Lansia Sehat, Aktif, dan Bermartabat
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 06:32 WIB
Untuk memudahkan penanganan lansia diperlukan sistem informasi kelanjutusiaan yang akurat dan tepercaya agar intervensi tepat sasaran. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah merancang studi untuk pengembangan sistem informasi lanjut usia (Silani). Tujuan dari diadakannya pilot project Silani ini adalah untuk menyediakan data kondisi lanjut usia dan rumah tangga, menyediakan data keadaan fasilitas penyediaan layanan, dasar mengembangkan kebijakan dan intervensi, serta sebagai alat monitoring dan evaluasi.
Sementara itu BKKBN juga mengembangkan sistem informasi kelanjutusiaan "GoLantang", merupakan sebuah media yang menyediakan rubrik bagi lansia dan keluarga lansia dalam mencapai lansia tangguh dan berkualitas. GoLantang juga mengintegrasikan data dari berbagai institusi pemerintah terkait lansia seperti BKKBN, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Sosial, Kementerian Kesehatan, Bappenas, BPS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan lainnya. Selain kementerian dan lembaga tersebut, penanganan lansia juga dilakukan berbagai LSM dan universitas.
Agar efektif, penanganan kelanjutusiaan idealnya dilakukan secara holistis integratif dan komprehensif. Holistis karena menggarap lansia yang terbaik berdasarkan siklus kehidupannya. Integratif agar semua program lansia menjadi fokus dan terarah serta saling melengkapi. Komprehensif karena digarap dengan memperhatikan berbagai dimensi mulai spiritual, kesehatan, psikososial, budaya hingga lingkungan. Semua pihak harus bersatu padu. Stigmatisasi terhadap lansia yang tebersit di benak setiap orang bahwa lansia adalah seseorang yang tidak berdaya harus dihilangkan.
Lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subjek dalam pembangunan. Pengalaman hidup menempatkan lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change ) di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Lansia yang "Smart" merupakan keharusan agar mampu memetik bonus demografi tahap kedua.
Meski jatuh pada 2 Oktober yang lalu, belum telat untuk mengucapkan "Selamat Hari Lansia Internasional"!
Sementara itu BKKBN juga mengembangkan sistem informasi kelanjutusiaan "GoLantang", merupakan sebuah media yang menyediakan rubrik bagi lansia dan keluarga lansia dalam mencapai lansia tangguh dan berkualitas. GoLantang juga mengintegrasikan data dari berbagai institusi pemerintah terkait lansia seperti BKKBN, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Sosial, Kementerian Kesehatan, Bappenas, BPS, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan lainnya. Selain kementerian dan lembaga tersebut, penanganan lansia juga dilakukan berbagai LSM dan universitas.
Agar efektif, penanganan kelanjutusiaan idealnya dilakukan secara holistis integratif dan komprehensif. Holistis karena menggarap lansia yang terbaik berdasarkan siklus kehidupannya. Integratif agar semua program lansia menjadi fokus dan terarah serta saling melengkapi. Komprehensif karena digarap dengan memperhatikan berbagai dimensi mulai spiritual, kesehatan, psikososial, budaya hingga lingkungan. Semua pihak harus bersatu padu. Stigmatisasi terhadap lansia yang tebersit di benak setiap orang bahwa lansia adalah seseorang yang tidak berdaya harus dihilangkan.
Lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subjek dalam pembangunan. Pengalaman hidup menempatkan lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change ) di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Lansia yang "Smart" merupakan keharusan agar mampu memetik bonus demografi tahap kedua.
Meski jatuh pada 2 Oktober yang lalu, belum telat untuk mengucapkan "Selamat Hari Lansia Internasional"!
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda