Wabah COVID-19 di Indonesia Diperkirakan Selesai Akhir Juli

Kamis, 07 Mei 2020 - 16:42 WIB
Pengamat Epidemiologi, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan provinsi yang sedikit kasus COVID-19, seperti Nusa Tenggara Barat dan Papua, bisa selesai terlebih dahulu penyebarannya. Foto/SINDOphoto
JAKARTA - Semua pihak berharap wabah COVID-19 di Indonesia segera berakhir. Sejumlah daerah di luar Jawa diprediksi selesai lebih awal dibandingkan wilayah episentrum COVID-19.

Pengamat Epidemiologi, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan provinsi yang sedikit kasus COVID-19, seperti Nusa Tenggara Barat dan Papua, bisa selesai terlebih dahulu penyebarannya. “Provinsi yang jarang bisa selesai dengan cepat. Kota Bogor bisa awal Juni selesai. Saya hitung dan teliti Depok juga kira-kira Juni. Namun, Bogor lebih cepat,” ujarnya kepada SINDOnews, Kamis (7/6/2020)

Tri Yunis menilai Kota Surabaya masih akan meningkat jumlah orang yang terpapar COVID-19. Data pada 7 Mei ini, di Kota Surabaya jumlah orang tanpa gejala (OTG) 1843, orang dalam pemantauan (ODP) 2.825, pasien dalam pengawasan (PDP) 1.354, dan positif 586 orang.



Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menyarankan dilakukan intervensi lokal bersama kabupaten sekitar agar cepat ditanggulangi. Selain itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan phsycal distancing secara ketat.

Khusus provinsi besar dengan kasus positif banyak harus terus melakukan upaya yang maksimal. Tri Yunis menilai tidak mungkin wabah COVID-19 ini selesai pada Mei ini di seluruh Indonesia. Dunia saja itu diprediksi baru berakhir pada Juni atau paling lambat Agustus.

“Indonesia, Gugus Tugas memperkirakan Juni. Buat saya itu terlalu cepat,” ucapnya.

Wabah COVID-19, menurutnya, tidak bisa dihentikan dalam waktu singkat. Ini bisa dibandingkan dengan Amerika Serikat, Spanyol, dan Italia, yang melakukan lockdown saja, itu tidak cukup dua bulan. Negeri Pam Sam sendiri sampai saat ini masih ragu-ragu untuk mencabut status lockdown.

Indonesia diprediksi akan lebih lambat karena yang diterapkan PSBB dan social distancing yang dimodifikasi. Pelaksanaannya pun tidak terlalu optimal. Warga masih bebas bergerak dan berkerumun di pemukiman atau pasar tradisional. “Perkiraan selesai akhir Juli atau Agustus kalau pemerintah serius,” ucapnya.

Sementara itu, beberapa negara mengalami gelombang kedua wabah COVID-19, seperti China dan Korea Selatan. Tri Yunis mengatakan sulit memprediksi gelombang kedua di Indonesia. Misal, virus Sars Cov-II menyebar di pemukiman kumuh itu angka positifnya akan meningkat.

“Itu susah dibedakan sedang meningkat apakah itu gelombang yang lain atau sama. Kalau dia pernah menurun, kemudian meningkat itu disebut gelombang kedua,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More