Penambahan Kasus Masih Terjadi, IDI: Covid-19 Ini Susah Ditebak
Senin, 05 Oktober 2020 - 17:05 WIB
JAKARTA - Penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air saat ini masih fluktuatif. Dimana hari ini tercatat jumlah kasus positif Covid-19 hingga 5 Oktober 2020 bertambah 3.622 kasus. Sehingga akumulasi kasus sebanyak 307.120 orang.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto mengatakan, penyebaran virus Covid-19 susah ditebak. Sehingga penambahan kasus Covid-19 fluktuatif setiap harinya. “Covid-19 ini susah ditebak,” tegas Slamet di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Update Corona: Positif 307.120 Orang, 232.593 Sembuh dan 11.253 Meninggal)
Apalagi, kata Slamet pada awal ditemukan kasus Covid-19 DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 terbanyak lalu disusul Jawa Timur. Dan kini DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi lagi. “Saya masih ingat di Maret-April, kita saat itu (kasus Covid-19) di DKI Jakarta tinggi kemudian setelah itu pindah ke Surabaya, Jawa Timur. Kita (Jakarta) merendah turun. Tapi begitu Jawa Timur sekarang mulai menurun, kita (DKI Jakarta) naik nih meledak lagi,” ungkapnya. (Baca juga: Tingkat Hunian RS Darurat Wisma Atlet Mulai Menurun)
Slamet pun mengatakan saat ini belum bisa diprediksi kapan menjadi puncak dari kasus Covid-19 di Tanah Air. “Jadi kita belum bisa memprediksi apakah ini sudah kita sudah sampai puncaknya atau sudah landai atau sudah turun. Karena memang polanya selalu berubah-ubah.”
Bahkan, kata Slamet di negara-negara lain juga masih terjadi penambahan kasus Covid-19. “Di negara-negara lain juga sama belum ada atau sebagian besar negara hari ini 0 (kasus) itu masih sangat jarang sekali. Rata-rata masih ada infeksi baru terus,” katanya.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto mengatakan, penyebaran virus Covid-19 susah ditebak. Sehingga penambahan kasus Covid-19 fluktuatif setiap harinya. “Covid-19 ini susah ditebak,” tegas Slamet di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Senin (5/10/2020). (Baca juga: Update Corona: Positif 307.120 Orang, 232.593 Sembuh dan 11.253 Meninggal)
Apalagi, kata Slamet pada awal ditemukan kasus Covid-19 DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus Covid-19 terbanyak lalu disusul Jawa Timur. Dan kini DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus tertinggi lagi. “Saya masih ingat di Maret-April, kita saat itu (kasus Covid-19) di DKI Jakarta tinggi kemudian setelah itu pindah ke Surabaya, Jawa Timur. Kita (Jakarta) merendah turun. Tapi begitu Jawa Timur sekarang mulai menurun, kita (DKI Jakarta) naik nih meledak lagi,” ungkapnya. (Baca juga: Tingkat Hunian RS Darurat Wisma Atlet Mulai Menurun)
Slamet pun mengatakan saat ini belum bisa diprediksi kapan menjadi puncak dari kasus Covid-19 di Tanah Air. “Jadi kita belum bisa memprediksi apakah ini sudah kita sudah sampai puncaknya atau sudah landai atau sudah turun. Karena memang polanya selalu berubah-ubah.”
Bahkan, kata Slamet di negara-negara lain juga masih terjadi penambahan kasus Covid-19. “Di negara-negara lain juga sama belum ada atau sebagian besar negara hari ini 0 (kasus) itu masih sangat jarang sekali. Rata-rata masih ada infeksi baru terus,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda