
"Kemudian progres kondisi hari ini, secara makro misalnya terkait dengan desa yang sudah membentuk relawan ada 53.783 atau 72% dengan jumlah relawan 1.505.419 orang. Kemudian desa yang telah melakukan pendataan pendatang ada 39.199. Ini mengalami penurunan atau stuck karena ada larangan mudik. Ini sangat direspons positif oleh kepala desa dan relawan desa karena meringankan beban relawan desa. Sudah ada 39.199 desa yang sudah menyiapkan pos jaga gerbang desa," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda