Peduli dan Waspada Agar RI Tak Jadi Episentrum Covid-19

Kamis, 16 April 2020 - 07:05 WIB
Di Jakarta dan Bodetabek sendiri potensi meningkatnya penularan diharapkan semakin berkurang setelah diterapkan ketentuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Jakarta dan sekitarnya memang harus mendapat perhatian ekstra karena menjadi episentrum pandemi Covid-19. Kendati sudah diberlakukan PSBB, kepedulian dan kewaspadaan warga ibu kota harus terus ditingkatkan. Sayangnya, ketika sebagian besar warga Jakarta sudah konsisten melaksanakan pembatasan sosial, di sejumlah ruang publik masih saja terlihat kerumunan orang. Pemprov DKI membenarkan bahwa masih ada warga yang harus meninggalkan rumah untuk bekerja di kantor. Aktivitas inilah menyebabkan masih adanya penumpukan penumpang di sejumlah stasiun kereta rel listrik (KRL).

Dalam konteks penerapan PSBB, hal ini tidak bisa dibenarkan. Mengingat risikonya demikian besar, Pemprov DKI harus lebih tegas menyikapi masalah ini. Apalagi hingga pertengahan April 2020, kasus positif Covid-19 terdeteksi di 233 kelurahan dari total 267 kelurahan di Jakarta. Laju pertambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta belum bisa dihentikan.

Saran WHO

PSBB sebagai salah satu instrumen cegah-tangkal penularan Covid-19 telah diperkuat dengan hadirnya Keputusan Presiden Nomor 12/2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 sebagai bencana nasional. Diyakini bahwa penetapan ini akan meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan semua elemen masyarakat, baik di perkotaan maupun desa. Karena penularan Covid-19 lebih ditentukan oleh aktivitas mereka yang terinfeksi, masyarakat bersama pemerintah memang harus bahu membahu menjaga konsistensi pembatasan sosial. Hanya dengan cara itu, pemerintah dan masyarakat bisa melindungi negara ini agar tidak menjadi episentrum pandemi Covid-19. Itulah urgensinya memperkuat kerja cegah-tangkal penularan di semua daerah.

Mengapa kepedulian dan kewaspadaan masyarakat menjadi sangat penting? Baru-baru ini WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) kawasan Asia Tenggara memublikasikan media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut WHO, gelombang episentrum wabah korona dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan menuju Asia Tenggara. Potensi pergeseran gelombang episentrum wabah korona ke kawasan Asia Tenggara bisa jadi sangat besar jika tidak dikendalikan dari sekarang.

Sebagai saran dan peringatan, baik pemerintah maupun semua elemen masyarakat Indonesia, perlu menyikapi pernyataan WHO itu dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian. Terpenting, saran dan peringatan dari WHO itu hendaknya tidak membuat masyarakat semakin takut serta juga tidak panik.

Siapa pun atau negara mana pun patut belajar dari pengalaman menyedihkan AS, Italia, serta Inggris. Akibat yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 di AS, Italia, serta Inggris benar-benar di luar perkiraan. Mengacu pada angka kematian yang begitu besar, semua negara memang patut mencermati penyebab yang melatarbelakangi besarnya jumlah korban jiwa di tiga negara itu.

Pada pekan kedua April 2020 misalnya, data penghitungan korban virus korona di Universitas Johns Hopkins (JHU) melaporkan 2.108 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir di wilayah AS. Hari itu total korban meninggal di negara tersebut mencapai 18.586 orang. Pada hari yang sama, jumlah kematian terbaru akibat wabah virus korona di Inggris bertambah 917 menjadi 9.875 orang. Sementara jumlah kematian di Italia akibat virus korona sudah mencapai 10.779 orang.

Berdasarkan gambaran dari tiga negara itu, saran dan peringatan dari WHO memang patut disikapi, termasuk oleh Indonesia. Secara tidak langsung, pemerintah dan semua elemen masyarakat didorong untuk bertekad melindungi negara ini dari kemungkinan menjadi episentrum Covid-19. Bersama pemerintah, semua elemen masyarakat terpanggil untuk bahu membahu meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian.

Untuk itu, kerja pencegahan dan menangkal penularan wabah virus korona harus semakin diintensifkan di semua daerah hingga pelosok. Selain mendorong masyarakat untuk terus menerapkan pembatasan sosial (social distancing), bersikap dan bertindak tegas perlu dilakukan terhadap siapa saja yang menganggap remeh ancaman dari penularan Covid-19.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More