Stafsus BPIP: Penguatan Literasi, Kunci Hadapi Intoleransi
Minggu, 11 Oktober 2020 - 13:46 WIB
DENPASAR - Staf Khusus (Stafsus) Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan kunci dalam menghadapi intoleransi adalah memperkuat literasi.
Menurutnya, literasi dan kedewasaan diperlukan dalam merespons informasi yang diterima. "Menyikapi beragam informasi yang diterima Perlu sikap kedewasaan. Dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menghadapi informasi, ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," ujar Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny dalam 'Dialog Kerukunan Agama Katolik Tingkat Nasional' yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia di Bali, (11/10/2020).
Menurut Benny, Indonesia terlahir dari perbedaan, dan sudah terbiasa saling menghargai, namun mengapa tindakan intoleransi belakangan ini sering terjadi. "(Tindakan intoleransi, red) ini (terjadi) karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia dan menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahaman budaya yang kurang utuh," tambahnya.
Benny berharap, literasi diharapkan bisa menumbuhkan kembali pemahaman terhadap kultur budaya Indonesia yang beragam, dan saling hormat menghormati.
Menurutnya, langkah lain yang juga harus dilakukan dalam mencegah tindakan intoleransi adalah melakukan dialog lintas agama. "Dialog antar umat beragama harus sering dilakukan disemua penjuru negeri, untuk menjalin kerukunan," tegasnya.
Di pengujung orasinya, Benny mengutarakan, orang yang beriman dipastikan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara. "Semakin kita beriman, semakin kita Pancasilais. Semakin kita mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila itu!" tandas Benny.
Menurutnya, literasi dan kedewasaan diperlukan dalam merespons informasi yang diterima. "Menyikapi beragam informasi yang diterima Perlu sikap kedewasaan. Dalam menerima informasi, mengolah informasi, dan menghadapi informasi, ini yang harus dipelajari. Belajar memahami perbedaan juga harus ditanamkan," ujar Rohaniwan yang akrab disapa Romo Benny dalam 'Dialog Kerukunan Agama Katolik Tingkat Nasional' yang diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia di Bali, (11/10/2020).
Menurut Benny, Indonesia terlahir dari perbedaan, dan sudah terbiasa saling menghargai, namun mengapa tindakan intoleransi belakangan ini sering terjadi. "(Tindakan intoleransi, red) ini (terjadi) karena pemahaman mengenai kultur budaya Indonesia dan menghormati perbedaan mulai luntur. Ini karena pemahaman budaya yang kurang utuh," tambahnya.
Benny berharap, literasi diharapkan bisa menumbuhkan kembali pemahaman terhadap kultur budaya Indonesia yang beragam, dan saling hormat menghormati.
Menurutnya, langkah lain yang juga harus dilakukan dalam mencegah tindakan intoleransi adalah melakukan dialog lintas agama. "Dialog antar umat beragama harus sering dilakukan disemua penjuru negeri, untuk menjalin kerukunan," tegasnya.
Di pengujung orasinya, Benny mengutarakan, orang yang beriman dipastikan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara. "Semakin kita beriman, semakin kita Pancasilais. Semakin kita mengamalkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila itu!" tandas Benny.
(ars)
tulis komentar anda