Memperkuat Pemakaian Kontrasepsi, Menjaga Bonus Demografi

Selasa, 29 September 2020 - 06:36 WIB
Penguatan pemakaian kontrasepsi juga untuk mengurangi sekitar 8-9 juta peserta KB putus pakai agar perjuangan yang luar biasa dalam mendapatkan peserta KB baru tidak seperti tambal sulam saja. Upaya ini dimaksudkan agar angka prevalensi kontrasepsi tidak mengalami stagnan seperti yang terjadi sebelumnya. Tingginya angka putus pakai bisa mencerminkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi rendah. Upaya mengurangi putus pakai dan melayani unmet need juga untuk mengerem terjadinya kehamilan terutama KTD dan kemungkinan "baby boom". Meskipun situasi sulit karena pandemi, pelayanan KB diharapkan tetap mengedepankan pendekatan berbasis hak (right based approach) untuk menjamin pemakai kontrasepsi lebih nyaman, aman, dan tanpa diskriminatif.

Dalam masa pandemi perlu diwaspadai meningkatnya intensitas hubungan suami istri yang diduga bisa memicu angka KTD. Apalagi saat ini jumlah penggunaan KB menurun. Kasus pernikahan dini juga perlu dihindari dengan memberikan edukasi kesehatan reproduksi yang komprehensif bagi para remaja. Para petugas KB harus rajin "mengintip" para wanita yang hamil, mereka harus mampu menjaga kehamilannya dengan baik supaya melahirkan dengan aman dan selamat. Mereka harus diberikan konseling yang intens sehingga selesai melahirkan bisa dilakukan pemasangan alat kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Penguatan KB setelah persalinan ini mempunyai potensi penting mengingat jumlah ibu melahirkan sekitar empat sampai lima juta setiap tahunnya.

Penguatan program KB dan menjaga keberlangsungannya merupakan sebuah misi dengan pertaruhan besar, dan seyogianya mendapat dukungan semua pihak. Program KB seharusnya tidak dimaknai hanya berperan sebagai pengendali pertumbuhan penduduk, tetapi juga telah berkontribusi dalam menunjang pembangunan Indonesia. Para PUS yang tekun ber-KB sesungguhnya merupakan pahlawan pembangunan karena dari ketekunannya telah mampu mengubah struktur dan komposisi penduduk sehingga tercipta bonus demografi. Kondisi ini merupakan kesempatan besar menggerakkan pertumbuhan ekonomi karena didukung kelompok usia produktif yang besar. Sudah barang tentu melalui ber-KB sesungguhnya juga menjaga kesehatan reproduksi yang merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi perempuan.

Jika program KB mampu menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi dan menjaga fertilitas sekitar dua anak per wanita (replacement level) dalam waktu yang lama, maka era bonus demografi bisa dipertahankan dalam waktu lebih lama. Jadi, bisa dikatakan bahwa pemakai kontrasepsi yang setia adalah penjaga gawang bonus demografi. Kalau pandemi Covid-19 cepat berlalu, pelaksanaan program KB tidak terganggu. Semoga!
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ras)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More