Fraksi PKS Sebut Film G30S Cara Bangsa Menolak Lupa Kekejaman PKI
Selasa, 29 September 2020 - 12:52 WIB
JAKARTA - Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengapresiasi sejumlah stasiun televisi yang memutar kembali film pengkhianatan G30S/PKI. Hal ini dinilai sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran sejarah dalam mengokohkan nasionalisme bangsa, sekaligus menolak lupa kekejaman PKI.
(Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli Zon Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
Namun kata Jazuli, di masa pandemi saat ini diharapkan masyarakat cukup menonton di rumah masing-masing. Menurut Anggota Komisi I DPR ini G 30 S/PKI merupakan peristiwa kelam dalam sejarah bangsa Indonesia dalam mempertahankan dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
(Baca juga: Acara KAMI Dihalangi Massa, Politikus PAN: Itu Tindakan Represif)
"Kekejaman PKI nyata dan tidak terbantahkan, baik pada peristiwa 1948 maupun 1965, terlalu banyak saksi sejarah yang dapat menceritakan secara terang benderang," kata Jazuli, Selasa (29/9/2020).
Jazuli mengungkapkan, mereka membunuh para ulama, santri, pejuang, hingga pucuk pimpinan/para jenderal TNI yang berjasa besar bagi republik ini. Lebih dari itu, yang patut dicatat PKI melancarkan propaganda adu domba dan pecah belah diantara anak bangsa yang itu merupakan ajaran doktrin komunis dalam mencapai tujuannya.
"Film G 30 S/PKI penting sebagai pengingat agar kita tidak lupa kekejaman PKI di masa lalu. Agar kita selalu waspada strategi adu domba dan pecah belah di antara anak bangsa ala komunis yang bisa saja mucul dan berkembang baik sekarang maupun di masa datang," tegasnya.
Anggota DPR Dapil Banten ini menekankan, agar sebagai sebuah bangsa jangan sampai masuk perangkap adu domba dan pecah belah seperti kelakuan PKI. Sebaliknya kita makin kokoh dalam persatuan dan kesatuan karena terbukti seluruh propaganda PKI gagal total karena sikap tersebut.
"Silakan tonton bersama keluarga di rumah film pengkhianatan G30S/PKI. Dampingi putra putri kita, ajarkan sejarah yang benar tentang kejamnya PKI, tentang ajaran komunisme yang menyimpangi karakter dan jati diri bangsa yang berketuhanan, serta tanamkan pentingnya kesadaran untuk menjaga ideologi Pancasila dan UUD 1945 dengan mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Jazuli.
(Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli Zon Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
Namun kata Jazuli, di masa pandemi saat ini diharapkan masyarakat cukup menonton di rumah masing-masing. Menurut Anggota Komisi I DPR ini G 30 S/PKI merupakan peristiwa kelam dalam sejarah bangsa Indonesia dalam mempertahankan dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
(Baca juga: Acara KAMI Dihalangi Massa, Politikus PAN: Itu Tindakan Represif)
"Kekejaman PKI nyata dan tidak terbantahkan, baik pada peristiwa 1948 maupun 1965, terlalu banyak saksi sejarah yang dapat menceritakan secara terang benderang," kata Jazuli, Selasa (29/9/2020).
Jazuli mengungkapkan, mereka membunuh para ulama, santri, pejuang, hingga pucuk pimpinan/para jenderal TNI yang berjasa besar bagi republik ini. Lebih dari itu, yang patut dicatat PKI melancarkan propaganda adu domba dan pecah belah diantara anak bangsa yang itu merupakan ajaran doktrin komunis dalam mencapai tujuannya.
"Film G 30 S/PKI penting sebagai pengingat agar kita tidak lupa kekejaman PKI di masa lalu. Agar kita selalu waspada strategi adu domba dan pecah belah di antara anak bangsa ala komunis yang bisa saja mucul dan berkembang baik sekarang maupun di masa datang," tegasnya.
Anggota DPR Dapil Banten ini menekankan, agar sebagai sebuah bangsa jangan sampai masuk perangkap adu domba dan pecah belah seperti kelakuan PKI. Sebaliknya kita makin kokoh dalam persatuan dan kesatuan karena terbukti seluruh propaganda PKI gagal total karena sikap tersebut.
"Silakan tonton bersama keluarga di rumah film pengkhianatan G30S/PKI. Dampingi putra putri kita, ajarkan sejarah yang benar tentang kejamnya PKI, tentang ajaran komunisme yang menyimpangi karakter dan jati diri bangsa yang berketuhanan, serta tanamkan pentingnya kesadaran untuk menjaga ideologi Pancasila dan UUD 1945 dengan mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa," pungkas Jazuli.
(maf)
tulis komentar anda