Kalahkan Corona Pakai Vaksin, Indonesia Jalin Komunikasi dengan Produsen

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 15:15 WIB
Foto: dok/Reuters
JAKARTA - Virus Covid-19 masih melanda dunia, ketersediaan vaksin menjadi hal yang sangat penting demi memutus rantai penyebaran virus. Hingga kini tercatat ada 39 kandidat vaksin di seluruh dunia dengan perkembangan pengujian yang berbeda.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia telah menjalin komunikasi secara intens dengan sejumlah produsen vaksin Covid-19 di 3 negara, yakni China, Inggris, dan Swiss.





"Kemenkes bersama Kemen BUMN, Kemenko Manivest, Kemenag, BPOM, MUI, dan Biofarma bertemu beberapa produsen yang sudah selesai melakukan uji klinis fase 3 dan telah digunakan di negaranya. Tujuannya untuk mencari keamanan dan kehalalan bagi penduduk Indonesia," kata Yuri dalam temu media "Update Persiapan Vaksin Covid-19 di Indonesia" yang digelar secara daring dan luring oleh Kementerian Kesehatan. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)

Hingga kini tercatat ada 39 kandidat vaksin di seluruh dunia dengan perkembangan pengujian yang berbeda. Di Indonesia, pemerintah telah mengidentifikasi dan menjajaki kerja sama dengan 4 produsen vaksin, yakni Sinovac, Sinopharm, dan CanSino dari Tiongkok, kemudian AstraZeneca dari Inggris. Dari keempat produsen tersebut, seluruhnya telah memberikan komitmen untuk mengirimkan vaksin Covid-19 bagi Indonesia.

Merujuk pada komitmen dari produsen tersebut, pemerintah mencatat sebanyak 9,1 juta vaksin akan tersedia hingga akhir 2020. Adapun kepastian mengenai waktu ketersediaannya, bergantung pada Emergency Use Authorization yang dikeluarkan oleh BPOM, serta rekomendasi kehalalan dari MUI dan Kemenag.

"Semuanya direncanakan selesai akhir Oktober, diharapkan awal November dapat kepastian terminologi manfaat dan akibat dari BPOM, serta keamanan dari aspek kehalalan dari Kemenag dan MUI," tutur Yuri.

Dia menyatakan pemerintah telah menetapkan orang-orang yang diprioritaskan untuk menerima vaksin pada tahap awal. Pertama, bagi tenaga kesehatan di RS rujukan yang memberikan perawatan bagi pasien Covid-19, tenaga kesehatan di laboratorium tempat pemeriksaan spesimen Covid-19, dan tenaga kesehatan yang melakukan contact tracing untuk menemukan kasus baru. (Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan Tulang)

Kedua, publik services yang memberikan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan seperti Satpol PP, TNI, dan Polri. Publik services yang dimaksud juga termasuk pegawai yang memberikan layanan terhadap pengguna jasa bandara, stasiun, dan pelabuhan.

Lebih lanjut, pihaknya menjabarkan bahwa tidak semua golongan usia akan menerima vaksinasi Covid-19. Ada kelompok usia yang dikecualikan, yakni kelompok usia 0-18 tahun, 60 tahun ke atas, serta orang dengan penyakit penyerta (komorbid) berat. Hal ini mengacu pada uji klinis fase 3 yang dilakukan oleh Sinovac dan CanSino bahwa vaksinasi hanya diberikan untuk kelompok usia 18-59 tahun.

Namun, seiring dengan masuknya tahap final vaksin Covid-19 , Yuri menekankan bahwa bukan berarti pandemi Covid-19 telah usai. Menurutnya, vaksin hanya melindungi dari sakit, bukan melindungi dari paparan Covid-19, terlebih nantinya proses pengadaan vaksin untuk mencapai kekebalan komunitas membutuhkan waktu yang panjang. (Lihat videonya: Diterjang Angin Puting Beliung, 109 Rumah rusak di Bekasi Utara)

"Vaksin adalah pertahanan kedua, pertahanan pertama agar kita tidak terpapar yakni dengan protokol kesehatan. Tidak benar, dengan adanya vaksin, semuanya menjadi normal, kita memulai adaptasi kebiasaan baru dengan 3W, yakni wajib memakai masker, wajib menjaga jarak, dan wajib menjaga jarak," katanya. (Iman Firmansyah)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More