Epidemiolog UI: Jaga Jarak Turunkan Risiko Penularan Covid-19 hingga 85%
Jum'at, 23 Oktober 2020 - 16:49 WIB
JAKARTA - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan mengatakan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) yang dilakukan oleh sejumlah daerah di Indonesia terbukti berhasil menurunkan angka Covid-19.
“Jadi kita bisa lihat kenapa PSBB bisa menurunkan kasus? Karena jaga jarak itu efeknya besar. Dan waktu PSBB itu jaga jarak terjadi karena orang di rumah saja,” ungkap Iwan dalam Webinar Pembahasan Proyeksi Kasus Covid-19 & Evaluasi PSBB, Jumat (23/10/2020).
(Baca: Kesadaran Jaga Jarak Masyarakat Masih Rendah)
Selain itu, kata Iwan PSBB yang dilakukan juga harus dibarengi dengan menerapkan protokol kesehatan 3M. “Bahwa menerapkan protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak yang ketat pada saat dilakukannya PSBB juga berdampak pada penurunan kurva kasus Covid-19,” katanya.
“Kemudian yang bisa dilakukan oleh masyarakat apa sebetulnya ini yang sudah digembar-gemborkan oleh pemerintah yaitu protokol kesehatan ini adalah bukti dari publikasi ilmiah yang ada tentang protokol kesehatan,” jelas Iwan.
(Baca: Kampanye Pilkada Langgar Protokol Covid-19, DPR: Bubarkan!)
Iwan mengatakan bahwa jika perilaku cuci tangan pakai sabun itu bisa menurunkan risiko penularan hingga 35%. “Kalau dari beberapa penelitian yang ada untuk Covid-19 dan untuk SARS bisa menurunkan resiko sebesar 35%. Atau kalau itu resiko tertularnya risiko relatif nya menjadi 0,65,” katanya.
“Nah, pakai masker kain, masker kain biasa yang dianjurkan itu bisa menurunkan resiko kurang lebih 45% atau hampir separuhnya lah kita bisa katakan hampir separuhnya ya atau secara risiko relatif 0,55. Jaga jarak itu bisa menurunkan resiko sebesar 85% atau secara risiko relatif itu menjadi 0,15,” jelas Iwan.
Iwan pun menegaskan bahwa dari tiga perilaku itu akan banyak dampaknya untuk menurunkan risiko terinfeksi Covid-19. “Apalagi kalau dilakukan bersama-sama tentu efeknya lebih banyak lagi, additive atau multiplicative satu dengan lainnya,” tegasnya.
“Jadi kita bisa lihat kenapa PSBB bisa menurunkan kasus? Karena jaga jarak itu efeknya besar. Dan waktu PSBB itu jaga jarak terjadi karena orang di rumah saja,” ungkap Iwan dalam Webinar Pembahasan Proyeksi Kasus Covid-19 & Evaluasi PSBB, Jumat (23/10/2020).
(Baca: Kesadaran Jaga Jarak Masyarakat Masih Rendah)
Selain itu, kata Iwan PSBB yang dilakukan juga harus dibarengi dengan menerapkan protokol kesehatan 3M. “Bahwa menerapkan protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak yang ketat pada saat dilakukannya PSBB juga berdampak pada penurunan kurva kasus Covid-19,” katanya.
“Kemudian yang bisa dilakukan oleh masyarakat apa sebetulnya ini yang sudah digembar-gemborkan oleh pemerintah yaitu protokol kesehatan ini adalah bukti dari publikasi ilmiah yang ada tentang protokol kesehatan,” jelas Iwan.
(Baca: Kampanye Pilkada Langgar Protokol Covid-19, DPR: Bubarkan!)
Iwan mengatakan bahwa jika perilaku cuci tangan pakai sabun itu bisa menurunkan risiko penularan hingga 35%. “Kalau dari beberapa penelitian yang ada untuk Covid-19 dan untuk SARS bisa menurunkan resiko sebesar 35%. Atau kalau itu resiko tertularnya risiko relatif nya menjadi 0,65,” katanya.
“Nah, pakai masker kain, masker kain biasa yang dianjurkan itu bisa menurunkan resiko kurang lebih 45% atau hampir separuhnya lah kita bisa katakan hampir separuhnya ya atau secara risiko relatif 0,55. Jaga jarak itu bisa menurunkan resiko sebesar 85% atau secara risiko relatif itu menjadi 0,15,” jelas Iwan.
Iwan pun menegaskan bahwa dari tiga perilaku itu akan banyak dampaknya untuk menurunkan risiko terinfeksi Covid-19. “Apalagi kalau dilakukan bersama-sama tentu efeknya lebih banyak lagi, additive atau multiplicative satu dengan lainnya,” tegasnya.
(muh)
tulis komentar anda