Jimly: Indonesia Diperebutkan Negara-negara yang Bersiap Perang

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 17:35 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis 29 Oktober 2020. Foto/Biro Pers Setpres
JAKARTA - Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ke Indonesia menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis 29 Oktober 2020 memunculkan pertanyaan berbagai pihak.

Kedatangan orang penting di negeri Paman Sam itu tidak pelak menimbulkan pertanyaan, ada apa di balik kunjungan tersebut?

Pakar hukum tata negara, Jimly Asshiddiqie menilai saat ini Indonesia merupakan negara yang sedang diperebutkan negara-negara yang bersiap untuk perang.

Kendati demikian, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang kini menjabat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini sebagai peluang untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara nonblok bebas dan aktif.

"Posisi Indonesia sedang diperebutkan oleh negara-negara yang sedang bersiap untuk perang dunia. Peluang untuk tegak nonblok bebas dan aktif untuk kpentingan rakyat Indonesia terbuka. Kita dukung," kata Jimly dalam laman Twitternya, @JimlyAs, Jumat (30/10/2020).( )



Pendapat Jimly pun ditanggapi netizen dengan akun @ImamJumhuri yang menilai selama ini PDIP sebagai penguasa kurang memiliki "global political thingking" yang strategis. Alhasil, saat ini terkesan mendahulukan China.

"Tokoh-tokoh bangsa harus bersikap cerdas dan tegas. Ini saat sangat menentukan. PDIP sebagai penguasa kurang memiliki global political thinking yang strategis. Tahunya selama ini yang tampak hanya pokoknya China. Nasib bangsa dan negara dipertaruhkan. Memprihatinkan," tulis @ImamJuhuri.

Jimly tidak sependapat. Menurut dia, Amerika Serikat (AS) selama ini sombong dan senang mendikte disertai aksi menekan bangsa lain dengan sanksi ekonomi .

"Tidak perlu nuduh PDIP segala, nasionalismenya sudah jelas. Tapi AS juga jangan lagi terlalu sombong. Seperti pernah disebut Menko Luhut BP, para menteri AS diajak ketemu saja susah, maunya selalu medikte, menekan dengan sangsi ekonomi dan segala macam. Makanya banyak negara jadi condong ke RRC," kata mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu ini.( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More