Ciptakan Kondisi Gembira Mengajarkan Pelajaran Sekolah pada Anak
Minggu, 04 Oktober 2020 - 22:39 WIB
JAKARTA - Belajar di masa pademi ini diharapkan orang tua untuk bersabar jika mengajarkan pelajaran sekolah. Sehingga anak-anak akan merasa gembira. Hal ini diserukan Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi (Kak Seto).
"Kami mengajak para orangtua untuk memastikan anak-anaknya bergembira di tengah pandemi Covid-19,"tuturnya.
Dia mengingatkan, sistem pembelajaran daring jangan malah berubah menjadi darah tinggi alias darting, yang mengakibatkan anak menjadi stres di rumah.
"Pokoknya daring jangan jadi darting," ujar Kak Seto dalam acara BNPB bertajuk 'Mengajak Anak-Anak Bergembira saat Pandemi', Minggu (4/10/2020).
Kak Seto menerangkan, selama ini banyak orangtua yang mengeluhkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), karena kurikulum pembelajaran yang dinilai dipaksakan. Dia lantas mengajak para orangtua untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah, melalui komite sekolah untuk menyelesaikan persoalan PJJ tersebut.
"Ini belajar di rumah berbeda sama di kelas. Kami sudah minta kurikulum, kurikulum darurat saja atau kurikulum adaptif," jelas dia.
Menurut Kak Seto, orangtua sebaiknya memberikan pembelajaran dengan cara berdiskusi kepada anak, dengan tak melulu menatap layar handphone atau laptop di rumah.
"Pendekatan psikologis harus dilakukan baik itu secara individual yang disesuaikan dengan bakat anak. Mungkin dengan bernyanyi bagi anak yang hobi bernyanyi," imbuhnya.
"Kami mengajak para orangtua untuk memastikan anak-anaknya bergembira di tengah pandemi Covid-19,"tuturnya.
Dia mengingatkan, sistem pembelajaran daring jangan malah berubah menjadi darah tinggi alias darting, yang mengakibatkan anak menjadi stres di rumah.
"Pokoknya daring jangan jadi darting," ujar Kak Seto dalam acara BNPB bertajuk 'Mengajak Anak-Anak Bergembira saat Pandemi', Minggu (4/10/2020).
Kak Seto menerangkan, selama ini banyak orangtua yang mengeluhkan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), karena kurikulum pembelajaran yang dinilai dipaksakan. Dia lantas mengajak para orangtua untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah, melalui komite sekolah untuk menyelesaikan persoalan PJJ tersebut.
"Ini belajar di rumah berbeda sama di kelas. Kami sudah minta kurikulum, kurikulum darurat saja atau kurikulum adaptif," jelas dia.
Menurut Kak Seto, orangtua sebaiknya memberikan pembelajaran dengan cara berdiskusi kepada anak, dengan tak melulu menatap layar handphone atau laptop di rumah.
"Pendekatan psikologis harus dilakukan baik itu secara individual yang disesuaikan dengan bakat anak. Mungkin dengan bernyanyi bagi anak yang hobi bernyanyi," imbuhnya.
(srf)
tulis komentar anda