Hotel Isolasi Dibuka, Beban Tenaga Kesehatan di RS Wisma Atlet Berkurang
Senin, 05 Oktober 2020 - 16:55 WIB
JAKARTA - Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada peningkatan pada kasus orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 . Untuk menanganinya, pemerintah telah menyiapkan sarana prasarana dan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyiapkan fasilitas isolasi secara mandiri . Ada beberapa hotel baik di Ibu Kota maupun luar daerah yang digunakan untuk fasilitas isolasi mandiri.
Lalu, bagaimana pengaruhnya pembukaan hotel-hotel untuk isolasi mandiri COVID-19 terhadap tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet yang selama ini digunakan untuk isolasi pasien COVID-19, terutama di DKI Jakarta?
Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono mengatakan bahwa pembukaan hotel isolasi mandiri merupakan bentuk kolaborasi dalam penanganan COVID-19. "Yang paling penting justru pertama ini tentunya sesuai dengan Ulang Tahun TNI saat ini Sinergi untuk Negeri, ya saya kira inilah suatu sinergitas dari penanganan COVID ya," katanya di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Senin (5/10/2020). ( )
"Yang tadinya kan kita siapkan untuk flat isolasi mandiri di Wisma Atlet yang paling banyak di sana. Kemudian saat ini sudah mulai disiapkan dari isolasi mandiri di hotel-hotel ya, baik bintang 2 maupun sampai bintang 3 yang disiapkan oleh pemerintah. Inilah bentuk dari suatu sinergitas saya kira yang paling penting," ujarnya.
Tugas mengatakan bahwa dengan dibukanya hotel isolasi mandiri COVID-19, maka tingkat hunian di RS Wisma Atlet juga mengalami penurunan. "Dan kalau melihat pengaruhnya tentunya, ya tentunya kalau tadinya isolasi mandiri itu langsung masuk ke flat isolasi mandiri di Kemayoran di Wisma Atlet, sekarang mungkin juga ada sebagian yang masuk ke hotel-hotel, tentunya ini ada suatu pengurangan jumlah yang sangat mungkin, yang sangat mungkin," katanya.
Selain itu, kata Tugas, dengan dibukanya hotel isolasi mandiri, maka akan mengurangi beban para tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet. "Dan ini yang paling penting justru ini akan memberikan pemerataan dalam konteks katakanlah di Wisma Atlet kalau 90% bahkan sampai mungkin 95% dan seterusnya, ini akan memberikan suatu beban pada tenaga kesehatan dan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dan dengan jumlah yang menurun tentunya ini akan memberikan suatu apa namanya beban turun," katanya. ( )
Dengan beban berkurang, maka ini menjadi gambaran perlindungan kepada para tenaga kesehatan. "Dan inilah suatu gambaran perlindungan juga terhadap para tenaga kesehatan. Ini suatu sinergi, suatu upaya pemerintah bersatu padu dari komponen semuanya baik itu TNI, Polri kemudian dokter dari TNI, dokter dari sipil, kemudian masyarakat, pemerintah, semua tokoh yang bergabung dan memberikan pelayanan secara sinergi inilah yang sangat baik untuk melakukan penanganan COVID-19 ini," katanya.
Lalu, bagaimana pengaruhnya pembukaan hotel-hotel untuk isolasi mandiri COVID-19 terhadap tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet yang selama ini digunakan untuk isolasi pasien COVID-19, terutama di DKI Jakarta?
Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19, Mayjen TNI dr Tugas Ratmono mengatakan bahwa pembukaan hotel isolasi mandiri merupakan bentuk kolaborasi dalam penanganan COVID-19. "Yang paling penting justru pertama ini tentunya sesuai dengan Ulang Tahun TNI saat ini Sinergi untuk Negeri, ya saya kira inilah suatu sinergitas dari penanganan COVID ya," katanya di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB Jakarta, Senin (5/10/2020). ( )
"Yang tadinya kan kita siapkan untuk flat isolasi mandiri di Wisma Atlet yang paling banyak di sana. Kemudian saat ini sudah mulai disiapkan dari isolasi mandiri di hotel-hotel ya, baik bintang 2 maupun sampai bintang 3 yang disiapkan oleh pemerintah. Inilah bentuk dari suatu sinergitas saya kira yang paling penting," ujarnya.
Tugas mengatakan bahwa dengan dibukanya hotel isolasi mandiri COVID-19, maka tingkat hunian di RS Wisma Atlet juga mengalami penurunan. "Dan kalau melihat pengaruhnya tentunya, ya tentunya kalau tadinya isolasi mandiri itu langsung masuk ke flat isolasi mandiri di Kemayoran di Wisma Atlet, sekarang mungkin juga ada sebagian yang masuk ke hotel-hotel, tentunya ini ada suatu pengurangan jumlah yang sangat mungkin, yang sangat mungkin," katanya.
Selain itu, kata Tugas, dengan dibukanya hotel isolasi mandiri, maka akan mengurangi beban para tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet. "Dan ini yang paling penting justru ini akan memberikan pemerataan dalam konteks katakanlah di Wisma Atlet kalau 90% bahkan sampai mungkin 95% dan seterusnya, ini akan memberikan suatu beban pada tenaga kesehatan dan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Dan dengan jumlah yang menurun tentunya ini akan memberikan suatu apa namanya beban turun," katanya. ( )
Dengan beban berkurang, maka ini menjadi gambaran perlindungan kepada para tenaga kesehatan. "Dan inilah suatu gambaran perlindungan juga terhadap para tenaga kesehatan. Ini suatu sinergi, suatu upaya pemerintah bersatu padu dari komponen semuanya baik itu TNI, Polri kemudian dokter dari TNI, dokter dari sipil, kemudian masyarakat, pemerintah, semua tokoh yang bergabung dan memberikan pelayanan secara sinergi inilah yang sangat baik untuk melakukan penanganan COVID-19 ini," katanya.
(abd)
tulis komentar anda