Target Ganda Vaksinasi Corona: Kekebalan Kelompok dan Pemulihan
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 08:37 WIB
Kekebalan dan Pemulihan
Setelah memahami kerusakan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 sepanjang tujuh bulan terakhir, hasil dari vaksinasi Corona haruslah diupayakan produktif. Semua orang prihatin kepada mereka yang terpapar virus Corona. Namun, tidak sedikit dari mereka yang sehat juga mengalami tekanan psikis akibat penerapan ragam pembatasan sosial. Tak hanya itu, pandemi ini juga menyeret perekonomian nasional ke zona resesi. Maka, mengharapkan vaksinasi Corona berbuah produktif berarti tak sekadar mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity), melainkan juga menjadi awal dari proses pemulihan semua aspek kehidupan bersama, utamanya pemulihan ekonomi.
Karena itulah peta jalan vaksinasi Covid-19 yang dirancang pemerintah sangat layak jika diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi. Penentuan skala prioritas dalam melaksanakan vaksinasi hendaknya berpijak pada data. Karena persentase terbesar kasus Covid-19 tercatat di pulau Jawa, vaksinasi di Jawa patut diprioritaskan. Bukan semata-mata karena besaran jumlah kasus, melainkan juga karena faktor keutamaan pulau Jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Data Covid-19 di dalam negeri sudah sangat jelas menunjukan bahwa Pulau Jawa menjadi episentrum penularan. Data resmi Satgas Covid-19 menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen kasus tercatat di Jawa.Banyak klaster baru Covid-19 bermunculan di daerah industri dan pusat-pusat kegiatan bisnis, baik di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Data dan kecenderungan ini menjadi alasan yang kuat dan masuk akal untuk memrioritaskan vaksinasi di Jawa. Faktor strategis lainnya yang patut digarisbawahi adalah fakta bahwa kontribusi Pulau Jawa terhadap produk domestik bruto nasional mencapai 59%. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Jawa 5,52%, dengan kontributor utamanya Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pemulihan ekonomi butuh kepastian baru. Dan, kehadiran vaksin corona harus mampu menumbuhkan harapan dan mewujudkan kepastian baru itu. Selama berbulan-bulan berbagai upaya telah ditempuh untuk mengendalikan penularan Covid-19. Semua upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal, karena nyatanya jumlah kasus terus bertambah. Fakta ini memperpanjang ketidakpastian. Hadirnya vaksin corona menjadi satu-satunya andalan dan harapan untuk memutus rantai penularan Covid-19, sekaligus mewujudkan kepastian baru.
Menjadi sangat ideal jika vaksinasi tidak sekadar mewujudkan kekebalan kelompok. Akan sangat produktif jika vaksinasi corona juga bisa menjadi faktor pendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Untuk tujuan strategis itu, disarankan Menteri Kesehatan juga berkoordinasi dengan Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional.
Setelah memahami kerusakan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 sepanjang tujuh bulan terakhir, hasil dari vaksinasi Corona haruslah diupayakan produktif. Semua orang prihatin kepada mereka yang terpapar virus Corona. Namun, tidak sedikit dari mereka yang sehat juga mengalami tekanan psikis akibat penerapan ragam pembatasan sosial. Tak hanya itu, pandemi ini juga menyeret perekonomian nasional ke zona resesi. Maka, mengharapkan vaksinasi Corona berbuah produktif berarti tak sekadar mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity), melainkan juga menjadi awal dari proses pemulihan semua aspek kehidupan bersama, utamanya pemulihan ekonomi.
Karena itulah peta jalan vaksinasi Covid-19 yang dirancang pemerintah sangat layak jika diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi. Penentuan skala prioritas dalam melaksanakan vaksinasi hendaknya berpijak pada data. Karena persentase terbesar kasus Covid-19 tercatat di pulau Jawa, vaksinasi di Jawa patut diprioritaskan. Bukan semata-mata karena besaran jumlah kasus, melainkan juga karena faktor keutamaan pulau Jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Data Covid-19 di dalam negeri sudah sangat jelas menunjukan bahwa Pulau Jawa menjadi episentrum penularan. Data resmi Satgas Covid-19 menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen kasus tercatat di Jawa.Banyak klaster baru Covid-19 bermunculan di daerah industri dan pusat-pusat kegiatan bisnis, baik di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Data dan kecenderungan ini menjadi alasan yang kuat dan masuk akal untuk memrioritaskan vaksinasi di Jawa. Faktor strategis lainnya yang patut digarisbawahi adalah fakta bahwa kontribusi Pulau Jawa terhadap produk domestik bruto nasional mencapai 59%. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Jawa 5,52%, dengan kontributor utamanya Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pemulihan ekonomi butuh kepastian baru. Dan, kehadiran vaksin corona harus mampu menumbuhkan harapan dan mewujudkan kepastian baru itu. Selama berbulan-bulan berbagai upaya telah ditempuh untuk mengendalikan penularan Covid-19. Semua upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal, karena nyatanya jumlah kasus terus bertambah. Fakta ini memperpanjang ketidakpastian. Hadirnya vaksin corona menjadi satu-satunya andalan dan harapan untuk memutus rantai penularan Covid-19, sekaligus mewujudkan kepastian baru.
Menjadi sangat ideal jika vaksinasi tidak sekadar mewujudkan kekebalan kelompok. Akan sangat produktif jika vaksinasi corona juga bisa menjadi faktor pendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Untuk tujuan strategis itu, disarankan Menteri Kesehatan juga berkoordinasi dengan Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional.
(kri)
tulis komentar anda